SUKABUMIUPDATE.com - Usaha batu akik dan aksesoris berbahan dasar batu di Kecamatan Sagaranten, Kabupaten Sukabumi kembali bergeliat.
Seperti yang kini dirasakan Sarip, perajin batu di Kampung Gardu RT 02/02 Desa Datarnangka, Kecamatan Sagaranten, Kabupaten Sukabumi.
Pria yang cukup dikenal di kalangan perajin batu akik ini mengatakan, di masa pandemi Covid-19 ini, bisnis aksesoris batu kini kembali mendapat perhatian bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
"Masih ada perajin yang bertahan meski masih transaksi skala kecil. Di tempat saya ada macam-macam jenis batu, ada fosil sarang tawon, panca warna, fosil aren, lumut, serta kristal druzy yang memang sedang laku di pasaran luar negeri," kata Sarip saat ditemui sukabumiupdate.com, Senin (4/1/2021).
BACA JUGA: Listrik Sehari Tiga Kali Padam Ganggu Usaha Batu Akik Warga Pabuaran Sukabumi
Seiring berkembangnya zaman, Sarip kini menjual batu dan aksesoris berbahan dasar batu secara online. Bahkan kini produknya sudah dipasarkan sampai ke luar negeri.
"Marketnya ke Amerika, Kanada, Kualalumpur. Juga di dalam negeri seperti Yogyakarta, Bali dan Malang," beber Sarip.
Ia mengaku, setiap hari bisa mengirim batu 2-10 kilogram. Yang dikirim merupakan hasil produksi seperti kalung, giwang, anting-anting dan hiasan rumah berbahan dasar batu yang tadi ia sebutkan.
BACA JUGA: Tren Menurun, Pengrajin Batu Akik di Kampung Garduh Sukabumi Beralih Jadi Petani
Ia menjual barang yang sudah jadi dan per buah dibanderol 8 dollar amerika atau bila dikonversikan ke rupiah sekitar Rp 111.000. Sedangkan untuk bahan baku, seperti batu kristal dijual per kilogram Rp 200.000 - Rp 500.000.
"Sekarang kendalanya ada di biaya pengiriman yang cukup mahal. Contohnya kalau mengirim ke Amerika via Pos Indonesia mencapai Rp 400.000 per kilogram sekali kirim," imbuhnya.
Ingat Pesan Ibu: Wajib 3M (memakai masker, menJaga Jarak, mencuci tangan dengan sabun). Redaksi sukabumiupdate.com mengajak seluruh pembaca untuk menerapkan protokol kesehatan Covid-19 di setiap kegiatan.