Pakar UI Sebut Galon yang Dipakai Berulang Memudahkan Migrasi BPA ke Air

Selasa 06 Desember 2022, 17:50 WIB
Ilustrasi galon. Penggunaan galon berulang-ulang memudahkan migrasi bahan kimia berbahaya Bisphenol A (BPA) dari galon ke dalam air mineral. | Foto: narong 27/freepik

Ilustrasi galon. Penggunaan galon berulang-ulang memudahkan migrasi bahan kimia berbahaya Bisphenol A (BPA) dari galon ke dalam air mineral. | Foto: narong 27/freepik

SUKABUMIUPDATE.com - Penggunaan galon berulang-ulang memudahkan migrasi bahan kimia berbahaya Bisphenol A (BPA) dari galon ke dalam air mineral. Terkait hal ini, pakar dari Universitas Indonesia (UI) meminta masyarakat lebih cermat dan peduli pada kemasan galon agar tetap dalam batas aman.

pakar polimer dan material dari Departemen Teknik Metalurgi dan Material Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Prof. Mochamad Chalid memaparkan suhu dan waktu menjadi kunci terhadap pelepasan senyawa BPA dari galon polikarbonat ke air minum.

“Pelepasan BPA dapat terjadi melalui peluruhan polikarbonat dengan adanya air pada suhu dan waktu tertentu,” katanya.

Baca Juga: Danone Jelaskan Zat Kimia BPA pada Galon Isi Ulang, Kritisi Rencana Pelabelan

“Potensinya terjadi saat transportasi galon dari sistem produksi ke konsumen, dan karena galon digunakan berulang-ulang,” katanya.

Maka dari pelabelan tentang BPA menjadi penting untuk menjamin kesehatan konsumen.

Chalid menyampaikan ini saat berbicara di depan forum para pakar dan praktisi dengan tema “Expert Forum: Urgensi Pelabelan BPA pada Produk Air Minum dalam Kemasan untuk Keamanan Konsumen”, bertempat di Gedung Makara, Universitas Indonesia, Depok, 23 November 2022.

Baca Juga: Risiko BPA pada Galon Guna Ulang, BPOM: Kemandulan Hingga Kanker

Dia menyatakan masyarakat juga perlu mengambil sikap terbaik, diantaranya dengan mengenali produk kemasan yang digunakan dan menggunakannya dalam batas aman.

Mengenai besarnya sorotan media dan masyarakat pada galon BPA bekas pakai,Chalid mengatakan hal itu terjadi karena sudah ada temuan yang mengkhawatirkan berdasarkan hasil survei BPOM di lapangan.

Hal ini berbeda dengan senyawa Ethylene Glycol (EG) pada plastik kemasan sekali pakai dari jenis Polyethylene Terephthalate (PET), yang sejauh ini belum ditemukan bukti adanya peluruhan yang mencemari air minum di dalam kemasan galon PET.

Baca Juga: Mengenal Bahaya Kandungan Bisfenol-A atau BPA pada Air Galon

“Jadi wajar saja galon polikarbonat jadi prioritas [untuk dipasangi label peringatan], karena berdasarkan hasil temuan BPA yang sudah ada,” katanya.

Chalid mengatakan, masyarakat awam sebenarnya tanpa disadari sudah biasa berinteraksi dengan bahan kimia BPA ini. Karena memang penggunaannya yang meluas untuk banyak hal.

BPA adalah senyawa kimia yang tidak berwarna dan multiguna. Senyawa ini bisa digunakan sebagai bahan baku penolong (aditif) untuk pengenyal dan pengeras pada produk, seperti cat.

Baca Juga: Air Galon akan Dikenakan Label BPA, Cegah Risiko Kontaminasi Bahan Kimia Berbahaya

BPA juga digunakan sebagai bahan baku utama pada pelapis dalam kemasan kaleng untuk minuman atau makanan, dan pada pelapis kertas termal.

BPA pun biasa digunakan sebagai bahan baku utama pembuatan bijih polikarbonat (PC), sebagai bahan baku untuk berbagai produk jadi seperti kemasan galon air minum, kaca helm, kaca partisi dan atap bening,” kata Chalid.

Berkaitan dengan kemasan pangan, di sini pula letak persoalannya. BPA berurusan langsung dengan kesehatan manusia, karena banyak menggunakan wadah kemasan seperti galon bekas pakai dan pelapis dalam makanan atau minuman kaleng.

Baca Juga: AMSI: Buzzer Jegal BPOM Lindungi Konsumen Air Minum dari Bahaya Galon Guna Ulang

BPA bisa terlepas karena peluruhan polikarbonat ke dalam air akibat suhu pada waktu tertentu,” kata Chalid.

Chalid memaparkan lebih jauh, potensi mudahnya pelepasan BPA bisa terjadi pada banyak tahap pemrosesan kemasan galon air minum. “BPA bisa terlepas karena suhu pada saat tahapan produksi,” katanya.

Hal lain yang juga sangat berpotensi meluruhkan BPA dari galon polikarbonat dan mencemari air di dalamnya adalah pada saat, “Transportasi galon air minum dari sistem produksi hingga ke tangan konsumen,” kata Chalid.

“Tahapan ini pula yang memberikan potensi masalah dari terlepasnya BPA karena terjadi peluruhan di dalam galon guna ulang polikarbonat,” katanya.

Tak kalah pentingnya yang menjadi salah satu faktor terlepasnya BPA di dalam galon adalah penggunaan galon bekas pakai polikarbonat yang dilakukan berulang-ulang.

“Potensi masalah terbesar pelepasan BPA di dalam galon itu adalah pada berapa kali galon tersebut digunakan secara berulang oleh konsumen,” kata Chalid.

Sebagaimana diketahui, konsumen lazimnya membeli galon pertama kali dengan deposit, kemudian melakukan pembelian seterusnya galon bekas pakai yang sudah diisi kembali dengan harga yang lebih murah dari pembelian pertama. Pembelian galon bekas pakai yang diisi kembali ini dilakukan berulang secara terus menerus untuk konsumsi rutin harian.

Faktor lain yang berpotensi menyebabkan terjadinya pelepasan BPA adalah, “Penggunaan limbah PC sebagai campuran bahan baku pada produksi berikutnya,” katanya.

Faktor-faktor itulah menurut Chalid yang antara lain menyebabkan pelabelan galon BPA menjadi penting.

Untuk mencegah dampak negatif BPA secara meluas, Chalid mendorong semua pihak agar bersinergi dan berorientasi pada jaminan kesehatan konsumen, baik yang bersifat preventif maupun kuratif. “Harus ada sinergi antara pemerintah, produsen, masyarakat dalam hal ini konsumen dan LSM, akademisi dan peneliti,” katanya.

“Implementasi pelabelan (galon guna ulang) harus dilakukan dengan keterpaduan semua pihak terkait,” katanya.

Meski demikian, Chalid juga mengimbau agar masyarakat mau lebih cermat dan peduli dengan galon guna ulang yang mereka beli rutin. Kepedulian masyarakat dibutuhkan agar mereka lebih paham produk yang dibeli untuk menciptakan rasa aman.

Urgensi pelabelan senyawa BPA pada kemasan pangan di Indonesia semakin tinggi,seiring meningkatnya ketergantungan masyarakat pada air kemasan.

Studi mutakhir kesehatan air minum rumah tangga oleh Kementerian Kesehatan menyebut empat dari sepuluh rumah tangga di Indonesia sehari-harinya mengkonsumsi air kemasan, baik itu berupa air kemasan galon maupun air kemasan botolan.

Kondisi tersebut juga didukung dengan masifnya produksi air kemasan yang mencapai 30 miliar liter per tahun 2022, dengan total penjualan total sebesar Rp 48 triliun.

Berdasarkan data statistik industri, terdapat 1,176 miliar galon yang beredar di pasar setiap tahun. Dari jumlah tersebut, kemasan galon berbasis plastik polikarbonat mencakup lebih dari 80%. Selebihnya merupakan galon berbasis plastik dari jenis PET.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkait
Berita Terkini
Bola22 November 2024, 12:00 WIB

Prediksi Persebaya Surabaya vs Persija Jakarta di Liga 1: H2H, Susunan Pemain dan Skor

Persebeya vs Persija akan tersaji sore ini dalam lanjutan liga 1 pekan ke-11.
Persebeya vs Persija akan tersaji sore ini dalam lanjutan liga 1 pekan ke-11. (Sumber : X/@persebayaupdate/@Persija_Jkt).
Sukabumi22 November 2024, 11:58 WIB

Diduga Pecah Ban, Truk Muatan Pasir Masuk Jurang di Parungkuda Sukabumi

Berikut kronologi sementara kecelakaan tunggal truk muatan pasir masuk jurang di Parungkuda Sukabumi.
Kondisi truk muatan pasir yang masuk jurang di pinggir jalan raya di Parungkuda Sukabumi. (Sumber : SU/Ibnu)
Sukabumi22 November 2024, 11:51 WIB

Babi Hutan Masuk Sumur di Cidolog Sukabumi, Upaya Evakuasi Sampai Dua Jam

Warga Cidolog Sukabumi geger babi hutan masuk sumur 7 meter. Bahu membahu evakuasi hingga membutuhkan waktu dua jam.
Warga evakuasi babi hutan yang masuk ke sumur sedalam 7 meter di Cidolog Sukabumi. (Sumber : Tangkapan layar video/Istimewa)
Science22 November 2024, 11:13 WIB

14 Kecamatan di Sukabumi Waspada! BMKG Keluarkan Peringatan Potensi Banjir

BMKG memprakirakan intensitas curah hujan di sebagian besar wilayah Jawa Barat pada dasarian atau sepuluh hari ketiga November 2024 berkategori menengah hingga tinggi.
Ilustrasi. Motor terseret banjir di Gang Peda Pasar kawasan Ahmad Yani Kota Sukabumi, 5 November 2024. (Sumber: istimewa)
Sukabumi22 November 2024, 11:02 WIB

Warga Jampangtengah Sukabumi Dibacok OTK hingga Luka Parah di Kepala dan Dagu

Seorang pria di Jampangtengah Sukabumi mengalami luka parah di kepala dan dagu usai dibacok sajam oleh orang tak dikenal (OTK).
Ilustrasi. Seorang pria warga Jampangtengah Sukabumi dibacok OTK hingga luka parah. (Sumber Foto: Istockphoto/ Zoka74)
Inspirasi22 November 2024, 11:00 WIB

Sarjana dengan IPK 3,00 Cari Kerja? Cek Info Loker Jawa Barat Berikut!

Lulusan S1 masih nganggur? Berikut Info Loker Jawa Barat untuk Anda!
Ilustrasi. Karyawan Tetap. Info Loker Jawa Barat Lulusan Sarjana dengan IPK 3,00 (Sumber : Freepik/@katemangostar)
Sehat22 November 2024, 10:46 WIB

Tips Menjaga Kebugaran Tubuh di Musim Penghujan

Musim penghujan memang membawa udara sejuk dan nyaman, namun juga dapat menjadi tantangan bagi kebugaran tubuh. Artikel ini memberikan beberapa tips untuk tetap aktif meski cuaca tidak mendukung.
Menjaga Kebugaran Tubuh di Musim Penghujan (Sumber : Freepik/@pvproductions)
Sukabumi Memilih22 November 2024, 10:15 WIB

Ustaz Totong Ungkap Alasan Dukung Ayep Zaki-Bobby di Pilkada Kota Sukabumi: Insyaallah Menang

Dalam berbagai kesempatan Ustaz Totong menyampaikan alasannya mendukung Ayep Zaki-Bobby Maulana di Pilkada Kota Sukabumi 2024.
Mantan Ketua DPD PKS Kabupaten Sukabumi, Totong Suparman. (Sumber : Istimewa)
Sehat22 November 2024, 10:00 WIB

7 Khasiat Belimbing untuk Kesehatan, Salah Satunya Atasi Maag

Belimbing memang menyimpan segudang manfaat bagi kesehatan. Buah yang satu ini memiliki rasa yang segar dan kandungan nutrisi yang cukup lengkap.
Ilustrasi - Belimbing, selain enak ternyata memiliki sejumlah manfaat kesehatan. | (Sumber : Pixabay.com/sarangib)
Internasional22 November 2024, 09:57 WIB

Prabowo Perpanjang Kunjungan Luar Negeri, Setelah dari Inggris ke Uni Emirat Arab

Awalnya, Inggris menjadi negara terakhir dalam rangkaian kunjungan luar negeri Presiden Prabowo Subianto yang dilakukan sejak 8 November 2024.
Presiden Prabowo Subianto saat menghadiri KTT G20 yang berlangsung di Museum of Modern Art (MAM), Rio de Janeiro, Brasil, pada Senin, 18 November 2024. (Sumber : Setneg RI)