SUKABUMIUPDATE.com - BMKG merilis data terbaru aktivitas gempa susulan (aftershocks) di Cianjur-Sukabumi yang semakin mereda. Hingga Selasa (22/11/2022) pukul 08.00 WIB, ada 125 gempa susulan pasca gempa utama 5.6 magnitudo, Senin, 21 November 2022 pukul 13.21 WIB.
Data tersebut diunggah Koordinator Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono di akun Instagram pribadinya. Daryono juga menampilkan grafik aktivitas gempa susulan Cianjur-Sukabumi dengan periode enam jam.
Berdasarkan grafik itu, aktivitas gempa susulan banyak terjadi di enam jam pertama yakni 62 kali. Kemudian enam jam kedua, gempa susulan sebanyak 39 kali. Lalu enam jam ketiga terjadi 17 gempa susulan. Terkahir atau enam jam keempat, BMKG mencatat ada 7 kali gempa susulan.
"Bukti berdasarkan data bahwa aktivitas gempa susulan (aftershocks) di Cianjur-Sukabumi sudah meluruh," tulis Daryono menjelaskan grafik tersebut. "Itu data kejadian gempa susulan per enam jam ternyata semakin sedikit jumlahnya. Semoga segera stabil," imbuh dia.
Sementara kepada tempo.co, Daryono mengatakan gempa susulan sebanyak itu lazim terjadi pada gempa kerak dangkal. “Karena batuannya kan brittle, rapuh, sehingga akan diikuti banyak gempa susulan,” ujar dia. Kekuatan gempa susulan ini bervariasi mulai bermagnitudo 4.2 hingga 1.5.
BMKG menurutnya tak bisa memastikan atau memprediksi jumlah dan sampai kapan gempa susulan akan terjadi. “Kami juga enggak berani mengatakan kondisi ini sudah aman,” kata Daryono.
Antisipasinya, kalau rumah warga ada yang rusak atau miring, Daryono meminta rumah itu tidak ditempati. Dia menyarankan warga tinggal di tempat yang aman atau pengungsian. Alasannya dikhawatirkan rumah dengan kondisi seperti itu bisa rubuh jika terjadi gempa yang kuat.
“Rumah-rumah yang tidak rusak insyaallah sudah teruji, kalau yang retak miring jangan ditinggali,” kata dia. Selain itu di daerah lereng, gempa-gempa susulan bisa menimbulkan instabilitas dan rawan longsor jika hujan.
#SHOWRELATEBERITA