SUKABUMIUPDATE.com - Eksplorasi panas bumi Cisukarame, Desa Sirnarasa, Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi resmi dimulai. Hal itu ditandai dengan peletakan batu pertama yang dilaksanakan Sabtu tanggal 22 Mei 2021. Eskplorasi panas bumi ini merupakan upaya untuk menggali sumber listrik baru.
Kebutuhan akan listrik di Indonesia dipastikan selalu meningkat hampir setiap tahun. Tetapi, peningkatan kebutuhan itu tidak diimbangi dengan peningkatan pasokan listrik. Akibatnya, cadangan listrik yang ada selalu tidak dapat menutupi jumlah kebutuhan tersebut.
Baca Juga :
Pertumbuhan kebutuhan listrik tiap tahun rata-rata sebesar 9 persen. Adapun kebutuhan di Jawa-Bali 7,2 persen dan di luar Jawa-Bali di atas 12 persen lebih. Dengan perhitungan sederhana, dalam waktu 10 tahun kita butuh pasokan listrik sebanyak dua kali lipat.
Dari analisa ini, pemerintah memiliki kewajiban menyediakan 4000 MW listrik setiap tahun.
Pemerintah terus berupaya untuk menghasilkan listrik untuk memenuhi kebutuhan tersebut, dengan berbagai upaya diantaranya berupaya menghasilkan listrik melalui energy baru.
Salah satu sumber untuk menghasilkan listrik yang ramah lingkungan adalah dengan memanfaatkan energi panas bumi. Energi listrik yang dihasilkan dengan memanfaatkan panas bumi membutuhkan biaya yang cukup besar, utamanya untuk kepentingan eksplorasi untuk mengkaji layak tidaknya panas bumi yang tersedia untuk dijadikan pembangkit listrik.
Besarnya biaya eksplorasi tersebut mendorong pemerintah era presiden Jokowi mengeluarkan kebijakan bahwa biaya ekplorasi panas bumi ditangani oleh pemerintah pusat melalui Kementerian ESDM.
Sukabumi menjadi salah satu kabupaten yang memiliki kontribusi untuk memenuhi listrik dalam negeri terbukti dengan adanya Star Energi dan Indonesia Power di Kecamatan Kabandungan, PLTU Palabuhanratu, PLTA Ubrug, PLTMH Sagaranten. Potensi besar yang dimiliki Sukabumi untuk menghasilkan listrik belum semuanya dimanfaatkan, baik yang sumber dari mikro hidro maupun panas bumi.
Pada tahun 2020 dan 2021 Sukabumi memperoleh anugerah untuk mengkaji potensi panas bumi Cisukarame, Desa Sirnarasa, Kecamatan Cikakak. Di Indonesia, hanya ada 3 lokasi yang akan dikembangkan yaitu di Kabupaten Sukabumi, Nusa Tenggara Timur dan Sulawesi Selatan.
Masyarakat Kecamatan Cikakak utamanya Desa Sirnarasa menyambut baik kegiatan ekplorasi ini. Dalamh al ini masyarakat memperoleh ganti untung karena tanahnya digunakan untuk infrastruktur jalan dan lokasi pengeboran panas bumi serta infrastruktur lainnya menuju lokasi sumur eksplorasi panas bumi.
Jumlah warga yang memperoleh ganti rugi sebanyak 88 orang. Warga yang merupakan pemilik tanah sebanyak 57 orang dan warga yang menggarap di wilayah TNGHS juga memperoleh ganti rugi atas tanaman yang dibudidayakan di atas lahan kehutanan sebanyak 31 Orang.
Selain dukungan masyarakat dan Kepala Desa Sirnarasa, dukungan juga datang dari abah Ugi selaku sesepuh Kasepuhan Ciptagelar dan Kepala Balai TNGHS.
Kepala TNGHS memberikan dukungan berupa perubahan status hutan dari zona pelestarian menjadi zona pemanfaatan karena sebagian besar infrastruktur jalan dibangun di atas tanah Kehutanan.
Dalam kegiatan peletakan batu pertama yang merupakan pertanda dimulainya kegiatan eksplorasi panas bumi itu dihadiri Kepala Badan Geologi, Kepala Balai TNGHS, Kepala Pusat Panas Bumi dan Batubara, Perwakilan Kementerian Keuangan dan Bappenas. Sedangkan dari pemerintah Kabupaten Sukabumi hadir Asisten Daerah (Asda) II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Ahmad Riyadi, Kepala Dinas Perindustrian dan ESDM Aam Amar Halim dan Camat Cikakak.
Dalam sambutannya, Asda 2 berharap agar kegiatan ini memberikan dampak positif bagi masyarakat. "Utamanya dalam penyerapan tenaga kerja serta berharap kegiatan eksplorasi terus berlanjut sehingga menjadi mesin PAD baru bagi Kabupaten Sukabumi melalui DBH, PBB dan Bonus Produksi," ujar Ahmad Riyadi.
Sementara itu, Kabid ESDM Yana Chefiana berharap hasil eksplorasi panas bumi ini bisa sesuai harapan.
"Sehingga bisa mendatangkan investor untuk menghasilkan listrik panas bumi agar kebutuhan pasokan listrik Jawa dan Bali bisa terpenuhi,” pungkasnya.