Legenda Asal Mula Nama Palabuhanratu, Warga Sukabumi Sudah Tahu?

Sabtu 22 Oktober 2022, 09:00 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Tak pernah luput dari perhatian wisatawan, Palabuhanratu menjadi salah satu destinasi wisata di Sukabumi yang tak pernah sepi pengunjung.

Selain wisata pantai yang tentunya disukai wisatawan, Palabuhanratu juga memiliki banyak objek wisata yang dapat dipilih oleh Anda yang berkunjung ke salah satu daerah di Sukabumi ini.

Namun, apakah Anda sudah mengetahui  legenda  asal mula nama Palabuhanratu? Jika belum yuk simak penjelasannya dibawah ini seperti yang ungkapkan oleh Ketua Yayasan Darupa Kipahare, Irman Firmansyah.

Irman mengatakan, diskursus mengenai dari mana asal muasal nama Palabuhanratu sangat menarik mengingat ada beragam sumber yang menceritakannya dengan berbeda versi. 

“Meskipun mempunyai ragam sudut pandang pencerita namun semua versi menjelaskan tentang konsep Ratu serta Palabuhan,” Ungkap Irman pada Sukabumiupdate.com.

Pantai Citepus, Desa Citepus, Kecamatan Palabuhanratu
Pantai Citepus, Desa Citepus, Kecamatan Palabuhanratu
Secara toponimi alam ada sungai Bernama Cipalabuhanratu yang mengalir ke sekitar dermaga Palabuhanratu, hal ini menunjukan bahwa keberadaan Palabuhanratu ini sudah dikenal luas.

Bahkan saat sersan Scipio berkunjung ke Palabuhanratu pada tahun 1687, lokasinya disebut Muara ratu. 

Titimangsa versi legenda tersebut cenderung berbeda, versi tertua adalah kisah Putri Mayang Cinde yang bukan berasal dari negeri ini tapi Kamboja.

Kisah ini disebutkan ratusan tahun sebelum masehi, dimana ada seorang mantan raja bernama pangeran Kama, berkelana mencari tanah suci dan kitab suci ke tanah Jawa. 

Tidak disebutkan dari mana raja ini berasal, namun dari namanya diperkirakan dari sekitar India, mengingat di tengah perjalanannya bertemu dengan seorang Wanita cantik di pulau Campa dan menikahinya sehingga muncul istilah Kama Bojo (Kamboja).

Di India memang ada Dewa dengan kesan sensualitas yaitu Dewa Kama yang kita kenal kitabnya sebagai Kama Sutra.

Pangeran Kama kemudian membangun candi Angkor Wat dan Angkor Tong serta melahirkan putri cantik Bernama Mayang Cinde dari hasil pernikahannya. 

Hingga meninggal sang pangeran belum meneruskan perjalanannya, sehingga sang putri kemudian melanjutkan misi ayahnya menemukan tanah suci. 

Maka Mayang Cinde beserta Sebagian rakyatnya menuju selatan dan berlabuh di sebuah teluk dengan pantai indah, maka disebutlah pantai tersebut Palabuhanratu

“Versi tertua ini mirip-mirip dengan kisah manusia perahu dari Dongson yang membawa budaya logam ke negeri kita,” Ujar Irman.

Namun, nama Mayang Cinde ini dalam kisah masyarakat Palabuhanratu juga berbeda, dia bukanlah putri dari Campa atau Kamboja, tetapi putri pangeran besar Pajajaran. 

Dia adalah penguasa laut selatan dan memerintah di Palabuhanratu sebagai patih (wakil). 

Dalam laporan De Preanger Bode 11 Februari 1916, Nyi Mayang Cinde ini rohnya masih sering muncul dan disebut Jurig Muriang. 

Lokasinya terletak di antara dermaga steiger dan gudang ikan, tempatnya bercirikan pagar bambu sekitar 1 meter persegi, yang tengahnya ditanam sebatang bambu kuning 5 meter, kemudian diatasnya dipasangi bendera putih. Penduduk secara rutin membakar dupa di tempat tersebut.

Kemudian kisah legenda lain tentang Palabuhan ratu, terjadi pada masa Pajajaran, dalam babad Bogor diceritakan bahwa sesudah Prabu Lutung menikahi Nyi Putri Purbasari, beliau membangun istana di kampung Wangun, dan membuat tajuran (kebun buah-buahan) di kampung Tajur, kemudian tinggal di Wangun dan bergelar Maharaja Prabu Anggalarang. 

Kemudian sang Prabu pindah ke Pakuan Pajajaran di sekitar batu tulis, permaisuri Purbasari kondisinya saat itu sedang hamil.

Sang Prabu pamit untuk bertapa di Gunung padang, sang istri ingin ikut akan tetapi tidak diperbolehkan saat bertapa.

Tak lama sang permaisuri pun melahirkan bayi laki laki yang diberi nama Raden Siliwangi. Saat dewasa sang anak kemudian berkelana ke Sumedang. 

Disana dibantu oleh dua anak Ki Jampang yang mengabdi kepada Raden Siliwangi. Hingga suatu saat dia ingin Kembali ke Pakuan, dan mempersiapkan perjalanan dibantu dua orang anak Ki Jampang yang disebut Purwakali.

Mereka berangkat dari Sumedang ke selatan mengikuti sungai Citanduy hingga Nusalarang (Nusakambangan). 

Kemudian, menggunakan perahu ke arah barat melewati Ujung Genteng dan ke utara melewati Muara Cimandiri.

Lalu, berlabuh di sebuah pantai dan melanjutkan perjalanan ke Pakuan melalui darat. Tempat berlabuhnya tersebut kemudian disebut Palabuhanratu.

Kisah lainnya terjadi sesudah Pajajaran runtuh dimana dalam pantun bogor disebutkan mengenai uga wangsit Siliwangi (Ragamulya raja Pajajaran terakhir) yang salah satu petikan terjemahannya adalah “ Dengarkan! Yang ingin tetap ikut denganku, cepat memisahkan diri ke selatan!”

Ragamulya sang Raja Pajajaran terakhir Ketika posisinya sudah terjepit oleh tekanan Banten, membebaskan pengikutnya untuk memisahkan diri ke segala penjuru.

Sebagian yang setia pada raja akhirnya benar benar pergi ke selatan yang dalam pantun Bogor disebutkan rutenya adalah Pakuan, Bantar Gadung dan akhirnya Palabuhanratu

Namun pelarian ke selatan ini penuh dengan peperangan karena Pasukan Banten masih tetap mengejar sisa-sisa pasukan yang setia kepada Raga Mulya.

Kisah ini tokoh sentralnya adalah Nyi Mas Purnamasari yang sedang mengandung dan mendampingi suaminya yang bernama Raden Kumbang Bagus Setra, serta wakil dari kerajaan bernama Rakean Kalang Sunda menghadapi musuh yang dipimpin Jaya Antea. 

Pasukan Nyi Purnamasari terus berkurang karena tewas, kabur  dan terkena penyakit sehingga yang tersisa hanya mereka bertiga. 

Dalam sebuah pertarungan di Bantargadung antara Jaya Antea dan Raden Kumbang Bagus Setra, tiba-tiba bumi terbelah dua. 

Raden Kumbang terperosok ke dalamnya, sementara itu Nyi Putri dan Rakean Kalang Sunda kabur ke hutan hingga mencapai Sungai Cimandiri. 

Jaya Antea terus mengejar mereka dan bertarung dengan kalang Sunda hingga ke Gunung Jayanti.

Jaya Antea terdesak, kemudian berhasil ditendang hingga jatuh ke laut dan menjadi ikan. Sementara itu, Nyai Putri Purnamasari kemudian melahirkan bayi perempuan yang diberi nama Nyai Putri Mayang Sagara Pamulangan.

Selanjutnya ada dua versi dimana versi pertama adalah Nyai Ratu Purnamasari bertapa dan hingga meninggal dan mayatnya diperabukan kemudian dilabuhkan di pantai Palabuhanratu

Versi kedua menyebut bahwa saat beliau meninggal maka kerajaan diberikan kepada putrinya dan dia diberi gelar Nyai Ratu Kidul. 

Palabuhanratu pada saat itu disebut Nyai Ratu Pakuan Pajajaran Mandiri, yang seterusnya disebut Palabuhanratu

Pantun Bogor mengulas lebih mendalam termasuk tentang wangsit Gunung Halimun dan Lebak cawene, hingga hari ini Gunung Halimun memang menjadi pemukiman sisa-sisa masyarakat Pajajaran yang kita kenal dengan Kasepuhan adat Banten Kidul. 

Terdapat beberapa Kasepuhan di antaranya adalah Kasepuhan Ciptagelar, Kasepuhan Cisungsang, Kasepuhan Cisitu, Kasepuhan Cicarucub, Kasepuhan Citorek, serta Kasepuhan Cibedug. 

Kasepuhan Ciptagelar sendiri melingkup dua Kasepuhan yang lain, yakni Kasepuhan Ciptamulya dan Kasepuhan Sirnaresmi.

Dari gambaran di atas ternyata muncul juga hubungan Ratu dalam konteks Palabuhanratu tersebut dengan sosok Nyi Roro Kidul baik Mayang Cinde Maupun Nyi Mayang Segara. 

Kisah lainpun demikian seperti sasakala batu kendit (sebuah batu dekat Karang Hawu), yaitu mengenai sebuah batu tempat bersemedi ratu Kadhita yang berwajah buruk dalam cerita Anis Djatisunda. 

Karena ejekan saudara-saudaranya yang cantik menyebabkan jatuhnya air mata sang ibu sehingga muncul suara gaib untuk melakukan pertapaan di sebuah batu di pantai Palabuhanratu.

Sesudah tiba pada waktunya pertapaan itu selesai dan wajah sang putri kadhita berubah menjadi cantik jelita sehingga batu tersebut dinamai batu kendit. 

Pada akhir kisah banyak masyarakat diantaranya Rachmat Panji yang juga pernah menjadi Sales Manager di Samudera Beach Hotel.

Konon Ratu Kadhita menenggelamkan diri dan menjadi penguasa laut selatan alias Nyi Roro Kidul.

Beberapa sumber pantun di jaman kolonial juga menceritakan tentang kembalinya Pajajaran dimana Prabu Siliwangi akan kembali ke tanah leluhurnya dan merebut kembali kerajaannya yang dulu, datang dari seberang lautan, turun dari Citanduy, menyeberangi lautan dan mendarat di Palabuhanratu, untuk memulihkan kerajaan lamanya. 

Bulan Desember 1926 Residen Buotenzorg menemukan tulisan yang isinya mengenai cerita lama bahwa Prabu Siliwangi belum meninggal, tetapi menghilang dan menjadi dewa pelindung. 

Tanda tanda kedatangan ratu ke tujuh juga sudah banyak terpenuhi dan nantinya Pemerintah Hindia Belanda akan jatuh oleh bangsa kuning yang memerintah seumur jagung. 

Kemudian datanglah ratu ketujuh tersebut dari Palabuhanratu dan menuju ke Batu Tulis kemudian ke Lawang Saketeng dan memasuki Keraton.

Melihat konteks ini maka asal usul nama Palabuhanratu ini secara umum terkait dengan Kerajaan Pajajaran, baik raja atau ratu maupun putri keturunannya (kecuali kisah Mayang Cinde dari Kamboja).

Konsep Palabuhanratu ini juga berhubungan dengan berlabuhnya sang Ratu di pantai ini, atau melabuhkan jasad. 

Dalam beberapa tulisan yang ditemukan di masa kolonial juga menyebutkan bahwa masyarakat mempercayai bahwa Pajajaran akan bangkit Kembali dari Palabuhanratu

Namun bukan berarti awal mula manusia Palabuhanratu ada adalah di masa Pajajaran, karena bukti-bukti arkeologis menunjukan sudah ada aktivitas manusia disini sejak jaman purba. 

Laporan N.J Krom (1914) di antaranya di Karang Bolong sebuah karang yang berair terdapat gambar-gambar terukir dalam secara kasar pada tanah pada ketinggian dua kali tinggi manusia. Gambar tersebut melukiskan manusia serta lekuk kemaluan. 

Kemudian gambar sejenis juga ditemukan di Citapen (no. 288) wilayah Palabuhanratu. Bahkan menurut Santosa Bapiliang masyarakat Palabuhanratu konon kedatangan bangsa arya dari Iran venj yang diserang Mongl abada ke-11 hingga abad ke 12 sehingga terjadi percampuran ras. 

Meskipun Santosa tidak menjelaskan sumbernya namun setidaknya menunjukan bahwa masyarakat Palabuhanratu sudah ada sebelum masa Pajajaran.

#SHOWRELATEBERITA

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Editor :
Berita Terkini
Food & Travel22 November 2024, 14:30 WIB

Wisata Alam Karacak Valley, Menikmati Keindahan Hutan Pinus dan Curug di Garut Kota

Karacak Valley Garut adalah pilihan yang tepat untuk wisatawan yang mencari ketenangan dan keindahan alam yang masih asri.
Kawasan Taman Wisata Karacak Valley terletak di perbukitan dengan pemandangan hutan pinus yang masih asri. Foto: IG/karacak_valley
Sukabumi Memilih22 November 2024, 14:28 WIB

Debat Publik II Pilbup Sukabumi 2024, Tim Iyos-Zainul: Pengalaman 38 Tahun

Dengan pengalaman Pak Iyos selama 38 tahun di pemerintahan dan Pak Zainul yang juga berpengalaman dalam mengelola pemerintahan, kami tetap percaya diri.
Paslon 01 Pilkada Kabupaten Sukabumi 2024 (Sumber: dok kpu kabupaten sukabumi)
Bola22 November 2024, 14:00 WIB

Prediksi Persib Bandung vs Borneo FC di Liga 1 2024/2025: H2H, Susunan Pemain dan Skor

Persib Bandung vs Borneo FC akan tersaji malam ini Jumat (22/11/2024), mulai pukul 19.00 WIB.
Persib Bandung vs Borneo FC akan tersaji malam ini Jumat (22/11/2024), mulai pukul 19.00 WIB. (Sumber : X/@BorneoSMR/@persib).
Sukabumi22 November 2024, 13:57 WIB

Lewat Inovasi Kesehatan, Kota Sukabumi Raih KIJB 2024 Pemprov Jabar

Reni mengapresiasi prestasi Puskesmas Sukakarya.
Puskesmas Sukakarya Kota Sukabumi meraih KIJB 2024 di Trans Hotel, Kota Bandung, Kamis, 21 November 2024. | Foto: Istimewa
Nasional22 November 2024, 13:56 WIB

Kronologi Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan, Berawal dari Masalah Tambang

Berikut kronologi polisi tembak polisi di Solok Selatan menurut Kapolda Sumbar Irjen Suharyono.
Ilustrasi. Peristiwa polisi tembak polisi terjadi di Solok Sumbar. | Foto : Pixabay
Sukabumi Memilih22 November 2024, 13:50 WIB

Profil Teddy Lesmana, Panelis di Debat ke II Pilkada Kabupaten Sukabumi 2024

Teddy Lesmana yang saat ini terpilih jadi panelis di debat Pilbup 2024 adalah sosok yang menginspirasi karena dedikasinya dalam dunia pendidikan dan hukum.
Teddy Lesmana saat ini berprofesi sebagai Dekan Fakultas Hukum, Bisnis dan Pendidikan di Nusa Putra University Sukabumi. (Sumber : Instagram/@teddyzeeous).
DPRD Kab. Sukabumi22 November 2024, 13:34 WIB

Apresiasi Kunjungan KPK, Ketua DPRD Sukabumi: Perkuat Komitmen Bersama Perangi Korupsi

Menurut Budi, kegiatan ini merupakan program rutin tahunan yang dilakukan oleh KPK untuk memberikan pendidikan antikorupsi kepada pemerintah daerah.
Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi, Budi Azhar Mutawali. (Sumber : SU/Ilyas)
Sukabumi22 November 2024, 13:30 WIB

KPK Beri Penyuluhan Pencegahan Korupsi untuk Anggota DPRD Kabupaten Sukabumi

Adapun penyuluhan yang diberikan yang pertama terkait pendidikan anti korupsi, kedua pencegahan dan ketiga penindakan.
Kepala Satuan Tugas Wilayah II Koordinasi dan Supervisi KPK RI, Arif Nurcahyo saat memberikan penyuluhan kepada 60 anggota DPRD Kabupaten Sukabumi. (Sumber : SU/Ilyas)
Sukabumi Memilih22 November 2024, 13:11 WIB

Dipandu Yasmin dan Agung, Daftar Panelis Debat ke II Pilkada Kabupaten Sukabumi 2024

Debat antara paslon 01, Iyos - Zainul dan paslon 02 Asep Japar - Andreas akan berlangsung Jumat (22/11/2024) di Hotel Sutan Raja Bandung, mulai pukul 14.00 WIB.
Presenter INews TV Yasmin Athania akan memandu (hots) debat publik II Pilkada Kabupaten Sukabumi, Jumat (22/11/2024) (Sumber: akun medsos Yasmin Athania)
Food & Travel22 November 2024, 13:00 WIB

Kebun Teh Cipasung, HTMnya Rp10.000 Spot Menarik untuk Healing di Majalengka

Biaya masuk ke Kebun Teh Cipasung cukup terjangkau, sehingga Anda tidak perlu mengeluarkan biaya yang besar untuk menikmati keindahan alam ini.
Dengan semua kelebihan yang dimiliki, Kebun Teh Cipasung memang layak untuk dijadikan tujuan wisata Anda. (Sumber : Screenshot YouTube/@Apri Subroto).