SUKABUMIUPDATE.com - Seorang pengusaha muda asal Cicurug, Abdul Halim (31 tahun), telah menjalankan usaha ternak lebah sekaligus penjualan madu murni dengan merek Halimbee sejak tahun 2020. Halim merintis usahanya dari nol di Desa Bangbayang, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi.
Halim mengaku ketertarikannya terhadap dunia madu dimulai sejak lulus sekolah menengah atas dimana ia langsung bekerja di sebuah ternak lebah madu selama 10 tahun. Hingga akhirnya memutuskan membuka usaha sendiri di tengah pandemi Covid-19.
“Awalnya saya ikut kerja dengan orang lain sejak 2010. Baru pada tahun 2020, saat pandemi, saya memutuskan untuk membuka usaha sendiri,” ujar Abdul Halim, kepada sukabumiupdate.com, Senin (17/2/2025).
“Basic-nya saya dulu ternak lebah, kemudian mencoba menjual secara online, dan akhirnya diteruskan sampai sekarang. Usaha ini sudah berjalan lebih dari tiga tahun, meskipun saat ini penjualan mengalami penurunan,” katanya.
Menurut Halim, ternak lebah madu miliknya masih terbilang kecil, dengan luas 200 x 200 meter. "Modalnya sebesar Rp 1 juta untuk satu kotak ternak lebah. Dalam sebulan atau sekali panen dari 200 kotak bisa menghasilkan sebesar Rp 50 juta," ungkapnya.
Baca Juga: Minuman Sehat Jahe dan Madu dari dr. Zaidul Akbar, untuk Meredakan Sakit Kepala
Usaha penjualan madu murni
Untuk memenuhi kebutuhan pasar, Abdul Halim mengaku selain mengandalkan dari sumber ternak lebah madu sendiri, ia juga bekerjasama dengan pemasok madu murni dari berbagai daerah, seperti Riau dan Jambi. Dengan pengalamannya ia sudah terbiasa mencari sumber madu berkualitas tinggi.
Jenis madu yang dijualnya beragam, tergantung pada lokasi sumber madu. Dalam hal pemasaran, Halim mengikuti perkembangan zaman dengan mengunakan platform digital. “Karena era digital, saya lebih fokus ke pemasaran online melalui media sosial dan e-commerce. Kalau hanya mengandalkan offline, sulit bersaing, apalagi belum menemukan reseller yang cocok,” jelasnya.
Meskipun begitu, Halim menyebut pemasaran di Instagram dan Facebook masih memiliki tantangan tersendiri. “Sebagian besar pembeli berasal dari online. Kalau offline ada, tapi paling sebulan sekali baru ada transaksi,” ujarnya.
Pada puncaknya, Halim mampu menjual hingga 200 kilogram madu per hari. Namun, saat ini jumlahnya menurun menjadi sekitar 50 kilogram per hari. Salah satu tantangan terbesar yang dihadapinya adalah persaingan dengan madu sintetis dan madu pabrikan yang beredar di pasaran.
Baca Juga: Madu Hingga Daun Mint, 7 Obat Batuk Herbal yang Bisa Kamu Coba
Keunggulan madu Halim terletak pada kemurnian dan kualitas yang terjamin. "Madu saya asli 100 persen dan berani memberikan garansi," ujarnya. Harga madu yang ditawarkan bervariasi, mulai dari Rp 60 ribu per kilogram hingga Rp 300 ribu per kilogram untuk madu teuweul. Beberapa varian madu yang tersedia antara lain madu bunga kopi, bunga rambutan, hingga royal jelly.
Menariknya, Halim menjalankan bisnisnya secara independen, tanpa bergabung dengan komunitas peternak lebah lokal. Ia berharap untuk terus mengembangkan usaha dan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya madu murni. "Saya ingin mengenalkan produk madu murni sambil mengajak reseller untuk berjualan juga," pungkasnya.