SUKABUMIUPDATE.com - Nadira Permata Sandi, seorang mahasiswi Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI) dalam observasinya menemukan potensi besar UMKM dengan produk ‘Enye’ atau kicimpring di pasar makanan ringan.
Dibantu Asep Munajat selaku dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan, Nadira melakukan observasi terkait camilan itu di Kampung Margasari, Desa Bojongkembar, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi. Di sana, Nadira melihat keripik enye dibuat lebih variatif dengan rasa dan bentuk yang berbeda pada umumnya.
“Makanan ini biasanya disajikan sebagai camilan atau sekedar teman mengopi waktu sore hari di kalangan masyarakat. Ini salah satu bisnis yang memiliki prospek menjanjikan keuntungan di bidang kuliner,”ujar Nadira kepada sukabumiupdate.com, Jumat (2/8/2024).
Menurutnya, di daerah Cikembar sangat banyak sekali tersedia bahan utama pembuatan enye yakni singkong sehingga masyarakat dapat dengan mudah untuk mendapatkan bahan baku makanan tradisional itu.
“Tumbuhan singkong ini banyak tumbuh hampir di seluruh wilayah Sukabumi sehingga tidak sulit untuk mendapatkan bahan baku enye ini,” ungkapnya.
Baca Juga: Pengabdian Masyarakat: UMMI Dampingi UMKM Labeling Produk di Cikole Sukabumi
Terlebih, enye yang dikembangkan di daerah Cikembar itu dikemas dengan sangat inovatif. Masyarakat mengembangkannya dengan membuat varian rasa baru dan bentuk yang lebih menarik dan berbeda dengan enye pada umumnya.
“Ada lima macam variasi rasa yang dimiliki oleh enye daerah Cikembar, di antaranya yaitu rasa original, pedas, keju, rasa udang, kencur dan rasa lainnya. Inovasi enye tersebut menjadikan enye dari daerah Cikembar memiliki daya tarik tersendiri,” pungkasnya. (ADV)