SUKABUMIUPDATE.com - Erupsi Gunung Semeru kembali terjadi pada Selasa, 6 Desember 2022, pukul 05:02 WIB, tinggi kolom abu teramati ± 400 m di atas puncak (± 4076 m di atas permukaan laut).
Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 23 mm dan durasi 73 detik. Selain itu, pada Erupsi Gunung Semeru Selasa (6/12/2022), kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal ke arah selatan dan barat daya.
Baca Juga: Gunung Semeru Masih Semburkan Awan Panas dan 29 Kali Letusan
Hal ini diketahui dari laman magma.esdm.go.id, website resmi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Badan Geologi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.
Lebih lanjut, Kementerian ESDM memberikan rekomendasi agar masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 17 km dari puncak (pusat erupsi). Serta tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan.
Hal ini disebabkan oleh potensi perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 19 km dari puncak.
Masyarakat juga diimbau untuk tidak beraktivitas dalam radius 8 Km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
Terakhir, masyarakat wajib Waspada terhadap potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
Baca Juga: Gunung Semeru Berstatus Awas, 1.979 Jiwa Mengungsi Akibat Awan Panas Guguran
Terkait erupsi gunung semeru, masyarakat mulai khawatir ketika muncul istilah gunung api yang maknanya tak dipahami secara utuh.
Oleh karena itu, sukabumiupdate.com merangkum 21 Istilah Tentang Peristiwa Bencana Gunung Api yang sering digunakan, dikutip dari magma.esdm.go.id!
1. Abu Vulkanik Gunung Api
Abu Vulkanik didefinisikan sebagai material vulkanik terdiri dari pecahan batuan, mineral, dan gelas vulkanik, yang terbentuk selama erupsi gunung api dan berdiameter kurang dari 2 mm (0,079 inci).
Abu vulkanik terbentuk ketika gas terlarut dalam magma mengembang dan lepas secara tiba tiba ke atmosfer.
Abu juga dihasilkan dari letusan freatomagmatik yaitu ketika magma bersentuhan dengan air. Hal ini menyebabkan ledakan eksplosif menjadi uap sehingga magma pecah. Abu diangkut oleh angin hingga mencapai ribuan kilometer ketika berada di udara.
2. Aliran Lava Gunung Api
Aliran Lava merupakan turunnya lava selama erupsi efusif, yaitu letusan lelehan lava melalui retakan gunung api. Lava 100.000 kali lebih kental daripada air, dengan kekentalan mirip dengan saus tomat. Lava dapat mengalir dalam jarak jauh sebelum mengalami pendinginan.
Lava juga akan mengeras karena paparan udara yang mengembangkan kerak padat dengan cepat. Akhirnya akan menyekat sisa lava untuk terus mengalir dalam bentuk cair, cukup panas dan tidak kental.
3. Aliran Piroklastik
Aliran piroklastik, juga dikenal sebagai "PDC" (Pyroclastic Density Current). Aliran ini adalah arus gas dan material piroklastik bersuhu tinggi yang bergerak sangat cepat, mengalir di sepanjang lembah gunung api.
Kecepatan rata-rata aliran ini bisa mencapai hingga 700 km/jam (430 mph).
Aliran piroklastik merupakan bahaya erupsi gunung api paling mematikan diantara bahaya erupsi gunung api lain.
Aliran piroklastik dihasilkan dari letusan eksplosif. Secara umum, aliran Piroklastik menyentuh tanah dan meluncur menuruni lereng gunung api serta menyebar ke samping.
Aliran piroklastik juga disebut sebagai awan panas atau awan panas letusan.
Baca Juga: Erupsi Gunung Semeru, Simak Bahaya Abu Vulkanik untuk Kesehatan Tubuh
4. Analisis Resiko Bencana Gerakan Tanah
Analisis hubungan antara tinggi lereng dan sudut lereng yang aman terhadap gerakan tanah berdasarkan sifat keteknikannya.
5. Batuan
Batuan adalah material yang terbentuk secara alami. Batuan dapat tersegmentasi atau tidak tersegmentasi, terdiri dari satu atau lebih mineral dengan komposisi kimia yang tetap.
6. Batuan Beku
Batuan Beku adalah batuan hasil proses pembekuan magma.
7. Bencana Gerakan Tanah
Bencana Gerakan Tanah bermakna tentang Peristiwa gerakan tanah akibat proses geologis dan/atau oleh ulah manusia.
Gerakan tanah menyebabkan korban jiwa, penderitaan manusia, kerugian harta benda, kerusakan lingkungan hidup, sarana dan prasarana, hingga mengganggu tata kehidupan masyarakat.
8. Bencana Gunung Api
Bencana Gunung Api diartikan sebagai bencana alam akibat erupsi gunung api.
9. Bidang Longsor atau Bidang Runtuh
Bidang Longsor atau Bidang Runtuh adalah kondisi permukaan bidang longsor, bagian terbawah dari material bergerak atau permukaan batas dari material.
10. Bom Vulkanik
Bom vulkanik atau bom lava adalah massa batuan dengan diameter lebih besar dari 64 mm (2,5 inci), terbentuk ketika gunung api mengeluarkan fragmen lava kental selama erupsi. Material tersebut mendingin menjadi padat sebelum sampai ke permukaan.
Bom vulkanik dapat dilemparkan beberapa kilometer dari titik erupsi. Pada kasus tertentu, saat mendingin bom vulkanik terlontarkan dari tekanan gas internal. Sebagian besar kerusakan bom vulkanik diakibatkan oleh suhu panas bom vulkanik.
Bom vulkanik adalah bahaya vulkanik yang signifikan karena dapat menyebabkan cedera parah dan kematian bagi orang-orang di zona bahaya.
Baca Juga: Gunung Semeru Muntahkan Awan Panas Guguran Sejauh 7 Kilometer
11. Bongkah
Bongkah didefinisikan sebagai pecahan dari batuan dasar berdiameter 25 – 30 cm.
12. Erupsi
Erupsi adalah proses keluarnya magma dan/gas dari dalam bumi ke permukaan.
13. Gempa Vulkanik
Gempa Vulkanik adalah getaran mikro kerak bumi lokal akibat aktivitas magma atau erupsi gunung api.
Gempa bumi vulkanik dapat terjadi sebelum, selama atau sesudah erupsi gunung api. Getaran ini disebabkan oleh gesekan antara magma dan dinding batuan yang diterobos pada saat magma naik ke permukaan.
14. Gunung Api Aktif
Pengertian Gunung Api Aktif adalah gunung api yang sedang erupsi atau pernah mengalami erupsi. Erupsi Gunung Api Aktif bisa terjadi dalam beberapa ribu tahun terakhir dan mungkin mengalami erupsi kembali di masa yang akan datang.
15. Gunung Api Tidak Aktif
Gunung Api Tidak Aktif yaitu gunung api yang yang tidak tercatat/tidak diketahui tentang sejarah erupsinya di masa lalu.
Baca Juga: Daftar Gunung Api Aktif di Pulau Jawa Selain Semeru, Ada Gunung Gede dan Salak!
16. Kawah Gunung Api
Kawah adalah lubang erupsi gunung api yang berdiameter lebih kecil atau sama dengan 2 km.
17. Lahar Gunung Api
Lahar (berasal dari bahasa jawa), istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan campuran aliran air dan puing-puing material piroklastik.
Perilaku aliran lahar selanjutnya dapat bervariasi dalam ruang dan waktu dalam satu peristiwa. Berdasarkan perubahan suplai sedimen dan suplai air, lahar dibedakan menjadi dua yaitu primer (syn-erupsi) dan sekunder (pasca-erupsi).
Lahar primer terjadi bersamaan atau dipicu oleh aktivitas vulkanik primer.
Sementara lahar sekunder terjadi tanpa adanya aktivitas vulkanik primer, misalnya sebagai akibat dari curah hujan selama jeda dalam aktivitas atau selama dormansi gunung api.
18. Lava Gunung Api
Lava adalah magma yang dikeluarkan dari bagian dalam planet terestrial (seperti Bumi) atau bulan ke permukaannya.
Lava dapat dikeluarkan melalui erupsi gunung api atau melalui retakan di kerak bumi, baik darat atau bawah permukaan laut.
Lava berasal dari bahasa Italia dan Latin "labes", yang berarti jatuh atau meluncur. Penggunaan istilah ini pertama kali digunakan ketika erupsi gunung api Vesuvius pada tahun 1737 yang ditulis oleh Francesco Serao. Lava digambarkan oleh Serao sebagai "aliran berapi-api", analogi aliran air dan lumpur di sisi gunung api setelah terjadi erupsi.
19. Tingkat Aktivitas Gunung Api
Tingkat aktivitas yang mencerminkan potensi ancaman erupsi aktivitas gunung api yang diklasifikasikan dari tingkat rendah ke tinggi, yaitu Normal, Waspada, Siaga dan Awas.
Baca Juga: Semeru Erupsi! Mengenal Level Aktivitas Gunung Api: Awas hingga Normal
20. Tipe Gunung Api
Berdasarkan sejarah erupsinya, gunung api di Indonesia dibagi menjadi tiga golongan atau tipe, yaitu Gunung api Tipe-A (erupsi magmatik sesudah 1600 Masehi), Tipe-B (pernah meletus tetapi belum erupsi magmatik sesudah 1600 Masehi) dan Tipe C (sejarah erupsi tidak diketahui).
21. Seismograf
Seismograf adalah sistem peralatan kecepatan gerak partikel batuan yang terdiri dari alat pencatat (sensor) dan alat perekam.
Sumber : magma.esdm.go.id