SUKABUMIUPDATE.com - Kopi menjadi komoditas menjanjikan di masa mendatang karena pasarnya terus bertambah. Data terbaru menyebut luas tanam di Kabupaten Sukabumi mencapai 1.086 hektar, satu dari tiga daerah di Jawa Barat yang menjadi sentra tanaman kopi, bersama Garut dan Bandung Barat.
Hal ini diungkap Wakil Bupati . Iyos Somantri saat menghadiri Pelantikan 30 pengurus DPC Asosiasi Petani Kopi Indonesia atau APEKI Sukabumi oleh DPD APEKI Jawa Barat, Kamis (16/12/2021) di Coffee Photo Sukabumi.
Wakil Bupati mengatakan Pemerintah Kabupaten Sukabumi mengapresiasi APEKI yang selama ini terus mendorong penguatan dan perluasan usaha para petani kopi. DPC APEKI diharapkan mengoptimalkan fungsi sebagai wadah silaturahmi, komunikasi dan tukar informasi, sehingga komoditas kopi Sukabumi semakin populer dan diminati.
Iyos membuka data bahwa Kabupaten Sukabumi memiliki 1.086 hektar kebun kopi yang tersebar di Gegerbitung, Sukaraja , Kadudampit, Kabandungan, ditambah tiga kecamatan penyangga yaitu Cireunghas, Cisolok dan Purabaya.
Kopi Sukabumi lanjut Iyos telah memiliki brand produknya sendiri seperti Bumi Kopi di Sukaraja, Bongas Kopi di Gegerbitung, Absolute Kopi di Kabandungan, Mekar Kopi di Kadudampit, serta Gunung Karamat Kopi di Cisolok.
Wabup berharap setelah dilantik, DPC APEKI Sukabumi segera melakukan langkah kolaborasi dengan stakeholder terkait. "Meningkatkan kesejahteraan petani Kopi di Sukabumi adalah tujuan."
Baca Juga :
Ketua Panitia pengukuran APEKI Sukabumi, Usep Sutendi, menegaskan momen ini merupakan titik awal memajukan brand lokal. Kopi Sukabumi harus bisa bersaing dengan daerah daerah lain yang ada di Jawa Barat Khususnya dan Indonesia bahkan dunia.
"Kopi Sukabumi sudah dikenal oleh para pecinta Kopi dan brand kopi Sukabumi tidak kalah dengan daerah lainnya, apabila diberdayakan dengan baik, kesejahteraan para petani kopi akan meningkat" terangnya.
Ditempat yang sama, Ketua DPD APEKI Jawa Barat, Kurnia, menyebutkan APEKI sudah menyediakan instruktur kopi untuk memperkenalkan kopi Sukabumi kepada kaum milenial. Usaha kopi selama ini menjadi sektor yang banyak menyerap tenaga kerja sehingga kualitasnya harus dipertahankan.