SUKABUMIUPDATE.com - Bukalapak sebagai marketplace terpopuler di Indonesia, mengumumkan akan melakukan transformasi strategis dengan fokus pada pengembangan Produk Virtual.
Sebagai bagian dari langkah ini, Bukalapak memutuskan untuk menghentikan operasional penjualan Produk Fisik di platform marketplace mereka.
Langkah ini diambil untuk mendukung fokus baru perusahaan dalam memberikan layanan yang lebih optimal pada segmen Produk Virtual.
“Kami sepenuhnya memahami bahwa perubahan ini akan berdampak pada usaha Pelapak, dan kami berkomitmen untuk membuat proses transisi ini berjalan sebaik mungkin,” Dikutip dari blog Bukalapak.
Bukalapak akan fokus jualan produk virtual seperti:
- Pulsa Prabayar
- Paket Data
- Token Listrik
- Listrik Pascabayar
- Prakerja
- Bukasend
- Angsuran Kredit
- BPJS Kesehatan
- Air PDAM
- Telkom
- Pulsa Pascabayar
- TV Kabel & Internet
- Pajak PBB
- Penerimaan Negara
- Voucher Streaming
- Bayar Denda Tilang
- Bayar PPh Final
- Bayar PPN
- Bayar PPh 21
- Bayar SBN
- Bayar Bea
- BPJS Ketenagakerjaan
- BMoney
- Voucher Digital Emas.
Pada 9 Februari 2025 pukul 23:59 WIB akan menjadi tanggal terakhir pembeli untuk membuat pesanan. Berikut adalah kategori produk terakhir yang dapat dibeli:
- Aksesoris Rumah, Elektronik, Evoucher, Fashion Anak, Fashion Pria, Fashion Wanita, Food, Games, Handphone, Hobi & Koleksi, Industrial, Kamera, Kesehatan, Komputer, Logam Mulia, Luxury, Media, Mobil, Part & Aksesoris, Motor, Olahraga, Perawatan & Kecantikan, Perawatan Rumah Tangga, Perlengkapan Bayi, Perlengkapan Kantor, Personal Care, Rumah Tangga, Sepeda, Tiket & Voucher, dan Vape.
Mulai tanggal 1 Februari 2025, fitur untuk menambahkan produk baru di platform Bukalapak tidak akan lagi tersedia. Setelah tanggal tersebut, Pelapak tidak bisa lagi menambah daftar produk baru.
Bukalapak mengimbau para Pelapak untuk menyelesaikan seluruh pesanan yang sudah masuk sebelum Marketplace menghentikan operasionalnya. Hal ini penting untuk menghindari pembatalan otomatis pada pesanan yang belum diproses.
Pada tanggal 2 Maret 2025 pukul 23:59 WIB, semua pesanan yang belum dipenuhi akan otomatis dibatalkan oleh sistem. Dana dari pesanan yang dibatalkan akan langsung dikembalikan ke pembeli melalui layanan BukaDompet.
Untuk kebutuhan lain, seperti pencairan dana setelah tanggal 14 Maret 2025, pengguna dapat menghubungi Bukalapak melalui email di tautan: bl.id/bukabantuan.
Sejarah Singkat Bukalapak
Mengutip laman pranataprinting, Bukalapak didirikan pada 10 Januari 2010 oleh tiga pemuda Indonesia, yakni Achmad Zaky, Nugroho Herucahyono, dan Muhamad Fajrin Rasyid. Tujuan utama dari pendirian situs ini adalah untuk menyediakan platform bagi pelaku UKM di Indonesia agar dapat berkembang lebih baik.
UKM sendiri memiliki peran penting dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat dan kemajuan teknologi informasi, Bukalapak mampu tumbuh pesat. Salah satu faktor pendorongnya adalah tren sepeda lipat yang terjadi pada tahun 2010.
Pada masa itu, Bukalapak menjadi platform utama untuk transaksi jual beli sepeda, aksesoris, dan kebutuhan terkait lainnya. Melihat potensi tersebut, banyak investor mulai tertarik memberikan pendanaan, seperti Batavia Incubator dan GREE Ventures pada tahun 2012, serta investor lainnya.
Seiring berjalannya waktu, Bukalapak mencatat nilai transaksi yang terus meningkat. Setelah satu tahun beroperasi, situs ini menarik perhatian Batavia Incubator, dengan Takeshi Ebihara sebagai investor pertama.
Bukalapak meraih berbagai penghargaan penting pada tahun 2017 dan 2018, seperti Achmad Bakrie XVI 2018 dan Youtube Pulse 2018, yang semakin mengukuhkan posisinya sebagai salah satu platform e-commerce terkemuka.
Namun, tahun 2019 menjadi tantangan besar bagi Bukalapak. Seorang peretas mengklaim berhasil mencuri data pengguna, dan perusahaan harus melakukan PHK massal terhadap ratusan karyawan pada bulan September 2019.
Pada tahun 2020, Bukalapak kembali menghadapi perubahan besar ketika Achmad Zaky mengundurkan diri dari posisinya sebagai CEO dan digantikan oleh Rachmat Kaimuddin. Achmad Zaky kemudian fokus sebagai penasihat Bukalapak dan mentor startup teknologi.
Saat ini, Bukalapak dimiliki oleh Suitmedia dan Kreatif Media Karya. Struktur kepemimpinan perusahaan terdiri dari Rachmat Kaimuddin sebagai CEO, Willix Halim sebagai COO, dan Teddy Oetomo sebagai CSO.