SUKABUMIUPDATE.com - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menggelar survei untuk mengetahui suara anak anak soal pandemi covid-19 dan sekolah tatap muka. Hasilnya, sebanyak 78,17 persen pelajar ingin kembali belajar di sekolah atau menjalani sekolah tatap muka.
Dikutip dari tempo.co, Komisioner Bidang Pendidikan Komisi Perlindungan Anak Indonesia, Retno Listyarti melakukan survei singkat Persepsi Peserta Didik tentang rencana pemerintah membuka pembelajaran tatap muka pada Januari 2021. "Survei ini dibuat untuk mendengarkan suara anak-anak Indonesia," kata Retno Listyarti dalam keterangan tertulis.
Aplikasi yang digunakan untuk melakukan survei adalah google form dengan metode penyebaran kuesioner melalui aplikasi WhatsApp dan Facebook dengan dibantu oleh pegiat pendidikan dan para guru dalam jaringan Federasi Serikat Guru Indonesia.
Dari 62.448 responden pelajar, mayoritas setuju sekolah tatap muka dibuka pada Januari 2021 yaitu sebanyak 48.817 siswa atau 78.17 persen dari total responden. Sedangkan yang tidak setuju sebanyak 6.241 siswa atau sekitar 10 persen dari total responden. Pelajar yang menjawab ragu-ragu mencapai 10.078 orang atau sekitar 16,13 persen dari total responden.
Para siswa yang setuju dengan sekolah tatap muka umumnya beralasan sudah jenuh pembelajaran jarak jauh. Mereka juga membutuhkan praktikum dan membahas materi pelajaran sulit yang tidak bisa diberikan melalui daring. Hampir 56 persen pelajar yang setuju sekolah tatap muka berada di jenjang kelas 6 SD, kelas 9 SMP, kelas 12 SMA/SMK.
Pelajar yang tidak setuju sekolah tatap muka umumnya khawatir tertular Covid-19 karena kasusnya masih tinggi di daerah mereka. Ada juga yang tidak setuju sekolah tatap muka lantaran meragukan kesiapan sekolah dalam menyediakan infrastruktur dan protokol kesehatan.
Survei singkat ini berlangsung selama sepekan, mulai 11 - 18 Desember 2020. Dari 62.448 pelajar yang mengikuti survei, sebanyak 55 persen di antaranya adalah siswa dan 45 persen siswi. Jenjang pendidikan yang berpartisipasi, yaitu pelajar SD sebanyak 28.164 anak; pelajar SMP sejumlah 28.132 anak; pelajar SMA 3.707 orang; dan pelajar SMK 4.184 orang. Pelajar SLB yang mengikuti survei sebanyak 49 anak, dan sisanya 900 anak dari madrasah.
Survei ini mencakup 34 provinsi, dengan mayoritas pelajar tinggal di Pulau Jawa. Adapun provinsi dengan peserta survei tertinggi, yaitu DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Barat, Bali, Jawa Timur, Yogyakarta. Ada pula pelajar dari Kalimantan Tengah, Sumatera Barat, Jambi, NTB, Bengkulu, dan provinsi lainnya.
SUMBER: TEMPO.CO