SUKABUMIUPDATE.com - Belut sawah atau Monopterus albus Zuieuw adalah sumber pangan yang ternyata cukup digemari warga Sukabumi. Dari satu pedagang saja, kemampuan jualnya bisa mencapai 7 - 10 kilogram per hari, dengan harga jual hingga Rp 100 ribu per kg untuk belut hasil ngobor atau tangkapan.
Belut tergolong dalam famili Synbranchidae yaitu ikan-ikan yang tidak mempunyai sirip atau rongga untuk bergerak. Tubuhnya panjang mirip ular, tetapi belut tidak memiliki sisik, kulitnya licin mengeluarkan lendir, mampu hidup di lumpur dan di air keruh, khususnya di sawah.
Salah satu lapak di Sukabumi yang menjual belut hasil tangkapan adalah Hasbora yang biasa mangkal di pinggir jalan nasional Sukabumi Bogor. Tepatnya seberang Pesantren Al Masthuriyah, Cibolang Kabupaten Sukabumi.
Baca Juga: Kadisdikbud Kota Sukabumi Minta Siswa Belajar Diversifikasi dan Ketahanan Pangan
Sejak 7 tahun lalu, Iman Sudirhan (43 tahun) memilih menjadi kepanjangan tangan para pemburu belut sawah di Sukabumi. Nama lapaknyapun menunjukkan hal itu, Hasbora singkatan dari Hasil Ngobor Baraya.
Menurut Iman, setiap hari saat ini bisa menjual 6 hingga 7 kg belut, dengan harga Rp 70 ribu hingga Rp 100 ribu per kilogram.
“Harga jual tergantung ukuran, per kilogram itu ada yang isi 3 sampai 15 ekor. Bahkan ada juga babon ukuran hingga 1 kg per ekornya,” ungkap Iman kepada sukabumiupdate.com, Minggu (9/1/2023).
Baca Juga: Menikmati Olahan Rebung ala Warga Pajampangan Sukabumi
Dari usaha ini, Iman mendapatkan keuntungan 30 hingga 40 persen dari penghasilan bersih. Ia mendapatkan belut dari para pencari belut dan tukang ngobor dari banyak wilayah di Sukabumi.
“Ada yang langsung dibayar, ada juga yang sistem nanti bayarnya. Tergantung kondisi keuangan kita,” ucap Iman.
Iman menegaskan bahwa selama ini memang lebih fokus menjual dari para pemburu belut sawah. Karena belut budidaya rata-rata sudah punya pasar tersendiri.
Baca Juga: Drh Slamet Upgrade Budidaya Ikan Hias dan Diversifikasi Pengolahan Ikan di Sukabumi
Pembeli belut di lapak Hasbora mayoritas rumah tangga. Layaknya tukang ikan, Ia juga melayani jasa pembersihan belut, sehingga konsumen lebih mudah, tinggal tambah bumbu, dimasak sesuai menu dan selera.
“Bersihkan belut pakai gunting, dari bagian leher disayat ke bawah, kalo pakai pisau khawatir meleset karena licin. Belut itu kata konsumen yang biasa beli, enaknya digoreng kering,” jelas iman.
Writer: Restu Ari Prabowo (Magang)