SUKABUMIUPDATE.com - Badan Pengawas Obat dan Makanan atau BPOM resmi mengizinkan cokelat merek Kinder beredar kembali. Hal ini sebagai hasil dari tindak lanjut BPOM yang sempat melarang peredaran produk dari merek tersebut pada 11 April 2022.
“Hasil pengujian laboratorium Badan POM menunjukkan ketiga produk tersebut negatif cemaran Salmonella,” tulis BPOM dalam pengumuman resminya di situs pom.go.id, Kamis, 28 April 2022.
Pada pengumuman tersebut, BPOM telah melakukan pengujian sampel secara acak. Adapun pertimbangannya, dari keterwakilan di wilayah Indonesia berdasarkan kajian risiko dan pengujian terhadap produk cokelat merek Kinder Joy, Kinder Joy for Boys, dan Kinder Joy for Girls yang terdaftar di Indonesia.
International Food Safety Authorities Network Global Alert (INFOSAN) telah menyampaikan informasi tambahan pada 10 April 2022 kepada BPOM. Isinya adalah menginformasikan bahwa produk cokelat merek Kinder asal Belgia tersebar di 77 negara dan tidak termasuk di Indonesia.
“Keseluruhan produk cokelat merek Kinder yang ditarik di luar negeri tersebut tidak terdaftar di Badan POM,” tulis BPOM pada isi pengumuman nomor dua.
Berdasarkan hasil analisis risiko terhadap keamanan produk cokelat Kinder yang sempat dilarang sementara peredarannya, maka produk tersebut dapat beredar kembali setelah pengumuman ini terbit. Masyarakat, tulis BPOM, diimbau agar menjadi konsumen cerdas dan selalu cek identitas produk.
“Masyarakat diimbau agar menjadi konsumen cerdas dan selalu lakukan Cek KLIK (Cek Kemasan, Label, Izin Edar, dan Kedaluwarsa) sebelum membeli atau mengonsumsi produk pangan,” kata BPOM dalam poin pengumuman nomor empat.
Sebagaimana diketahui, keputusan BPOM menarik sementara produk merek Kinder berdasarkan peringatan publik (Food Alert) oleh Food Standard Agency/FSA Inggris yang diikuti oleh sejumlah negara di Eropa, antara lain Irlandia, Prancis, Jerman, Belanda, dan Swedia.
FSA menerbitkan peringatan tersebut pada 2 April 2022 karena produk Kinder diduga terkontaminasi bakteri Salmonella (non thypoid) dengan gejala ringan yang ditimbulkan adalah diare, demam, dan kram perut. Korban yang terdampak sebanyak 63 orang anak-anak, namun tidak sampai menyebabkan kematian.
SUMBER: TEMPO.CO