SUKABUMIUPDATE.com - Kondisi pasar saat ini sedang tak bersahabat bagi petani cabai. Di wilayah Pajampangan Kabupaten Sukabumi harga cabai cablak atau rawit anjlok hingga Rp 3.500 per kg, angka yang membuat petani mengalami kerugian cukup dalam.
Harga tersebut tak sebanding dengan biaya produksi yang tinggi. "Dua bulan yang lalu harga cabe masih berkisaran antara Rp 20 ribu - Rp 30 ribu per kilogram, tergantung kualitas. sekarang turun drastis harga dikisaran Rp 3500 - Rp 4000, dan Rp 5000 per kilogram," ucap Budiman warga Kampung Ciledeg Desa Mekarjaya Kecamatan Jampangkulon kepada Sukabumiupdate.com, Sabtu 2/11/2024.
Baca Juga: 5 Mobil Ditimpa Pohon Karet, Hujan Disertai Angin Kencang Landa Cibadak Sukabumi
Petani milenial berusia 39 tahun ini menjelaskan bahwa panen kali ini tak menutup biaya tanam atau produksi. Budiman menjelaskan mulai tanam hingga panen itu dalam kurun waktu tiga bulan, dengan benih kualitas terbaik dengan harga Rp 50 ribu sebanyak 3200 biji, disemai atau tumbuh 2000 an.
"Pada masa pertumbuhan, hingga panen itu, petani menggunakan pupuk non subsidi dengan harga per kilo Rp 50 ribu, hingga Rp 100 ribu, karena memang kami menggunakan pupuk non subsidi, kalau menggunakan pupuk subsidi tidak menjamin pertumbuhan, belum beli obat semprot dan vitamin, harganya yang lumayan mahal juga," ungkapnya.
Baca Juga: Hilang Kendali di Tikungan, Kronologi Truk Plafon PVC Terguling di Bantargadung Sukabumi
"Saat panen juga, untuk biaya petik Rp 2000 per kilogram, itupun warga jarang yang mau, karena memang murah dari pagi hingga sore hari paling dapat 18 kilogram. Mohon kepada pemerintah agar ada kebijakan atau regulasinya terkait harga cabe, karena di Sukabumi Selatan ini lagi semangat semangatnya petani milenial bercocok tanam cabe," tandasnya.