SUKABUMIUPDATE.com - Peluncuran makanan cepat saji BTS Meal di Indonesia menarik minat sosiolog untuk mengkaji fenomena tersebut. Makanan ini diserbu konsumen bak semut mendatangi gula, bergerombol di setiap gerai McDonalds bahkan tidak sedikit yang harus ditutup paksa oleh satgas karena kerumunan yang ditimbulkannya di tengah pandemi covid-19.
Sosiolog Universitas Nasional, Sigit Rochadi, mengatakan kolaborasi McDonalds dan BTS menjadi fenomena yang meledak karena merupakan pertemuan antara penggemar, nilai, dan idola. Dikutip dari tempo.co, dia menggarisbawahi beberapa hal terkait keberhasilan strategi promosi tersebut.
Pertama, ikon BTS yang merupakan grup idola yang digemari generasi muda. Ini saja mampu menghasilkan minat yang tinggi pada anak muda, yang menjadi kelompok paling dominan di Indonesia.
Kedua, BTS dan McDonalds dengan segmentasi konsumen di kelompok yang sama. Mereka adalah anak muda dengan mayoritas berada di kelas menengah. Jadi, ada pertemuan yang selaras antara promosi dan minat sehingga menghasilkan aksi yang demikian masif.
Rochadi menuturkan perilaku ekonomi golongan ini mulanya diawali tahapan kelompok perintis, yakni yang menjadi pihak awal untuk menjual dan mempromosikan suatu produk. Selanjutnya diikuti kelompok minoritas awal dan berikutnya ke seluruh lapisan masyarakat.
Akan tetapi, fenomena McD x BTS ini sebenarnya hanya terimplementasi pada kelompok tertentu saja. Gaungnya menjadi sangat masif karena kelompok ini memiliki jumlah penggemar yang besar serta mendominasi percakapan dan aktivitas di dunia maya.
Ketiga, upaya dari McDonalds dan kepercayaan konsumen terhadap perusahaan. Menurutnya, meski tidak menghadirkan produk yang benar-benar baru, perusahaan tetap melakukan riset yang mendalam dan implementasi yang matang.
Selain itu, pencapaian ini juga berhasil dicapai karena McD sendiri telah dikenal sebagai perusahaan besar yang telah memiliki kepercayaan publik, khususnya masyarakat kelas menengah, terhadap merek dan produk-produknya.
"Ini adalah salah satu branding dari McD yang berhasil menggaet konsumen. Promosinya meledak karena memanfaatkan penggemar BTS di Indonesia yang sangat banyak," ujarnya.
Rochadi menuturkan kegemaran dan kesukaan kelompok anak muda terhadap grup idola memang berada pada level yang sangat tinggi. Hal ini didorong oleh adanya media sosial yang menyuguhkan konten tentang idola mereka.
Alhasil, para penggemar merasa lebih terkoneksi dengan idola sehingga bisa sangat fanatik. Inilah yang dilirik oleh banyak perusahaan untuk berkolaborasi dengan grup idola yang telah memiliki pengikut loyal.
SUMBER: TEMPO.CO