SUKABUMIUPDATE.com - Orang sunda sangat dekat dengan penggunaan kosakata bahasa lokal. Selain sebagai bentuk pelestarian budaya, hal ini turut menjadi bukti implementasi bahasa ibu.
Mengutip kamussunda.net, pengertian dari kata jojodog dalam Bahasa Sunda adalah "dingklik". Kemudian Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online menjelaskan bahwa dingklik/ding·klik/ adalah bangku pendek untuk duduk atau untuk meletakkan kaki.
Lebih dalam lagi, mengutip informasi Lektur dalam KBBI Online, di laman kbbi.lektur.id, dingklik memiliki arti dalam kelas nomina atau kata benda. Maka, dingklik dapat menyatakan nama dari seseorang, tempat, atau semua benda dan segala yang dibendakan.
Kesimpulannya, menurut KBBI arti kata dingklik adalah bangku pendek untuk duduk atau untuk meletakkan kaki.
Baca Juga: 13 Manfaat Minum Kopi untuk Kesehatan, Tanpa Kafein Lebih Bagus!
Menarik untuk dikaji, hanya sedikit masyarakat jaman now yang mengetahui dan menggunakan jojodog dalam kehidupan sehari-hari. Mayoritas masyarakat jaman old alias sesepuh saja yang memahami istilah jojodog ini.
Menilik penggunaannya, jojodog biasa digunakan oleh kakek dan nenek moyang ketika memasak di tungku (bahasa sunda: hawu). Jojodog sangat bermanfaat daripada harus pegal karena harus jongkok menunggu kayu bakar (bahasa sunda: suluh) membara.
Jojodog terbuat dari kayu, berbentuk persegi panjang dan hanya cukup untuk satu orang saja.
Baca Juga: 6 Tahun Berturut-turut, Finlandia Jadi Negara Paling Bahagia di Dunia
Duduk di jojodog tak hanya dilakukan saat di hawu, tetapi juga digunakan ketika mengolah kue saat lebaran tiba. Maklum, orang sepuh biasanya tidak tahan duduk di lantai yang dingin.
Di zaman modern, jojodog dimodifikasi menjadi bentuk yang lebih kekinian. Bahkan, jojodog masa kini dijual di tukang perabot dengan menggunakan bahan plastik.
Harga jojodog plastik ini pun murah, mulai dari 5 ribu hingga 10 ribu saja. Harga tersebut disesuaikan dengan ukuran dari jojodog yang dibeli.
Jadi, apakah Updaters memiliki jojodog di rumah?
Sumber: KBBI