SUKABUMIUPDATE.com - Perayaan hari raya imlek tak bisa lepas dari yang namanya kue keranjang (dodol imlek). Kuliner yang terbuat dari campuran tepung ketan dan gula ini mempunyai cita rasa manis serta kenyal yang dapat menggoyang lidah orang yang memakannya. Anda tentunya penasaran, lantas bagaimana sih cara pembuatannya?
Sukabumiupdate.com berkesempatan menyambangi salah satu pabrik yang memproduksi kue keranjang dengan merek dagang Bintang Rejeki di jalan tipar no 35, Kecamatan Citamiang, Kota Sukabumi.
Pabrik yang sudah berdiri sejak tahun 1960 ini hanya beroperasi disaat menjelang hari raya imlek saja dan konsisten menggunakan cara tradisional dalam membuat kue keranjang.
Saat memasuki pabrik, terdapat 3 alat pengukus besar yang setiap hari dinyalakan selama 20 jam untuk mengukus kue keranjang, serta terdapat 1 drum besar yang dipanaskan api untuk mencairkan gula.
Marketing Bintang Rejeki, Dila Novianti (26 tahun) atau akrab disapa Ovi membeberkan alasan mengapa pabriknya masih konsisten menggunakan cara tradisional dalam pembuatan kue keranjang ini.
"Alasannya adalah konsistensi rasa, kami ingin para konsumen merindukan akan cita rasa orisinil tradisional," ujar Ovi.
Dari segi rasa, kata Ovi, kue keranjang yang diproduksi secara tradisional teksturnya lebih kenyal dan mempunyai aroma yang lebih khas.
Adapun kenapa disebut kue keranjang, kata Ovy, karena makanan ini menggunakan keranjang yang terbuat dari anyaman kayu untuk mencetaknya.
Sukabumiupdate.com pun melihat cara produksi kue keranjang yang dibuat secara tradisional oleh sekira 29 pekerja di dalam pabrik tersebut.
Pertama adalah mencampurkan gula putih dengan air lalu dipanaskan di dalam drum hingga mendidih. Setelah air dan gula matang dan tercampur dengan baik, tahap berikutnya adalah mencampurkan cairan gula dengan tepung ketan dengan mesin penggiling.
Kemudian langkah selanjutnya adalah fermentasi, setelah cairan gula dan tepung itu tercampur, adonan tersebut akan dimasukan ke drum besar untuk dilakukannya fermentasi selama 1 hari atau 2 malam.
"Ini fermentasi selama 1 hari atau 2 malam, tujuannya agar dodol ini mempunyai tekstur yang kenyal," jelas Ovi.
Setelah difermentasi selama 1 hari atau dua malam, maka proses selanjutnya adalah memasukan dodol dalam cetakan keranjang lalu dimasukan ke dalam 3 alat pengukus raksasa yang masing-masing dapat memuat 750 potong dodol.
Proses terakhir adalah packing untuk disalurkan kepada konsumen. Untuk penjualan, sebagian besar dilakukan dengan sistem pesanan dan ada pula pembeli datang langsung ke rumah produksi.
Menurut Ovi, pihaknya memproduksi kue keranjang 1 bulan sebelum imlek, dimana dalam sehari dapat membuat 2 hingga 3 ton potongan kue keranjang.
"Kita produksi minimal 1 bulan menjelang imlek. Dan seharinya kita dapat produksi 2 hingga 3 ton dalam sehari," pungkasnya.
REPORTER: CRP 2