Melihat Kebiasaan Orang yang Menyimpulkan Informasi Hanya dari Baca Judul

Rabu 27 Januari 2021, 13:01 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Ada fenomena menarik di tengah tsunami informasi yang tersebar luas di media sosial hingga media konvensional. Saat ini, nyaris semua orang dengan mudahnya bisa berbagi berita dengan men-share pesan yang hanya memuat judul (rata-rata dalam bentuk tangkapan layar atau screenshot).

Kondisi seperti itu bisa merangsang orang untuk menyimpulkan informasi dari sebuah judul saja. Tak jarang, kesalahpahaman akan suatu berita bisa muncul akibat tidak membaca hingga tuntas berita yang diterima. Meskipun ada pula orang yang memperoleh informasi secara utuh, namun tidak dibacanya hingga selesai.

Sebenarnya topik ini bukan hal baru di dunia informasi. Berdasarkan data Statista tahun 2016, 41 persen responden dunia mengaku hanya membaca daftar judul saja. Jumlah tersebut tentu cukup besar dan menarik untuk ditelusuri.

Bahkan sebelumnya, ilmuwan data di firma analisis lalu lintas Chartbeat, Josh Schwartz telah melakukan sebuah percobaan dengan salah satu media online bernama Slate ihwal kebiasaan masyarakat dalam membaca suatu informasi.

Temuan Schwartz ternyata tidak jauh berbeda dengan data Statista. Semakin panjang sebuah artikel berita yang disajikan, maka semakin mungkin berita tersebut tidak dibaca utuh alias ditinggalkan oleh pembacanya. Dalam percobaan ini Schwartz berasumsi bahwa umumnya panjang sebuah halaman website berada di sekitar angka 2.000 pixel.

Dari 2.000 pixel itu, Schwartz lalu membaginya ke dalam beberapa persen potongan. Pergerakan "scroll" pengunjung suatu halaman website menentukan pada persentase pengunjung yang berhenti dan keluar dari halaman website tersebut.

Dalam percobaan terhadap pembaca Slate, ditemukan bahwa 5 persen pengunjung tidak melakukan scroll sama sekali. Dengan kata lain, sebanyak 5 persen pengunjung Slate hanya membaca judul berita tanpa membaca isi berita secara keseluruhan.

Percobaan ini menemukan fakta lain bahwa kebanyakan pengunjung Slate hanya melakukan scroll 50 persen atas seluruh panjang halaman atau sekitar 1.000 pixel. Artinya, mayoritas pembaca Slate tidak membaca hingga tuntas artikel yang ditayangkan di media tersebut.

Selain soal dibaca secara utuh atau tidaknya sebuah artikel, Schwartz juga berasumsi bahwa pembaca yang membagikan sebuah artikel di media sosial tidaklah benar-benar membaca artikel yang dibagikannya itu.

Temuan Schwartz itu diamini Maksym Gabielkov, Arthi Ramachandran, Augustin Chaintreau, dan Arnaud Legout dalam jurnal yang berjudul "Social Clicks: What and Who Gets Read on Twitter?". Jurnal ini diterbitkan pada tahun 2016.

Dalam jurnal tersebut dikatakan, dari sekitar 2,8 juta artikel yang dibagikan di media sosial, ada 59 persen link berita yang tidak benar-benar diklik sama sekali.

Hal itu menunjukkan bahwa mayoritas artikel yang tersebar di media sosial tidak berdasar pada proses membaca artikel tersebut. Kondisi ini sangat memprihatinkan karena terjadi di tengah tren berbagi informasi yang cukup tinggi, apalagi ditopang oleh pertumbuhan penggunaan media sosial. 

Reuters Institute dalam sebuah laporan penelitian di 26 negara dengan lebih dari 50.000 responden yang berjudul "Digital News Report 2016", menemukan bahwa media sosial dimanfaatkan oleh setengah responden atau 51 persen sebagai tempat mendapatkan berita. Bahkan 12 persen di antaranya menjadikan media sosial sebagai tempat utama memperoleh berita.

Penggunaan media sosial sebagai sumber untuk memperoleh berita dalam laporan Reuters Institute tersebut didominasi kalangan muda, yakni usia 18 hingga 24 tahun.

Mengutip dari Tirto, temuan Reuters Institute tersebut juga mirip dengan apa yang terjadi di Indonesia. Generasi Z di Pulau Jawa dan Bali, 35,2 persen di antaranya mengaku menggunakan media sosial sebagai tempat utama mendapatkan berita. Melebihi penggunaan media konvensional seperti televisi yang hanya memperoleh persentase sekitar 14,4 persen

Jadi gimana nih, udah mau baca informasi atau berita hingga tuntas kan?

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkini
Kecantikan22 Februari 2025, 22:34 WIB

5 Cara Ampuh Memperbaiki Kulit Berminyak yang Dehidrasi, Bisa di Coba di Rumah

Kulit berminyak yang mengalami dehidrasi mungkin disebabkan oleh kurangnya asupan air atau penggunaan produk perawatan kulit yang tidak tepat.
Ilustrasi cara memperbaiki kulit berminyak yang dehidrasi (Sumber: Freepik/@stockking)
Sukabumi22 Februari 2025, 22:32 WIB

Setelah Autopsi, Samson Sang Preman Simpenan Sukabumi Dimakamkan di TPU Pasir Pogor

Kematian Samson masih menyisakan tanda tanya besar bagi keluarga.
Jenazah Suherlan alias Samson (33 tahun) saat akan dimakamkan di TPU Pasir Pogor, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (22/2/2025). | Foto: SU/Ilyas Supendi
Kecantikan22 Februari 2025, 22:25 WIB

Kulit Berminyak dan Dehidrasi: Ini 5 Penyebab dan Cara Mengatasinya

Dengan perawatan yang tepat, kulit berminyak yang dehidrasi dapat dikembalikan keseimbangannya. Ingat, hidrasi adalah kunci untuk kulit yang sehat dan bercahaya.
Ilustrasi kulit berminyak dan dehidrasi (Sumber:  Freepik/@KamranAydinov)
Nasional22 Februari 2025, 21:54 WIB

Diduga Dipecat Jadi Guru Pasca Kritik Polisi, Mendikdasmen Diminta Segera Bela Citra Sukatani

Guru merupakan warga negara yang dijamin hak-haknya.
Personel band punk Sukatani. | Foto: X/barengwarga
Life22 Februari 2025, 21:30 WIB

10 Cara Efektif Menghilangkan Noda Pewarna Rambut yang Menempel di Kulit

Mewarnai rambut tidak diragukan lagi merupakan salah satu cara termudah untuk mengubah penampilan. Namun, terkadang, betapapun kerasnya upaya untuk mencegahnya, warna rambut ini dapat meninggalkan bekas pada kulit.
Ilustrasi seorang wanita menggunakan pewarna rambut (Sumber: Freepik/@user18526052)
Sukabumi22 Februari 2025, 21:13 WIB

Tulang Tengkorak Terpotong, 4 Luka pada Wajah Warga Sukabumi yang Tewas di Tangan Adiknya

Tim dokter tidak melakukan tindakan autopsi terhadap jenazah Hendra.
Ketua tim dokter forensik RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi dr Nurul Aida Fathya saat dimintai keterangan oleh wartawan soal kematian Hendra (55 tahun) pada Sabtu (22/2/2025). | Foto: SU/Asep Awaludin
Sehat22 Februari 2025, 21:00 WIB

Panduan Lengkap Mengatasi Sakit Punggung: Penyebab, Cara Mengobati, dan Pencegahannya

Dengan memahami penyebab, pengobatan, dan langkah pencegahan, Anda dapat mengelola sakit punggung secara efektif dan mencegahnya mengganggu aktivitas harian.
Ilustrasi seseorang mengalami sakit punggung (Sumber: Freepik/@stefamerpik)
Sehat22 Februari 2025, 20:30 WIB

Panduan Aman Puasa Intermiten untuk Ibu Menyusui: 8 Tips dan Hal yang Perlu Diperhatikan

Puasa intermiten dapat memberikan manfaat bagi ibu menyusui jika dilakukan dengan benar dan hati-hati. Namun, keamanan dan efektivitasnya bergantung pada kebutuhan tubuh masing-masing ibu dan respons bayi.
Ilustrasi panduan aman puasa intermiten untuk ibu menyusui (Sumber: Freepik/@freepik)
Life22 Februari 2025, 20:00 WIB

Amankah Mencoba Puasa Intermiten Saat Menyusui? Simak Ulasan Berikut

Sebelum mencoba puasa intermiten ini, penting untuk berkonsultasi dengan dokter agar proses menyusui tetap optimal dan kesehatan bayi tetap terjaga.
Amankah mencoba puasa intermiten saat menyusui? (Sumber: Freepik/@freepic.diller)
Musik22 Februari 2025, 20:00 WIB

Sapa Penggemar Pertama Kali, Harga Tiket NCT Wish Asia Tour Log di Jakarta

boygroup NCT Wish akan menyapa penggemar Indonesia untuk pertama kali sejak debut melalui Asia Tour yang bakal digelar pada 31 Mei 2025 di Tennis Indoor Senayan, Jakarta.
Sapa Penggemar Pertama Kali, Harga Tiket NCT Wish Asia Tour Log di Jakarta (Sumber : Instagram/@nctwish_official)