SUKABUMIUPDATE.com – Anggota DPRD Jawa Barat Lina Ruslinawati angkat bicara terkait respon berlebihan dari isu corona yang saat ini terjadi di Indonesia. Politik Partai Gerindra ini menilai respon terhadap corona tidak boleh berlebih karena akan memicu kepanikan dan akhirnya bisa berujung kekacauan.
Ditemui usai reses bertemu konstituennya di Kecamatan Gunung Guruh, Rabu (4/3/2020) wakil rakyat dari daerah pemilihan V Sukabumi ini meyakinkan bahwa wabah corona adalah peringatan dari allah untuk umat manusia. “Saya berkeyakinan semua apapun yang terjadi saat ini, termasuk wabah Corona atas izin Allah, jadi waspada harus tapi paranoid jangan!”
Respon dan kepanikan yang berlebihan menyikapi corona menurut lina hanya akan menganggu stabilitas kehidupan. Saling curiga dan akhirnya menimbulkan kepanikan massal, memborong barang kebutuhan dan kesehatan yang dampaknya akan berujung pada kekacauan tatanan perekonian dan sosial.
BACA JUGA: Apotek di Sukabumi Tak Jual Masker Sejak Januari, Hand Sanitizer Ikut Langka
Aksi rush atau belanja barang berlebihan membuat barang kebutuhan menghilang kalaupun ada harga mahal. “Yang menjadi korban adalah masyarakat dengan penghasilan rendah, mereka tidak bisa memborong dan saat mereka butuh barang kebutuhan itu harganya mahal dan akhirnya mereka tidak mampu mengakses atau membelinya,” sambung Lina.
Ia meminta pemerintah tegas menindah oknum masyarakat yang melakukan aksi borong apalagi terindikasi menimbun barang kebutuhan dan kesehatan. “Seperti masker dan sabun kebersihan yang saat ini menghilang dipasaran karena aksi borong berlebihan dari masyarakat atau oknum tertentu. Disaat orang benar-benar butuh karena sakit masker tidak ada, jadi ini harus menjadi perhatian pemegang regulasi yaitu pemerintah,” tegasnya.
BACA JUGA: Jawa Barat Siaga 1 Virus Corona
Untuk masker seharusnya menjadi perhatian khusus pemerintah, baik pusat, provinsi hingga kota dan kabupaten. Masker ini seharusnya disediakan secara gratis di fasilitas kesehatan sehingga bisa diakses oleh warga yang membutuhkannya saat harus berkunjung atau mendatangi, puskesmas, klinik hingga rumah sakit.
“Saya akan minta ke pemerintah daerah provinsi untuk ikut membahas masalah ketersediaan masker di wilayah. Karena Jabar sudah ditetapkan siaga 1 corona,” pungkasnya.