SUKABUMIUPDATE.com - Indonesia menjadi salah satu negara yang sering mengalami gempa bumi baik gempa tektonik akibat pergerakan lempeng maupun gempa vulkanik akibat aktivitas gunung api.
Kekuatan gempa yang melanda Indonesia pun bervariasi, begitu pun dengan dampak yang ditimbulkan. Tapi pernahkah Anda bertanya bagaimana kekuatan dan lokasi gempa bisa diketahui?
Semua itu berkat alat pengukur gempa bumi yang disebut Seismograf.
Dilansir dari laman usgs.gov, Seismograf merupakan alat yang digunakan untuk merekam gerakan tanah saat terjadi gempa. Alat itu dipasang dalam tanah di seluruh dunia dan dioperasikan sebagai bagian dari jaringan seismografi.
Baca Juga: Mengenal Lempeng Indo-Australia, Disebut Jadi Penyebab Gempa Garut 3 Desember
Alat ini akan menunjukan kekuatan gempa bumi lewat Seismogram berupa garis vertikal dan horizontal yang menggambarkan rekaman getaran tanah di lokasi spesifik instrumen.
Cara Kerja Seismograf
Melansir laman livescience, Seismograf dipasang pada permukaan bumi sehingga saat tanah mulai bergetar maka wadah instrumen juga akan bergerak.
Tapi ada yang tidak bergerak yaitu massa yang tersuspensi di dalam seismograf yang disebut seismometer.
Baca Juga: Mengenal Sesar Bumi, Sering Disebut Jadi Penyebab Gempa Bumi
Seismometer akan tetap diam saat terjadi gempa bumi sementara casing di sekitarnya bergerak dengan tanah bergetar.
Secara tradisional, massa tersuspensi adalah pendulum, tetapi sebagian besar seismometer modern bekerja secara elektromagnetik.
Sebuah magnet permanen besar digunakan untuk massa dan selubung luarnya berisi banyak gulungan kawat halus.
Pergerakan magnet relatif terhadap kasing menghasilkan sinyal listrik kecil di kabel, yang dapat dikirim ke komputer atau direkam ke kertas untuk membuat seismogram.
Baca Juga: Jika Gempa Megathrust Selat Sunda Terjadi, Tsunami 20 Meter Terjang Pesisir Sukabumi
Seismograf dapat mendeteksi gempa yang terlalu kecil untuk dirasakan manusia. Selama gempa bumi, gelombang seismik yang mengguncang bumi memancar keluar dari sumber gempa, yang disebut pusat gempa.
Jenis gelombang seismik yang berbeda bergerak dengan kecepatan berbeda dan melewati bagian bumi yang berbeda selama terjadi gempa .
Semakin jauh gelombang seismik dari sumbernya, semakin lemah jadinya. Jaringan seismograf yang saling berhubungan dapat dengan cepat menentukan sumber gempa dengan mengukur perbedaan waktu yang dibutuhkan gelombang seismik yang berbeda untuk mencapai detektor.
Baca Juga: 6 Gunung Api Bawah Laut yang Ada di Perairan Indonesia, Cek Lokasinya
Karena seismograf hanya dapat mengukur gerakan dalam satu arah, banyak stasiun seismograf memiliki beberapa seismograf untuk merekam gerakan tanah utara-selatan, timur-barat, dan vertikal.
Pengukuran ini memungkinkan para ilmuwan memperkirakan jarak, arah, magnitudo, dan jenis gempa yang baru saja terjadi.