SUKABUMIUPDATE.com - Pusat Pemetaan dan Integrasi Tematik (PPIT) Badan Informasi Geospasial (BIG) berkolaborasi dengan BPBD Kabupaten Sukabumi baru-baru ini melaksanakan langkah mitigasi yaitu survei lokasi dan jalur evakuasi Ancaman Tsunami.
Sedikitnya ada 8 kecamatan di pesisir Pantai Selatan Sukabumi yang memiliki tingkat kepadatan penduduk tinggi, termasuk aktivitas pusat perekonomian, pemerintahan dan lainnya seperti Palabuhanratu.
Postingan official akun media sosial twitter Badan Informasi Geospasial, @InfoGeospasial, pada Kamis 24 November 2022, mengabarkan bahwa mereka kembali melakukan survei di Pesisir Pantai Selatan Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Memperkuat survei sebelumnya, terkait potensi tsunami akibat aktivitas Zona Megathrust Selat Sunda atau MSS.
Badan Informasi Geospasial yang selanjutnya disingkat BIG menuliskan, survei dan pemetaan dilakukan di wilayah potensial terdampak tsunami di Kabupaten Sukabumi. Wilayah tersebut yakni Kecamatan Cisolok, Cikakak, Palabuhanratu, Simpenan, Ciemas, Ciracap, Surade, dan Tegal Buleud.
Inti dari penelitian dan kajian lapangan ini untuk menyusun strategi kontingensi jalur evakuasi dengan pertimbangan waktu tempuh dan lokasi, agar terhindar dari ancaman tsunami. Parameter utamanya aksesibilitas dan keamanan dari ancaman bencana.
BIG juga menyampaikan bahwa beberapa hal penting seputar evakuasi tsunami akan diusulkan untuk penguatan kesiapsiagaan dan mitigasi bencana di Kabupaten Sukabumi. Diantaranya penambahan lokasi evakuasi, evaluasi penentuan lokasi evakuasi (sementara atau tetap), dan strategi lain dalam menghadapi ancaman tsunami.
Sebelumnya pada tahun 2017 para penenitisi dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, Malang melakukan kajian awal untuk mitigasi bencana tsunami di Pesisir Selatan Sukabumi, Ummu Kultsum, M. A Zainul Fuad, dan Andik Isdianto
Coba membuat Desain Jalur Evakuasi tsunami di daerah Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi Menggunakan Sistem Informasi Geografis.
Penelitian ini dipaparkan dalam Seminar Nasional Penginderaan Jauh ke-4 Tahun 2017 dan ditulis dalam bentuk artikel ilmiah. Ummu, dan kawan-kawan menyebutkan daerah paling rawan di pesisir Sukabumi adalah Palabuhanratu.
Dari sana, menggunakan metode aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG) dihasilkan peta sebaran titik dan jalur evakuasi tsunami untuk wilayah Kecamatan Palabuhanratu Sukabumi. Fokus di tiga desa pesisirnya yaitu Citarik, Palabuhanratu dan Citepus.
Hasilnya, SIG menunjukkan ada 12 titik evakuasi tsunami untuk wilayah tersebut. Yaitu Desa Citarik 3 titik evakuasi, Kelurahan Palabuhanratu 5 titik evakuasi, dan Desa Citepus 4 titik evakuasi.
Kemudian, ada 15 jalur evakuasi tsunami yang tersebar di tiga lokasi tersebut. Yaitu tiga jalur di Desa Citarik, delapan jalur di Palabuhanratu dan empat jalur di Desa Citepus.
Dalam penelitiannya Ummu Kultsum dan kawan-kawan mengasumsikan waktu tempuh yang dilalui penduduk dengan kecepatan berlari maksimal 1 kilometer per jam, yaitu 5 menit 30 detik (1 Km/5’30”). Ini adalah waktu emas warga pesisir Palabuhanratu untuk menuju titik evakuasi melalui jalur-jalur yang sudah ditentukan.
Pengukuran total waktu tempuh menuju titik evakuasi tsunami tersebut disesuaikan dengan standar kecepatan berlari orang dewasa. Asumsi lainnya adalah kapasitas orang yang dapat melalui jalan dengan lebar 1 meter yakni berjumlah dua orang dewasa.
Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (PERKA BNPB) Nomor 04 Tahun 2012, perkiraan waktu kedatangan tsunami ke daratan Palabuhanratu adalah sekitar 25 menit. Sehingga waktu efektif evakuasi warga adalah 15 menit.
Waktu tersebut didapatkan dari perkiraan waktu kedatangan tsunami dikurangi waktu penyebaran informasi peringatan bahaya tsunami kepada penduduk selama 10 menit.
Warga Palabuanratu Sukabumi sudah pernah latihan evakuasi dari Ancaman Tsunami belum?
Writer: Nida Salma M
#SHOWRELATEBERITA