SUKABUMIUPDATE.com - Sebuah gudang tempat mengoplos tabung gas LPG di Kampung Cikujang, RT 15/03, Desa/Kecamatan Gunungguruh, Kabupaten Sukabumi, digerebek oleh pihak kepolisian pada Selasa, 10 Desember 2024.
Dalam penggerebekan tersebut, Polres Sukabumi Kota berhasil menyita barang bukti berupa 353 tabung kosong LPG 3 kilogram, 130 tabung LPG 12 kilogram, dua tabung LPG 50 kilogram, dan lima tabung LPG 5,5 kilogram.
Kapolres Sukabumi Kota, AKBP Rita Suwadi, menjelaskan bahwa lima orang terduga pelaku diduga menyuntikkan isi gas LPG bersubsidi dari tabung 3 kilogram ke tabung non-subsidi berkapasitas 12 kilogram menggunakan alat regulator. Gas dalam tabung 12 kilogram tersebut kemudian dijual dengan harga komersial sekitar Rp 235 ribu per tabung.
Tindakan ini tentu sangat merugikan konsumen, mengingat gas elpiji adalah kebutuhan rumah tangga yang sangat penting, khususnya untuk aktivitas memasak. Permintaan akan gas elpiji terus meningkat, bahkan stok di beberapa pemasok kerap habis.
Ironisnya, kondisi ini justru dimanfaatkan oleh oknum-oknum tertentu untuk melakukan kecurangan demi meraih keuntungan, salah satunya dengan menjual gas oplosan.
Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk lebih berhati-hati dalam membeli gas elpiji. Ada kemungkinan gas yang dibeli adalah gas oplosan. Sangat penting untuk mengenali ciri-ciri gas oplosan agar terhindar dari kerugian dan potensi bahaya.
Berikut beberapa karakteristik gas oplosan yang dapat diidentifikasi, sebagaimana dirangkum dari laman Gas Industri dan sumber lainnya.
1. Perhatikan Kondisi Tabung Gas
Tabung gas asli biasanya memiliki kondisi fisik yang baik, meskipun terkadang sedikit kotor, namun tetap layak pakai. Sebaliknya, tabung gas oplosan cenderung berada dalam kondisi yang buruk. Permukaannya sering kali tidak mulus, cat terkelupas, terdapat penyok, dan segel dalam keadaan robek.
Pastikan untuk menghindari tabung yang berkarat, bocor, penyok, atau memiliki kerusakan lain, karena tabung dengan kondisi demikian berpotensi menyebabkan kebocoran gas atau bahkan ledakan.
2. Pastikan Ada Tulisan SNI
Tabung gas elpiji asli selalu memiliki tulisan SNI dan Pertamina, baik untuk ukuran 3 kg maupun 12 kg. Tulisan ini dicap permanen sebagai tanda keaslian. Sebaliknya, pada tabung gas oplosan, tulisan tersebut tidak ada, hanya warnanya saja yang menyerupai tabung asli.
3. Cek Kondisi Segel
Tabung gas baru memiliki segel yang utuh, tanpa bekas sobekan atau kendur, dengan tulisan agen yang terlihat jelas pada segelnya. Sebaliknya, segel pada tabung gas oplosan biasanya sudah rusak, sobek, atau tidak mencantumkan informasi agen distribusi.
4. Periksa Bagian Karet
Karet pada saluran gas di bagian atas tabung harus dalam kondisi tebal, rapi, dan kokoh. Jika karet tersebut longgar, rusak, atau tipis, besar kemungkinan tabung tersebut adalah tabung oplosan. Karet yang rusak dapat meningkatkan risiko kebocoran gas, yang tentunya sangat membahayakan pengguna.
5. Belanja dari Sumber Terpercaya
Penting untuk membeli tabung gas dari penjual resmi yang memiliki reputasi baik. Hindari membeli dari pedagang ilegal atau tidak resmi, karena produk mereka mungkin tidak memenuhi standar keamanan.
Di pangkalan resmi, agen pendistribusian biasanya diawasi ketat, sehingga risiko pengoplosan lebih kecil. Agen yang terbukti melakukan pengoplosan dapat kehilangan pasokan gas dari distributor.
6. Gunakan Berat Sebagai Indikator
Berat tabung gas dapat menjadi acuan untuk memeriksa keaslian. Tabung elpiji 3 kg yang asli memiliki berat total sekitar 8 kg, sementara tabung 12 kg sekitar 27,2 kg. Jika beratnya jauh berbeda dari standar tersebut, kemungkinan besar tabung tersebut adalah tabung oplosan, dan sebaiknya segera dikembalikan kepada penjual.
Bijak dalam Membeli Gas Elpiji
Sebagai konsumen, penting untuk teliti dan bijak saat membeli gas elpiji. Jangan sampai tergiur harga murah atau kelalaian sehingga tanpa sadar membeli gas oplosan. Selain merugikan secara finansial, gas oplosan juga berisiko membahayakan keselamatan.