SUKABUMIUPDATE.com - Keberadaan hutan di wilayah Cidolog dan Tegalbuleud, Kabupaten Sukabumi, dimanfaatkan warga sebagai ladang berburu madu. Terutama, madu odeng liar yang ada di tengah hutan. Sejak pandemi tahun lalu, beberapa orang mulai menggeliatkan aktivitas ini.
Selain dikonsumsi sendiri, sebagian warga Cidolog juga meningkatkan nilai manfaat dari carian kental tersebut dengan menjualnya. Salah satunya Emat Muslihat. Ia adalah warga Kampung Tegallega RT 05/06 Desa Tegallega, Kecamatan Cidolog, yang sudah hampir satu tahun menjadi pengepul madu dari hasil berburu warga.
"Warga yang mencari madu odeng liar ke hutan. Lokasinya di Leuweung Hideung Tegalbuleud dan hutan Cidolong di Cidolog," kata Emat kepada sukabumiupdate.com, Jumat, 24 September 2021.
Baca Juga :
Emat yang merupakan Petugas Penanggulangan Bencana Kecamatan atau P2BK Cidolog itu menyebut membeli madu dari warga masih dalam bentuk sarang (pepegan) seharga Rp 100 ribu per kilogram. Sehingga, keaslian madu tersebut masih terjamin. "Lalu kami peras dan dikemas pakai botol," ujar dia.
Dalam sebulan, Emat mampu menjual kurang lebih 10 botol dengan harga yang bervariasi, mulai Rp 50 ribu hingga Rp 200 ribu, tergantung ukuran. Satu kilogram pepegan yang dia beli, setelah diperas biasanya menjadi satu setengah botol madu. Pemasaran produk ini pun sudah merambah pasar luar kota.
"Untuk pemasaran, selain di wilayah Cidolog, Sagaranten, juga banyak pesanan dari Kota Sukabumi, Bogor, Bekasi, dan Bandung," kata Emat.