SUKABUMIUPDATE.com - Dimana ada kemauan, di situ ada jalan, itulah kalimat yang relevan menggambarkan perjuangan Vivi Hariany dan Handry Wahyudi, pasangan suami istri yang kini terkenal sebagai founder keripik tempe crispy KAHLA Sukabumi.
Perjalanan bisnis Vivi dan Handry dimulai pada tahun 2008. Saat itu, keduanya baru saja kehilangan pekerjaan lantaran perusahaan tempat mereka bekerja gulung tikar. Tidak tahu apa yang harus dilakukan, pasutri ini akhirnya memutuskan untuk pulang ke kampung halaman, di Nagrak Sukabumi.
Setelah pindah ke Sukabumi, di tahun pertama Vivi dan suami mencoba usaha jual pulsa dan handphone. "Namun ternyata pada tahun 2008 itu disini banyak yang belum punya handphone, sehingga usaha konter tidak berjalan lama dan bangkrut," ujar Vivi.
Baca Juga: Keripik Pohon Pisang, Cara Pemuda Sukabumi olah Limbah Kebun jadi Cuan
Tidak lantas berpangku tangan, memasuki tahun 2009 Vivi yang memang punya bakat di bidang marketing kembali bekerja di sebuah perusahaan rokok sebagai sales. Sementara Handry juga bekerja sebagai supervisor di kantor yang sama.
Baru di tahun 2014, saat merk rokok tersebut beranjak tenar, Vivi berniat untuk berhenti bekerja. Alasannya sederhana, ia ingin kembali mencoba berbisnis.
“Saya berpikir, ngapain promosiin barang orang terus. Kenapa saya tidak coba membuat produk sendiri. Selain itu, saya juga ingin membuka lapangan pekerjaan untuk orang-orang sekitar sini,” cerita Vivi.
Baca Juga: Bahas Peluang Bisnis Media Lokal, Suara.com dan IMS Luncurkan LMS 2023
Akhirnya, ia dan Handry membuka usaha sendiri di bidang makanan ringan terlebih dulu. Pilihannya kemudian jatuh pada keripik tempe, makanan yang bisa dijadikan cemilan maupun lauk untuk makan.
“Saya berpikir, makanan apa yang digemari orang, bisa untuk cemilan, juga untuk makan nasi, dan ternyata itu tempe, karena tempe lebih fleksibel” paparnya dengan antusias.
Di akhir tahun itu, mereka mulai memproduksi keripik tempe dalam jumlah terbatas. Penjualannya pun hanya untuk warga sekitar rumah.
“Mulanya kami hanya mencoba sedikit-sedikit, dengan modal yang tidak seberapa,” ujar wanita 48 tahun itu mengenang masa awal merintis usaha.
Baca Juga: Tak Perlu Selimut! Ini 6 Daerah Terpanas Di Jawa Barat, Ada yang Capai 39 Derajat Celcius
Pada saat mulai, Vivi dan Handry mengerjakan semuanya sendiri sepulang bekerja. Mulai dari membeli tempe, membumbuinya, mengolahnya menjadi keripik gurih, hingga menjadikannya ke warung-warung di sekitar kampung. Mereka menjualnya dalam bungkus kecil-kecil, seharga seribu rupiah per bungkusnya.
“Ke warung kami kasih harga 800 rupiah, mereka ambil untung 200 rupiah. Alhamdulillah, tempe saya laku,” ujar Vivi sumringah. Baru sebulan diproduksi, sudah banyak yang kembali memesan. Bahkan, penjualannya mulai merambah sampai ke kampung-kampung lain.
Di tahun 2015, Vivi dan Handry memutuskan untuk berhenti bekerja dan fokus mengurus usaha keripik tempe yang sudah mulai berkembang. Di sinilah episode perjalanan bisnis mereka dimulai.
Memberdayakan Masyarakat Sekitar.
Baca Juga: Film Mangkujiwo 2: Sinopsis, Daftar Pemain Hingga Jadwal Tayang di Bioskop
Saat ini Vivi sudah mampu mempekerjakan 6 orang karyawan untuk membantu menjalankan usahanya dan semua karyawan tersebut berasal dari kampung Vivi sendiri.
Diakui Vivi, ia lebih mengutamakan mengajak pemuda-pemuda di sekitarnya sebagai karyawan KAHLA. Menurutnya, tidak masalah jika laki-laki yang mengiris, menggoreng, dan mengemas tempe dalam proses produksinya.
“Di sekitar sini, wanita bisa bekerja di pabrik, sementara laki-laki susah untuk kerja, sebagian kadang dari mereka harus mencari nafkah sampai keluar daerah,” jelasnya.
Baca Juga: 7 Alamat Proxy Whatsapp Indonesia Gratis, Pake WA Gak Perlu Terhubung Internet
Meraih Pasar Nasional dan Mancanegara
Saat ini, bisnis keripik tempe milik Vivi dan Handry tidak lagi dijual dengan harga seribu rupiah, melainkan lima belas ribu rupiah per bungkus. Kemasannya pun sudah jauh berbeda, dari kantong plastik sederhana menjadi aluminium foil dengan desain khas yang didominasi warna kuning.
“Saya ibarat terjun bebas waktu itu, mengubah packingan, mengubah harga, mengubah standar tempe saya,” ujar Vivi.
Maksudnya, untuk semua perubahan tersebut, ia harus mengeluarkan modal yang tidak sedikit sebagai taruhannya. Namun Vivi tak hilang akal, ia memanfaatkan keahliannya berpromosi dengan mengikuti berbagai pameran, baik skala lokal maupun nasional.
Baca Juga: Spesifikasi HP iPhone 13 Pro Max, Simak Harga Terbarunya di Sini!
“Pameran di pelosok-pelosok pun saya ikuti, karena di sanalah kesempatan untuk memasarkan produk kami,” kata Vivi dengan tegas.
Demi menarik calon konsumen, Vivi tidak pernah pelit dengan tester yang selalu dibawanya. Ia gigih menawarkan dagangannya kepada pengunjung pameran. “Bahkan orang yang cuma lewat saja, tetap saya berikan tester,” katanya.
Strategi ini cukup berhasil. Semakin banyak pameran yang diikutinya, semakin terkenal pula tempe crispy olahannya.
Di tahun 2019, Vivi dan Handry bahkan berkesempatan mengikuti pameran di Trade Expo Indonesia di BSD, Tangerang. Ajang yang cukup bergengsi di kalangan importir dan eksportir ini, diakui Vivi membuat produknya lebih dikenal secara luas.
Baca Juga: Catat! Ini Syarat Daftar Beasiswa LPDP 2023, Lengkap dengan Jadwalnya
Tak hanya itu, Vivi dan Handry juga semakin rajin memasukkan produk mereka ke toko-toko panganan dan oleh-oleh. Saat ini, keripik tempe asuhan mereka bisa didapati di berbagai bandara besar, stasiun-stasiun kereta, hingga di Sarinah Thamrin Jakarta.
Usahanya terus berkembang dengan masuknya reseller, agen, dan distributor dalam jaringan dagang mereka.
“Untuk reseller cukup mengambil 30 bungkus, untuk agen 100 bungkus, sedangkan distributor harus 500 bungkus,” jelas Vivi.
Saat ini, mereka telah memiliki 30 reseller dan lima distributor yang tersebar di area Tangerang, Bekasi, Depok, dan Bandung.
Baca Juga: Berbahaya Jangan Dipelihara! Burung Kenari Asli Indonesia Penunggu Lereng Pangrango
KAHLA : Berkah Langit
Kami menamakan merk produk kami dengan nama KAHLA, yang artinya berkah dari langit. Kami berharap usaha ini mendapatkan keberkahan dari Allah SWT tidak hanya untuk kami tetapi juga berkah untuk orang-orang di sekeliling kami,” terang Vivi.
Rahasia kesuksesan produk KAHLA Tempe Crispy tentu bukan hanya dari strategi branding maupun promosi yang dijalankan Vivi. Cita rasa unik yang lezat dari produk ini juga merupakan modal utama yang membuatnya laku keras. Setiap kemasan KAHLA Tempe Crispy, memuat 80 gram keripik tempe dengan rasa gurih yang khas.
Keripik tempe yang mereka produksi sangat renyah dan punya citarasa sendiri yang berbeda dengan tempe sejenis pada umumnya. “Itu yang bikin konsumen nggak mau berhenti makannya dan kembali order di kami,” ujar Vivi.
Baca Juga: 4 Tanda Kamu Sedang Jatuh Cinta, Salah Satunya Selalu Terbayang Sosoknya
Menurutnya, salah satu kelebihan KAHLA adalah karena Vivi lebih mementingkan kualitas dan rasa yang konsisten memuaskan pelanggan.
Untuk konsisten menjaga kualitas produknya, Vivi dan Handry hanya memesan tempe yang sudah di tahap peragian khusus ke tempat langganannya.
“Ada langganan khusus untuk mengambil tempe dan mereka sudah tahu permintaan kita seperti apa,” papar Vivi.
Tempe yang sudah diragi ini kemudian akan diberi bumbu dan didiamkan untuk satu hari. Vivi kemudian akan menilai tingkat kematangan tempe dan jika menurutnya sudah cukup, maka akan dimulai proses pembuatan keripik tempe. Proses ini dilakukan oleh para karyawannya di bawah pengawasan langsung Vivi sendiri. Sekali memproduksi keripik, ia bisa menghabiskan 15 kg tempe.
Saat ini, KAHLA Tempe Crispy sudah mengembangkan beberapa varian produk selain rasa original yang menjadi ciri khasnya. Enam rasa lainnya adalah spicy hot, sapi panggang, balado, keju, ayam bawang, dan jagung bakar.
KAHLA juga memiliki produk Tempe Stick Bumbu Rujak dengan tiga rasa, yaitu potongan buah honje, nanas, dan mangga. Selain itu, ada pula Tempe Baby Hot dengan campuran jengkol, teri, dan rebon. Terakhir, produk terbaru mereka adalah Seblak Tempe.
Baca Juga: Bangunan Sudah Lapuk, Rumah Milik Janda Lansia di Kadudampit Sukabumi Ambruk
Produk ini memiliki masa kadaluarsa dengan jarak satu tahun dari tanggal produksinya. Dari segi legalitas, keripik tempe yang renyah ini juga sudah memiliki label MUI dan izin PIRT dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi sehingga terjamin aman untuk dikonsumsi.
Saat ini, KAHLA Keripik Tempe Crispy sudah masuk ke pasaran kota-kota besar, seperti Bandung, Jakarta, Depok, Tangerang, Serang, Medan, Pekanbaru, hingga Jambi. Sementara di mancanegara, produk ini telah sukses menembus pasaran di Thailand, Malaysia, Kanada, New Zealand, Hongkong, Korea Selatan, hingga Australia.
“Saat ini, kami juga sedang mempersiapkan pasar Eropa dan Jeddah sambil menunggu pandemi mereda, untuk Hongkong mulai tahun 2022 sudah dua kali order, dan Korea sedang nego, kita lagi proses untuk koteneran," jelas Vivi.
Saat ditanya mengenai rencana kedepannya, ia dan suami mengaku sudah punya target untuk mengambil pasar nasional ke depannya.
“Saya ingin produk saya seperti brand-brand yang terkenal dan bisa menguasai pasar nasional secara merata,” paparnya dengan optimis
Tak hanya itu, mereka juga ingin meningkatkan jumlah ekspor produk lebih luas lagi. Bagi Vivi, semua target ini dibuatnya juga agar misi sosialnya untuk menciptakan lapangan pekerja terus berlanjut.
(Advertorial)