SUKABUMIUPDATE.com - Hasil produksi kerajinan anyaman bambu warga Desa Kalibunder, Kecamatan Kalibunder, Kabupaten Sukabumi, masih bertahan hingga kini.
Kepala Desa Kalibunder Dede Adang Rustandi mengatakan perajin anyaman bambu ada di tiga kedusunan yakni Dusun Buniwangi, Dusun Tonjong, dan Dusun Neglasari.
"Mayoritas warga (Desa Kalibunder) merupakan perajin dan bertani," kata dia kepada sukabumiupdate.com, Sabtu (14/1/2023).
Dede mengungkapkan hasil produk warganya itu sudah tersebar di Kabupaten Sukabumi, Kota Sukabumi, bahkan hingga Banten. Adapun harga anyaman ini sekitar Rp 15 ribu hingga Rp 35 ribu. Menurut Dede, kondisi ini bisa mengangkat dan menjadi tambahan penghasilan bagi masyarakat.
"Berbagai kerajinan anyaman bambu berupa alat rumah tangga, sudah menjadi ikon Desa Kalibunder. Setiap kegiatan pemerintah selalu dipamerkan," ujarnya.
Baca Juga: Kisah Penjual Anyaman Bambu Kalibunder Sukabumi, Raup Omzet Rp 4 Juta Per Bulan
Keberadaan perajin anyaman bambu sudah sejak dulu, kata Dede, dan menjadi budaya bagi warga di tiga kedusunan untuk mengajarkan kepada keluarganya.
"Sudah menjadi turun-temurun, para orang tua mengajarkan anyaman kepada anak-anaknya," kata Dede.
Dede menyebut kerajinan anyaman hingga saat ini masih bisa bertahan, bersaing dengan alat-alat modern karena masih banyak peminatnya atau penggemarnya.
"Anak-anak SDN Neglasari sudah diajarkan dan diperkenalkan dengan anyaman bambu. Bahkan pernah menjadi juara keempat tingkat nasional, membuat kerajinan dari bambu kalau tingkat Kabupaten Sukabumi, dan tingkat Provinsi Jawa Barat keluar sebagai juara pertama," katanya.
Baca Juga: Takut Tak Punya Penerus, Cerita Perajin Anyaman Rotan di Ciambar Sukabumi
Camat Kalibunder Deni Yudono menambahkan selama ini pihaknya bersama Pemdes Kalibunder terus berusaha membantu mempromosikan hasil kerajinan anyaman bambu melalui event yang diselenggarakan pemerintah maupun komunitas.
"Bahkan anak-anak sekolah di Kecamatan Kalibunder sudah dikenalkan dan belajar anyaman. Ini bagian dari kearifan lokal, selain bisa menambah penghasilan, juga merupakan budaya yang harus dipertahankan," kata Deni.