SUKABUMIUPDATE.com - Gempa Cianjur yang terjadi pada Senin, 21 November 2022 pukul 13.21 WIB dengan kekuatan M5,6 berhasil meluluhlantakkan rumah-rumah dan bangunan lainnya di Kabupaten Cianjur maupun Sukabumi.
Dari data sementara yang diungkapkan oleh Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto, ada setidaknya 22.198 unit rumah yang rusak dan 268 orang meninggal dunia akibat bencana alam tersebut.
Sebagai salah satu negara yang berada di jalur cincin api (ring of fire) bencana gempa kerap kali terjadi di Indonesia.
Untuk mengantisipasi adanya kerusakan parah hingga jatuhnya korban jiwa akibat bencana alam tersebut, pembangunan rumah atau bangunan lainnya di Indonesia hendaklah menggunakan konstruksi bangunan tahan gempa.
Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan saat membangun bangunan tahan gempa seperti merangkum dari DPU Kulonprogo.
Syarat-syarat Struktur Bangunan:
Melansir dari SNI 1726:2019, syarat-syarat perencanaan struktur bangunan gedung dan nongedung tahan gempa yang
ditetapkan dalam standar ini tidak berlaku untuk bangunan sebagai berikut:
- Struktur bangunan dengan sistem struktur yang tidak umum atau yang masih memerlukan pembuktian tentang kelayakannya;
- Struktur jembatan kendaraan lalu lintas (jalan raya dan kereta api), struktur reaktor energi, struktur bangunan keairan dan bendungan, struktur menara transmisi listrik, serta struktur anjungan pelabuhan, anjungan lepas pantai, dan struktur penahan gelombang.
Untuk struktur-struktur bangunan yang disebutkan dalam batasan di atas, perencanaan harus dilakukan dengan menggunakan standar dan pedoman perencanaan yang terkait, dan melibatkan tenaga-tenaga ahli utama di bidang rekayasa struktur dan geoteknik.
Struktur Bangunan Tahan Gempa
Konstruksi bangunan tahan gempa adalah bangunan yang bisa merespon gempa, dengan sikap bertahan dari keruntuhan dan bersifat fleksibel untuk meredam getaran gempa.
Bangunan tahan gempa merupakan bangunan yang dirancang dan diperhitungkan secara analisis, baik kombinasi beban, penggunaan material, dan penempatan massa strukturnya.
Hal yang Perlu Diperhatikan Ketika Membangun Bangunan Tahan Gempa
Dalam membangun bangunan komersil maupun hunian tahan gempa ada beberapa hal yang harus diperhatikan dengan baik.
Setidaknya ada 3 hal utama yang harus diperhatikan, yaitu pondasi, beton, dan beton bertulang.
1. Pondasi
Merupakan bagian penting dari struktur sebuah bangunan. Pondasi berada paling bawah dan berfungsi menyalurkan beban ke tanah.
Untuk faktor akurasi dari kedalaman ataupun jenis pondasi, dapat ditempuh dengan melakukan uji sondir tanah pada lokasi yang akan dibangun bangunan.
Setelah laporan sondir diterbitkan, dilanjutkan dengan proses perhitungan struktur bangunan oleh ahli sipil/ konstruksi untuk menentukan kedalaman dan komponen tulangan struktur bangunan.
2. Beton
Merupakan bagian umum yang dipakai untuk bangunan. Beton dibuat dengan mencampur pasir halus, kerikil, dengan air dan semen.
Penggunaan beton pada bangunan sudah umum, tapi dalam bangunan anti gempa beton harus dibuat kokoh dengan standar baku sehingga lebih aman.
Beton merupakan campuran semen portland atau semen hidrolis lainnya, agregat halus (pasir), agregat kasar (kerikil), dan air, dengan atau tanpa bahan campuran tambahan (admixture) membentuk massa padat.
Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan yang berhubungan dengan mutu dan keawetan yang tinggi sesuai dengan yang diinginkan dan direncanakan.
Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dan diperhatikan yang dapat mempengaruhi kuat tekan beton adalah:
- Faktor air semen
- Umur beton
- Jumlah dan jenis semen
- Sifat agregat
- Kelecakan (workability)
Menurut Pedoman Teknis Rumah dan Bangunan Gedung Tahan Gempa yang dikeluarkan Departemen Pekerjaan Umum, taraf keamanan minimum untuk bangunan gedung dan rumah tinggal yang termasuk dalam kategori bangunan tahan gempa yaitu yang memenuhi:
- Bila terkena gempa bumi yang lemah, bangunan tidak mengalami kerusakan sama sekali
- Bila terkena gempa bumi sedang, bangunan boleh rusak pada elemen-elemen non struktural, tapi tidak boleh rusak pada elemen struktur.
- Bila terkena gempa bumi yang sangat kuat, bangunan tersebut tidak boleh runtuh baik sebagian atau seluruhnya, bangunan tersebut tidak boleh mengalami kerusakan yang tidak dapat diperbaiki, bangunan tersebut boleh mengalami kerusakan tetapi kerusakan tersebut harus dapat diperbaiki dengan cepat sehingga dapat berfungsi kembali.
Beberapa faktor yang mempengaruhi dampak gempa bumi pada bangunan antara lain:
- Jarak antara pusat gempa dengan bangunan
- Kondisi alam dan susunan batuan antara pusat gempa dengan bangunan
- Morfologi (bentuk dan struktur) tapak/lahan
- Kondisi dan Intensitas gempa pada pusat gempa
- Karakteristik dinamik bangunan
- Kondisi bangunan
Salah satu yang terpenting adalah menurunkan kerentanan melalui peningkatan kualitas rumah yaitu rumah tahan gempa. Mengapa membutuhkan rumah tahan gempa?
- Sebagai negara rawan gempa.
- Gempa tidak dapat diprediksi.
- Untuk meminimalkan risiko dampak gempa
Manfaat Bangunan Rumah Tahan Gempa:
- Pada saat tidak terjadi gempa bumi penghuni merasa aman dan nyaman dalam beraktivitas didalamnya.
- Pada saat terjadi gempa bumi meskipun rumah mengalami kerusakan, diharapkan tidak terjadi korban jiwa pada penghuni rumah.
- Pada saat terjadi gempa, aset yang dimiliki dan dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi maupun usaha yang berada didalam rumah relatif aman atau setidaknya hanya mengalami kerusakan ringan.
- Setelah gempa bumi sedang hingga berat, rumah masih dapat diperbaiki dengan biaya yang relatif ringan dalam waktu yang relatif singkat.
#SHOWRELATEBERITA