Apa itu Bencana Hidrometeorologi? Banjir dan Longsor yang Marak di Kota Sukabumi

Rabu 07 Desember 2022, 12:15 WIB
Catatan Kejadian Bencana Hidrometeorologi Kota Sukabumi Januari-Oktober 2022 | Foto : via bpbd.sukabumikota.go.id

Catatan Kejadian Bencana Hidrometeorologi Kota Sukabumi Januari-Oktober 2022 | Foto : via bpbd.sukabumikota.go.id

SUKABUMIUPDATE.com - Bencana Hidrometeorologi Basah yaitu Banjir dan Longsor mendominasi peristiwa yang terjadi di Indonesia.

Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto menyebut hingga November 2022 persentase Bencana Hidrometeorologi mencapai 95 persen.

Di Kota Sukabumi sendiri, Bencana Hidrometeorologi banjir dan longsor kini terus menerus diberitakan.

Lantas, Apa Itu Bencana Hidrometeorologi Yang Marak di Kota Sukabumi?

Baca Juga: Dampak Hujan Deras, 15 Titik Bencana di Kota Sukabumi: Banjir hingga Longsor

Mengutip laman iklim.bmkg.go.id, Hidrometeorologi diartikan sebagai fenomena bencana alam atau proses kerusakan atmosfer (meteorologi), air (hidrologi), atau lautan (oseanografi).

Bencana Hidrometeorologi menyebabkan nyawa melayang, cedera atau dampak kesehatan lain, hilangnya mata pencaharian, gangguan sosial dan ekonomi serta kerusakan harta benda dan lingkungan.

Seperti yang telah disebut sebelumnya, contoh Bencana Hidrometeorologi yaitu Banjir, Longsor, Curan Hujan Ekstrem, Angin Kencang, Puting Beliung, Kekeringan, Kebakaran Hutan dan Lahan, serta Kualitas Udara yang Buruk.

Baca Juga: Apa Itu Musim Kemarau Basah, Sering Terjadi Cuaca Ekstrem hingga Kekeringan

Bagaimana Situasi Bencana Hidrometeorologi di Kota Sukabumi?

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi menerangkan cuaca dan hujan yang makin intens di musim penghujan memicu Bencana Hidrometeorologi Cuek Balong (Cuaca Ekstrem, Banjir Longsor).

Catatan BPBD tentang kejadian Bencana sejak Januari hingga 31 Oktober 2022 tertuang dalam Sistem Informasi Elektronik Data Bencana (SiEdan). Secara agregat, data tersebut menunjukkan ada 166 kali kejadian yang tersebar di 7 (tujuh) Kecamatan. Kerugian akibat Bencana Alam di Kota Sukabumi ini ditaksir mencapai Rp. 10.915.495.000.

Selain itu, dari 945 KK terdampak dengan luas area 67,14 Ha, rincian kerugian yang dialami warga meliputi 25 (dua puluh lima) orang Mengungsi, 2 (dua) Orang Korban Meninggal, 7 (tujuh) orang Luka Ringan, 821 Unit Bangunan Rusak, 56 Unit Rusak Berat, 192 Unit Rusak Sedang dan 573 Unit Rusak Ringan.

Adapun Bencana Hidrometeorologi di Kota Sukabumi berdasarkan jenis kejadian, frekuensi, taksiran nilai kerugian (Rp) dan area berdampak (M2), meliputi:

1. Tanah Longsor 55 kali, dengan taksiran kerugian mencapai Rp. 3.354.525.000 dan perkiraan luas area terdampak 6.537 M2;
2. Cuaca Ekstrem 41 kali, dengan taksiran kerugian mencapai Rp. 754.150.000 dan perkiraan luas area terdampak 1.772 M2;
3. Banjir 34 kali, dengan taksiran kerugian mencapai Rp. 5.266.220.000 dan perkiraan luas area terdampak 57.200 M2;
4. Kebakaran 31 kali, dengan taksiran kerugian mencapai Rp. 1.517.600.000 dan perkiraan luas area terdampak 1.402 M2;
5. Puting Beliung 2 kali, dengan taksiran kerugian mencapai Rp. 16.000.000 dan perkiraan luas area terdampak 190 M2;
6. Gempa 3 kali, dengan sebaran di 7 (tujuh) Kecamatan, dengan taksiran kerugian mencapai Rp. 7.000.000 dan perkiraan luas area terdampak 40 M2.

Ke enam jenis bencana di Kota Sukabumi tersebut masuk ke dalam jenis Bencana Hidrometeorologi.

Baca Juga: Banjir Hingga Longsor, Mencatat Riwayat Bencana Alam di Kota Sukabumi

Sementara berdasarkan wilayahnya, Peringkat Pertama Sebaran Kejadian Bencana Hidrometeorologi tertinggi berada di Kecamatan Cikole, total 31 kali dan nilai kerugian sebesar Rp. 2.321.750.000, dengan luas area terdampak mencapai 9.605 M2.
Termasuk Cikole, 7 Peringkat Sebaran Bencana Hidrometeorologi Kota Sukabumi, diantaranya:

1. Cikole 31 kali, dengan nilai kerugian mencapai Rp. 2.321.750.000, dengan perkiraan luas area terdampak mencapai 9.605 M2;
2. Lembursitu 29 kali, dengan nilai kerugian mencapai Rp. 1.010.900.000 dengan perkiraan luas area terdampak mencapai 5.872 M2;
3. Baros 26 kali, dengan nilai kerugian mencapai Rp. 3.065.125.000 dengan perkiraan luas area terdampak mencapai 27.904 M2;
4. Warudoyong 23 kali, dengan nilai kerugian mencapai Rp. 893.250.000 dengan prakiraan luas area terdampak mencapai 4.865 M2;
5. Cibeureum 20 kali, dengan nilai kerugian mencapai Rp. 2.547.920.000 dengan perkiraan luas area terdampak mencapai 15.937 M2;
6. Citamiang 17 kali, dengan nilai kerugian mencapai Rp. 543.200.000 dengan perkiraan luas area terdampak mencapai 1.048 M2;
7. Gunung Puyuh 17 kali, dengan nilai kerugian mencapai Rp. 526.350.000 dengan perkiraan luas area terdampak mencapai 1.870 M2;
8. Gempa Bumi yang dirasakan oleh seluruh wilayah kecamatan sebanyak 3 kali.

Baca Juga: Tegaskan Bencana Bukanlah Azab, MUI Jabar Minta Masyarakat Tak Beropini

Apa Penyebab Bencana Hidrometeorologi?

Laboratorium Pengelolaan DAS Fakultas Kehutanan UGM menulis dalam laman resminya konservasidas.fkt.ugm.ac.id, Pulau Jawa merupakan wilayah dengan tingkat pembangunan yang tinggi sehingga frekuensi kejadian banjir dan longsornya juga tergolong sangat tinggi.

Banjir dan longsor tidak selalu disebabkan oleh frekuensi curah hujan yang tinggi, tetapi bergantung pada kondisi lingkungannya.

Intensitas kenaikan bencana alam diakibatkan oleh daya dukung lingkungan yang semakin lemah hingga penyalahgunaan lahan yang turut menyebabkan kerusakan ekologi secara masif.

Baca Juga: Ada 22 Titik Bencana, Pemkot Sukabumi Upayakan Percepatan Perbaikan Kerusakan

Kawasan hulu seharusnya menjadi zona lindung, resapan air, dan penyangga sistem hidrologi, justru berubah menjadi pertanian, perkebunan, pertambangan, dan permukiman. Perubahan terakumulasi dan memunculkan lahan kritis dan tersebar di wilayah-wilayah dengan kepadatan penduduk tinggi seperti di Pulau Jawa.

Manusia turut andil dalam Bencana Hidrometeorologi akibat perilaku pemanfaatan lahan tanpa memperhatikan fungsi kawasan, daya dukung dan daya tampung dalam Daerah Aliran Sungai (DAS).

AKtivitas tersebut menambah laju jumlah DAS kritis di Indonesia telah terbukti secara linier dengan peningkatan jumlah kejadian bencana hidrometeorologi.

Sumber: berbagai sumber.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini
Sukabumi18 Januari 2025, 17:34 WIB

Terdampak Gempa Magnitudo 4,3, Tembok Rumah Warga Ambruk Di Loji Sukabumi

Satu unit rumah warga di Kampung Babakan, RT 014/RW 010, Desa Loji, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, mengalami kerusakan akibat gempa bumi yang terjadi pada Sabtu (18/1/2025).
Tembok rumah warga ambruk di Loji Sukabumi, akibat diguncang gempa magnitudo 4,3  | Foto : Ilyas
Sukabumi18 Januari 2025, 17:07 WIB

Longsor Gerus Rumpun Bambu, Satu Rumah Warga Di Benda Sukabumi Terdampak

Longsor terjadi di Kampung Bangkongreang RT 1/4, Desa Benda, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, pada Sabtu (18/1/2025) sekitar pukul 05.00 WIB
Longsor timpa teras rumah warga di Benda Cicurug Sukabumi | Foto : P2BK Cicurug
Musik18 Januari 2025, 17:00 WIB

Lirik Lagu ‘Mengapa Harus Shin Tae Yong’ - Icha Yolanda dan Om Nirwana

Lagu ‘Mengapa Harus Shin Tae Yong’ yang dipopulerkan Icha Yolanda dan Om Nirwana kini sedang viral.
Lagu ‘Mengapa Harus Shin Tae Yong’ yang dipopulerkan Icha Yolanda dan Om Nirwana kini sedang viral. (Sumber : Screenshot YouTube/ iYon Nirwana).
Bola18 Januari 2025, 16:00 WIB

Prediksi Madura United vs Barito Putera: Duel Dua Tim Papan Bawah!

Madura United akan menjamu Barito Putera dalam lanjutan Liga 1 2024/2025 pekan ke-19 malam ini.
Madura United akan menjamu Barito Putera dalam lanjutan Liga 1 2024/2025 pekan ke-19 malam ini. (Sumber : Instagram).
Sukabumi18 Januari 2025, 15:45 WIB

Buruh dan Pelajar Collab Edarkan Hexymer-Tramadol di Sukabumi, Ditangkap saat Transaksi

Barang bukti yang disita adalah empat paket hexymer dan lima setrip tramadol.
Kedua terduga pelaku kasus obat keras terbatas yang ditangkap di Kecamatan Sagaranten, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (18/1/2025). | Foto: Polsek Sagaranten
Sukabumi18 Januari 2025, 15:23 WIB

Lindas Material Longsor, Truk Terguling di Jalan Nasional di Simpenan Sukabumi

Longsor ini sempat menutup Jalan Nasional Bagbagan-Kiara Dua.
Truk terguling di Jalan Nasional Bagbagan-Kiara Dua, tepatnya di Kampung Cisarakan, Desa Loji, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (18/1/2025). | Foto: Istimewa
Inspirasi18 Januari 2025, 15:00 WIB

Lowongan Kerja Sukabumi Sebagai Cook Sushi, Cek Kualifikasinya Disini!

Apabila kamu tertarik dengan lowongan kerja ini, segera daftarkan diri sekarang juga!
Ilustrasi - Lowongan Kerja Sukabumi Sebagai Cook Sushi, Cek Kualifikasinya Disini! (Sumber : Freepik.com/@ASphotofamily)
Sukabumi18 Januari 2025, 14:58 WIB

Pengendara Terjebak Berjam-jam, Jalan Nasional di Simpenan Sukabumi Buka Tutup Pasca Longsor

Saat ini jalan sudah dibuka, tetapi dengan sistem buka tutup.
Antrean kendaraan di Jalan Nasional Bagbagan-Kiara Dua, tepatnya di Kampung Cimapag, Desa Loji, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (18/1/2025). | Foto: Dokumen Pengendara
Sukabumi18 Januari 2025, 14:13 WIB

Pulihkan Ekosistem Pasca Bencana, Penanaman Pohon di DAS Sungai Cikaso Sukabumi

Kegiatan ini untuk mencegah bencana serupa di masa depan.
Penanaman pohon di DAS Cikaso, Desa Cibadak dan Desa Pabuaran, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Sukabumi. | Foto: Dokumentasi Panitia
Food & Travel18 Januari 2025, 14:00 WIB

Menikmati Deburan Ombak di Pantai Karang Tawulan, Wisata Eksotis Mirip Tanah Lot di Tasikmalaya

Tersembunyi di wilayah selatan kabupaten, pantai Karang Tawulan menawarkan keindahan alam yang masih asri dan jauh dari hiruk pikuk kota.
Pantai Karang Tawulan adalah sebuah destinasi wisata pantai yang menarik di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. (Sumber : Instagram/@riskardr/@dadanwardana99).