SUKABUMIUPDATE.com - Gunung Anak Krakatau yang berada di Selat Sunda beberapa hari terakhir mengalami erupsi. Terbaru, laman Magma Indonesia mengabarkan kembali terjadi erupsi G. Anak Krakatau pada hari ini Rabu (26/10/2022) pukul 18:38 WIB.
“Visual letusan tidak teramati. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 10 detik,” bunyi keterangan dalam laman Magma Indonesia.
Karena itu, masyarakat dilarang mendekati Gunung Anak Krakatau atau beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah aktif.
Sebelumnya, dilansir dari Antara vis Suara.com, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi melaporkan aktivitas erupsi yang terjadi pada Gunung Anak Krakatau (GAK) pada Selasa (25/10/2022).
Petugas Pos Pantau Anwar Mucklisin mengatakan Gunung Anak Krakatau melontarkan kolom abu setinggi lebih kurang 150 meter di atas puncaknya pada pukul 09.56 WIB.
"Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah timur laut. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 42 mm dan durasi lebih kurang 25 detik, tidak terdengar suara dentuman," kata Anwar, Selasa (25/10/2022).
Pada 24 Oktober 2022, Gunung Anak Krakatau tercatat juga mengalami erupsi dengan tinggi kolom abu lebih kurang 150 meter pada pukul 17.57 WIB dan 21.11 WIB.
Ketika erupsi sore hari itu, kolom abu teramati berwarna hitam dengan intensitas tebal ke arah timur laut. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 20 milimeter (mm) dan durasi 32 detik.
Sedangkan erupsi yang terjadi saat malam hari teramati kolom abu berwarna kelabu hingga hitam dengan intensitas tebal ke arah timur. Erupsi itu terekam pada seismograf dengan amplitudo maksimum 44 mm dan durasi 47 detik.
Gunung Anak Krakatau saat ini berada pada status Level III atau siaga.
PVMBG merekomendasikan masyarakat, pengunjung, wisatawan, ataupun pendaki tidak mendekati gunung api tersebut atau beraktivitas dalam radius 5 kilometer dari kawah aktif.
#SHOWRELATEBERITA