SUKABUMIUPDATE.com – Pukul 23.11.53 WIB Minggu malam kemarin (20/9/2020) gempa berkekuatan 2.2 magnitudo terjadi darat dengan episentrum berada di sekitar wilayah Cisolok Kabupaten Sukabumi. Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika(BMKG) menyebut aktivitas tektonik ini dipicu sesar citarik, patahan lokal yang pernah menyebabkan kerusakan banyak rumah warga Kabupaten Sukabumi akibat gempa Kalapanunggal yang terjadi tanggal 10 Maret 2020 silam.
Hal ini diungkapkan peneliti gempa dan tsunami BMKG, DR Daryono menjawab dua gempa darat yang terjadi di wilayah Sukabumi dalam 2 hari terakhir. “Kalau yang Minggu malam itu titik gempa berada di zona sesar citarik, BMKG tidak menerima laporan ada warga yang merasakan guncangannya,” jelasnya kepada sukabumiupdate.com, Senin (21/9/2020) melalui pesan singkat.
Data BMKG menyebutkan gempa tersebut terjadi 20 September 2020 pukul 20 23:11:53 WIB, dengan episentrum 6.88 LS - 106.50 BT (13 km BaratLaut Kabupaten Sukabumi Jabar). “Cukup dalam 86 kilometer dengan kekuatan 2.2 magnitudo,” sambung Daryono.
Ia menambah bahwa sesar citarik yang diduga menjadi pemicu gempa ini, merupakan patahan lokal ya`ng berada di sebelah barat Sesar Cimandiri, dan di sebelah timur zona sumber gempa Kluster Bogor. Sesar ini berorientasi utara timur laut – selatan barat daya, memanjang namun tersegmentasi Palabuahnratu, Bogor hingga bekasi.
BACA JUGA: Mengenal Sesar Citarik dari Palabuhanratu, Sumber Gempa Lainnya di Selatan Sukabumi
“Utara tidak terlalu aktif, yang selatan cukup aktif salah satunya gempa merusak di Kalapanunggal 10 Maret 2020 silam. Sesar ini diperkirakan sudah aktif sejak jutaan tahun lalu dan masih aktif hingga saat ini. Dengan mekanisme sesar geser mendatar mengiri (sinistral strike slip),” ungkap Daryono.
Pergerakan sesar ini punya potensi merusak, salah satu contohnya kejadian gempa Kalapanunggal. Menurut Daryono saat itu (gempa kalapanunggal) kekuatan gempa (5.1 mag) dan kedalammnya memiliki potensi merusak.
BACA JUGA: Beredar Video Rumah Ambruk Setelah Gempa 5.0 M, Warga: Itu di Kalapanunggal Sukabumi
“Gempa tidak membunuh, tapi reruntuhan bangunanlah yang sering kali menimbulkan korban baik luka maupun jiwa. Penting bagi pemerintah daerah yang wilayahnya memiliki banyak sesar lokal untuk memastikan warganya memiliki hunian atau bangunan lainnya kuat dan tahan dari guncangan gempa,” pungkas Daryono.