SUKABUMIUPDATE.com -  Kehadiran taman bacaan lesehan di samping Mesjid Alhuriyah Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, ternyata mampu meningkatkan minat baca pemuda setempat. Tingkat kunjungan perpusatakaan yang buka setiap Sabtu dan Minggu ini, semakin meningkat, Sabtu (11/3).
“Alhamdulillah ada perubahan sekarang mah. Tingkat kunjungannya semakin naik. Selain membaca buku, banyak pula yang sekadar mendengarkan alunan musik akustik,†tutur Yoga Adriana (16) pelopor taman bacaan, siswa sekolah menengah kejuruan (SMK) di bilangan Kecamatan Cicurug, kepada sukabumiupdate.com.
Beberapa waktu lalu, ujar dia, tingkat peminjaman buku sekitar 50 ekslempar terdiri dari buku komik, novel, dan pelajaran. “Saat ini, tingkat peminjaman buku sudah mencapai 200 ekslempar terdiri dari 100 buku pelajaran, 50 buku komik, 30 buku umum pengetahuan, dan 20 novel. Sedangkan tingkat minat baca di tempat mencapai 50 hingga 100 orang,†ujar Yoga.
Hanya saja, kata dia, kondisi cuca ekstrim ini sangat menganggu aktivitas mereka dalam membuka taman bacaan gratis. Ia dan komunitasnya berharap Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Sukabumi memperhatikan upaya mereka. Apabila hujan mengguyur Cicurug, kata dia, seluruh kru harus bekerja keras menyelamatkan buku.
BACA JUGA:
Fahmi: Komunitas Motor di Sukabumi Harus Menjadi Simpul Kebersamaan
Taman Baca Plus Akustik a la Komunitas Pemuda Cicurug Kabupaten Sukabumi
Cara Kreatif Komunitas Bengkers Surade Kabupaten Sukabumi Manfaatkan Waktu Luang
“Ingin ada tempat yang representatif bagi kami menyimpan buku, dan bagi para pengunjung sekaligus sekretariat. Karena menurut saya dan teman-teman, taman bacaan ini sangat penting, sebab bisa menumbuhkan minat baca generasi muda. Kemudian mampu mengembangkan kreativitas sehingga terindar dari kenakalan remaja,†tutur dia.
Keinginan adanya sekretariat itu, ujar dia, agar lokasi lesehan perputsakan ini tidak berpindah-pindah. “Kami buka di halaman masjid ini dari pukul 16.00 WIB hingga menjelang magrib. Kemudian pindah ke halaman pendopo Kecamatan Cicurug hingga pukul 21.00 WIB,’ jelas dia.
Semenjak berdiri pada 30 Juni 2016 silam, sebut dia, keberadaan perpustkaan lesehan ini sudah diketahui oleh Pemerintah Kecamatan. “Pasti diketahui aparat kecamatan. Kami kanselalu izin menggunakan halaman masjid dan halaman Pendopo. Namun semenjak berdiri kami belum pernah diajak mengobrol soal masa depan perpusatkaan ini,†ungkap dia.
Ia mengatakan, sebagai manusia yang ingin mengembangkan diri, kelak para pengelola perpusatkaan ini akan menjalani hidup masing-masing. “Bisa saja melanjutkan kuliah ke luar daerah. Bisa setelah lulus sekolah langsung bekerja. Saya kuatir perpusatkaan lesehan ini akan redup dengan sendirinya,†tuturnya.