SUKABUMIUPDATE.com - Desa Cikujang dikenal sebagai sentra industri mebel di Kabupaten Sukabumi Sukabumi. Daerah di wilayah Kecamatan Gunungguruh ini sempat dijuluki desanya pabrik mebel karena banyak bengkel dan rumah produksi kerajinan kayu disini.
Saat ini tersisah kurang lebih 10 produsen mebel yang masih aktif. Di sepanjang jalan Pajajaran berdiri rumah-rumah atau gudang yang dijadikan tempat produksi mebel.
Meja, kursi, lemari dan lainnya dihasilkan dari para pengrajin mebel Cikujang. Hasilnya selain pasar lokal juga dikirim ke berbagai daerah di Jawa Barat, bahkan sampai lintas pulau seperti Lampung.
Baca Juga: UMKM Go Global, bjb Support The 11th East Asia Local and Regional Government Congress
Beberapa tahun terakhir, produksi mebel di daerah tersebut tidak semasif dulu. Selain Covid 19 yang memaksa para pekerja dirumahkan, permintaan dari konsumen menipis hingga memaksa pengrajin mengurangi produksi.
Iqbal Hidayat (22 tahun), salah seorang produsen mebel Cikujang menuturkan hal itu. Iqbal yang meneruskan usaha ayahnya bercerita bagaimana dulu produksi bisa mencapai minimal 5 unit per minggu.
“Sekarang paling maksimal dua,” ucapnya kepada sukabumiupdate.com, Selasa (29/11/2022).
Baca Juga: Ragam Potensi di Purabaya Sukabumi: Batik Tulis hingga Industri Kerajinan
Bagi Iqbal yang coba mempertahankan tradisi kualitas dibanding kuantitas, minimal 5 barang per minggu itu sudah lumayan. Harga paling murah untuk satu barang yang dijual berkisar Rp 1 juta, dia juga melakukan trik promosi dengan ongkir (ongkos kirim) yang sudah dimasukan ke harga barang.
“Misal harga asli 900 ribu, kita bulatkan menjadi 1 juta agar konsumen tidak perlu menghitung lagi ongkos kirim. Jadi tau bereslah,” ujarnya.
Ia mengklaim produknya dibuat sedetail mungkin sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama dari pada tempat lain, yang bisa dengan sistem kebut semalam. “Sks gitu biasanya ada yang catnya masih basah ketika dibawa ke toko” Iqbal menambahkan.
Baca Juga: Soal Jalan dan Jembatan di Cikujang Sukabumi, PU: Dalam Waktu Dekat Ditangani
Melemahnya produksi mebel Cikujang lanjut Iqbal membuat sejumlah produsen mencoba peralihan ke bidang lain, seperti hanya jadi pemotong kayu maupun pembuat hiasan saja.
“Ada yang orang tuanya yang ingin anaknya kuliah dan tidak meneruskan usaha bapaknya, ada juga yang meninggal dan usahanya tutup,” lanjut Iqbal.
Memasarkan via Instagram juga sempat dicoba oleh Iqbal, namun karena desain yang mungkin dirasa jadul sehingga menyebabkan sepinya peminat, lantas ia menutup akun media sosial tersebut. Selain Instagram, ia juga memasarkan via marketplace seperti Shoppe.
Upaya untuk mempertahankan produksi juga dilakukan dengan sistem ngampas, yaitu membawa barang lebih dari pesanan untuk ditawarkan ke yang lain.
Baca Juga: Pengrajin Pedang dan Golok Khas Cibatu Kabupaten Sukabumi
Rusdi pegawai salah satu rumah produksi mebel Cikujang menjelaskan bahwa sistem ngampas ini untuk mengejar konsumen. “Misal ada toko pesan 1, kita bawa lebih. Istilahnya ngampas, siapa tau toko tertarik atau pembeli lain tertarik,
“Anehnya orang deket-deket sini belanja ke toko di kota, kan padahal mah bisa beli langsung ke sini da itu juga barang dari sini. Bisa lebih murah malahan,” pungkas Rusdi.
Reporter: Abdi (Magang)