SUKABUMIUPDATE.com - Hingga saat ini perang antara Rusia dan Ukraina masih berlangsung, bahkan beberapa orang khawatir jika perang tersebut dapat menjadi pemicu perang dunia ke tiga.
Perang yang terjadi di Eropa Timur antara Rusia dengan Ukraina tersebut akan memiliki dampak luas termasuk ke Indonesia.
Pasalnya, Ukraina merupakan pemasok gandum terbesar kedua Indonesia setelah Australia. Melansir Databoks Katadata, berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik) volume impor gandum dari Ukraina mencapai 2,76 juta ton (25,68%) dengan nilai US$ 821 juta.
Perang yang melanda Ukraina dikhawatirkan akan mengganggu pasokan gandum Indonesia. Jika hal tersebut terjadi, maka akan menyebabkan kelangkaan dan secara otomatis harga gandum menjadi naik.
Seperti kita tahu jika gandum merupakan bahan baku utama pembuatan tepung terigu. Di Indonesia sendiri banyak olahan yang menggunakan terigu sebagai bahan utamanya seperti mie, gorengan, kue dan masih banyak lagi.
Saat harga gandum naik, maka akan mengakibatkan harga pangan yang menggunakan tepung terigu juga ikut naik. Sebagai contoh yaitu tukang mie ayam dan tukang gorengan akan langsung terdampak oleh kenaikan harga gandum.
Bisa saja, harga seporsi mie ayam menjadi lebih mahal dari biasanya atau harga sepotong gorengan juga menjadi lebih mahal.
Jadi kita tidak bisa menganggap sepele perang yang terjadi di Eropa Timur meskipun berlokasi sangat jauh dari Indonesia, tapi dampak dari perang tersebut bisa terasa oleh masyarakat Indonesia.
Meski demikian, hal tersebut bisa dicegah jika pemerintah Indonesia mampu menjaga ketersediaan gandum yang dibutuhkan pasar Indonesia.