SUKABUMIUPDATE.com - Menjelang bulan suci Ramadan 1442 Hijriah, warga Kampung Cibeber I RT 01/04 Desa Sirnasari, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Sukabumi mulai memproduksi kolang-kaling, atau warga lokal menyebutnya caruluk.
"Produksi kolang-kaling setiap menjelang bulan Ramadan. Dulu ikut sama orang tua, sekarang produksi sendiri," ucap perajin kolang-kaling, Ropandi (32 tahun) kepada sukabumiupdate.com, Selasa (23/3/2021).
Baca Juga :
Ropandi mengatakan, bahan baku kolang-kaling produksinya berasal dari pohon aren di hutan atau kebun di sekitar Desa Sirnasari.
"Saya membelinya tiap rangkaian atau pelepah Rp 25 ribu, nanti tinggal dihitung saja berapa banyak pelepah yang ada buahnya," paparnya.
"Untuk membuat kolang-kaling hingga bisa dikonsumsi memang memerlukan waktu cukup lama. Buahnya direbus dulu sekitar 5 jam, setelah itu diangkat dan ditiriskan. Lalu dibelah sama pisau, diambil kolang-kalingnya, ditumbuk, baru direndam. Bisa seminggu atau sampai kelihatan bersih," jelasnya.
"Pemasarannya masih untuk warga sekitar, pengguna jalan dan pedagang keliling, bisa juga secara online. Harga per kilogram Rp 10 ribu," terangnya.