SUKABUMIUPDATE.com - Usaha pembuatan gula semut kelapa yang dilakukan Kelompok Tani atau Poktan Warungwaru di Desa Purwasedar, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi, bergeliat. Pasalnya selain melayani penjualan di Sukabumi, produk gula semut ini diekspor hingga ke negara Belanda.
Baca Juga :
Bahan utama dari gula semut ini adalah nira kelapa. Di Desa Purwasedar ini, ada sekitar 200 lebih pohon kelapa yang khusus menyuplai nira untuk produksi gula tersebut. Rinciannya, nira dari 20 pohon kelapa bisa menghasilkan 10 kg gula.
Ketua Poktan Warungwaru, M. Supendi mengatakan pihak yang telah membantu dalam pengembangan usaha gula semut ini adalah Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Sukabumi.
Lebih lanjut Supendi menyatakan, dinamakan gula semut ini karena bentuknya yang menyerupai dengan sarang semut yang ada di tanah. Menurut dia, gula semut memiliki beberapa kelebihan dibanding gula cetak pada umumnya, yakni dapat tahan lama disimpan dalam jangka waktu hingga dua tahun tanpa mengalami perubahan warna dan rasa jika di bungkus dalam tempat yang rapat. "Ini karena kadar air yang terdapat pada gula semut hanya berkisar 2-3 persen," ujar Supendi.
Menurut dia, proses pembuatan gula semut kelapa tersebut hampir sama dengan membuat gula merah cetak. Lamanya produksi memakan waktu sekitar 4 jam, dimulai dari pengambilan nira hingga mengolahnya. Untuk produksi dilakukan di Kampung Cihaur RT 51/12, Desa Purwasedar.
Supendi menyatakan, tak ada campuran bahan kimia dalam gula tersebut. Adapun pemasaran produk gula mencakup Pajampangan, sebutan untuk daerah selatan Sukabumi.
“Untuk konsumen di wilayah Pajampangan, sudah menggunakan kemasan ekonomis isi 250 gram dengan harga Rp 10 ribu. Selain itu produknya sudah diekspor ke negara di benua Eropa seperti Belanda," pungkasnya.