SUKABUMIUPDATE.com - Singkong jenis gebang tetap masih menjadi primadona para petani di Kecamatan Lengkong, Kabupaten Sukabumi. Kendati harganya di pasaran pasang surut, mereka tetap mengandalkan hasil bumi tersebut untuk membantu ekonomi.
Jenis singkong yang satu ini memang tidak bisa dikonsumsi secara langsung. Petani di Kecamatan Lengkong menanamnya terlebih dahulu untuk kemudian dijual ke luar daerah sebagai bahan baku tepung aci atau tepung kanji.
"Sudah puluhan tahun, petani di Lengkong mengandalkan tanaman singkong, mungkin sudah menjadi turun temurun. Dengan memanfaatkan lahan Perhutani," kata salah satu tengkulak singkong gebang, Berto (43 tahun) warga Desa Lengkong kepada sukabumiupdate.com, Selasa 6/2/2024.
Ia bersyukur bahwa selepas pandemi Covid-19 harga umbi-umbian tersebut di Kabupaten Sukabumi berangsur-angsur alami kenaikan dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Baca Juga: 6 Resep Olahan Singkong Kekinian, Mudah dan Lezat
Menurut Berto, harga beli dari petani saat ini mencapai Rp1.600 sedangkan harga jual untuk pabrik aci di Tasikmalaya senilai Rp1.700 sampai Rp1.800 per kilogram, itupun tergantung kondisi singkong.
"Kalau masuk ke pasar Rp1.800 per kilogram, sampai Rp2.000 per kilogram. Setelah Covid 19, harga berangsur angsur naik. Sebelum pada saat Pandemi Covid 19, singkong dari petani harganya Rp500 per kilogram dan harga jual Rp750 per kilogram. Harga berangsur angsur naik," ungkapnya.
"Mudah mudahan harga tetap stabil, tidak terdampak dengan cuaca musim hujan. Karena petani disini sangat mengandalkan dari tanaman singkong. Rata rata kami mengirim sepekan dua kali, bisa mencapai 3-5 ton, belum tengkulak yang lainnya," imbuhnya.