SUKABUMIUPDATE.com – Emang (45 tahun) warga Babakan panjang, RT 15/09, Desa Buniwangi, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, sudah tujuh tahun menahan sakit akibat tabrak lari yang ia alami di Jalan Raya Cigombong, Kabupaten Bogor.
Hampir setiap malam, menurut pengakuannya, tak bisa tidur. “Saya tak kuat menahan sakitnya. Kadang saya hanya tidur dalam sejam. Saya sudah pernah meminta agar kaki saya diamputasi. Tapi oleh dokter Rumah Sakit Syamsudin, tidak diizinkan, karena kaki saya kata dokter itu, sebentar lagi akan sembuh,†ujarnya.
BACA JUGA:Â Derita TKW Asal Kebon Pedes Kabupaten Sukabumi, Harta Habis Untuk Sembuhkan Gangguan Mental
Untuk mengurangi rasa sakit, Emang hanya mengkomsumsi obat penahan nyeri. Itu pun, kalau jala hasil karyanya laku. “Kini saya hanya bisa diam saja. Dan agar waktu tak terbuang sia-sia, saya membuat jala,†imbuhnya
Ia mengatakan, terkadang uang modal membuat jala habis, dan selalu meminjam ke tetangga. “Uangnya habis beli obat. Seandainya ada dermawan yang bebaik hati memberikan modal,†tambahnya.
Biasanya, jala hasil rajutan tangannya ia jual sehara Rp500 ribu hingga Rp550 ribu, tergantung ukuran. Sementara jala serok, ia jual seharga Rp60 ribu untuk ukuran 40 centimeter. Sedangkan jala serok ukuran 30 centimeter, ia jual Rp30 ribu.
BACA JUGA:Â 23 Tahun Tanpa Pembangunan, Derita Warga Cirengrang Kabupaten Sukabumi
Emang memiliki seorang istri dan dua orang anak. Kedua anaknya sudah dewasa, dan sudah berumah tangga. Sedangkan istrinya mengadu nasib dengan menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW).
Ia menceritakan, tabrak lari itu terjadi pada tahun 2010 silam, saat ia mengendarai sepeda motor dari arah Bogor menuju Sukabumi.
Tepat di Jalan Raya Cigombong, sebuah truk dari arah Sukabumi menyalip truk lainnya, dan tabrakan antara sepeda motor yang ia kendarai dan truk tak terelakkan. “Kaki kanan saya terluka parah. Saya di bawa ke RSCM Jakarta, dan dirawat selama 100 hari. Semenjak itu, sebut dia, apabila bepergian, selalu menggunakan tongkat,†kenangnya.