SUKABUMIUPDATE.com - Twitter akhirnya melakukan blokir terhadap akun pribadi Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Sabtu 9 Januari 2021 secara permanen. Keputusan tersebut diambil setelah sebelumnya platform media sosial ini memulihkan akun itu pasca aksi demonstrasi berujung kerusuhan di Capitol Hill.
Twitter menilai, kembali terjadi pelanggaran oleh akun Donald Trump terkait risiko hasutan untuk melakukan tindak kekerasan.
"Setelah meninjau secara cermat Tweet baru-baru ini dari akun @realDonaldTrump dan konteks di sekitarnya, kami telah secara permanen menangguhkan akun tersebut," kata Twitter dalam cuitannya yang dilansir dari Tempo.co.
Twitter sebelumnya melakukan blokir sementara akun Presiden Amerika Serikat itu, dimana akun tersebut mempunyai lebih dari 88 juta pengikut, menyusul kerusuhan di Capitol Hill oleh pengunjuk rasa pro-Trump, pada Rabu lalu. Kala itu, aplikasi berlogo burung tersebut telah memberikan peringatan bahwa bila ada pelanggaran tambahan, maka akan mengakibatkan blokir yang permanen.
Twitter mencatat, pada 8 Januari kemarin, Trump mengunggah cuitan "75.000.000 Patriot Amerika yang hebat yang memilih saya, AMERICA FIRST, dan MAKE AMERICA GREAT AGAIN, akan memiliki GIANT VOICE di masa depan. Mereka tidak akan dihormati atau diperlakukan tidak adil dengan cara, bentuk, atau bentuk apa pun!!!"
Beberapa saat kemudian, Trump mencuit, "Kepada semua yang bertanya, saya tidak akan menghadiri pelantikan pada 20 Januari,"
Akun Twitter Donald Trump | Sumber foto: Twitter.com/@realdonaldtrump
Padahal, Trump sebelumnya sudah menyambut baik ketika dibukanya kembali akun pribadinya tersebut dengan mengunggah video yang dinilai positif. Ia bahkan ikut mengumumkan bahwa Kongres Amerika Serikat telah mengesahkan hasil pemilihan presiden dan pemerintah baru akan dilantik pada 20 Januari nanti.
Trump yang merupakan pengusaha media dan properti itu kemudian menyatakan akan memastikan transisi kekuasaan yang mulus, teratur, dan tanpa hambatan. Pernyataan yang sama juga sebelumnya sudah diterbitkan akun direktur media sosial Gedung Putih, Dan Scavino.
Namun dua cuitan susulannya tersebut memaksa Twitter mengambil keputusan tegas dan mengunci permanen akun @realDonaldTrump, dengan pertimbangan ketegangan yang tengah terjadi di negara itu. Termasuk perkembangan percakapan global ihwal peristiwa di Capitol Hill pada 6 Januari 2021 lalu.
Trump mengalami ini di ujung kekuasaannya sebagai Presiden Amerika Serikat. Ia terus menyatakan penolakannya terhadap hasil pilpres sehingga memicu demo kerusuhan.
Twitter mengatakan bahwa kedua cuitan Trump tersebut mesti dibaca dalam konteks peristiwa yang lebih luas. Pernyataan presiden itu bisa dimobilisasi oleh audiens yang berbeda, termasuk untuk hasutan kekerasan.
Tak hanya itu, Twitter juga menyebut telah mengamati konteks pola perilaku akun Trump dalam beberapa waktu terakhir. Setelah menilai bahasa dalam tweet itu terhadap kebijakan Glorification of Violence, mereka menetapkan bahwa tweet tersebut melanggar kebijakan kekerasan.
Sementara platform media sosial Facebook mengambil langkah untuk menangguhkan akun Trump hingga akhir masa jabatan presidennya, yakni hari pelantikan Presiden Amerika Serikat terpilih, Joe Biden, 20 Januari mendatang.
Sumber: Tempo.co