Hari Pahlawan, Keluarga KH Ahmad Sanusi: Milineal Sukabumi Hanya Kenal Nama Jalan

Sabtu 09 November 2019, 23:00 WIB

SUKABUMIUPDATE.com – Tahun ini pejuang Kemerdekaan Indonesia sekaligus tokoh ulama Sukabumi, KH Ahmad Sanusi kembali belum terpilih untuk mendapatkan gelar pahlawan nasional . Nama KH Ahmad Sanusi tidak ada didaftar nama enam tokoh pejuang yang mendapatkan gelar pahlawan nasional baru di tahun 2019.

Keputusan pemerintah yang tertuang dalam Keppres Nomor 120/TK/Tahun 2019 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional. Akan diumumkan ke public secara resmi saat peringatan hari pahlawan nasional Indonesia, Minggu tanggal 10 November 2019.

Enam nama tersebut merupakan hasil seleksi 20 nama tokoh yang diajukan oleh Kementrian Sosial ke Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan Negara. Enam nama itu adalah Ruhana Kuddus dari Sumatera Barat, Sultan Himayatuddin Muhammad Saidi (Oputa Yii Ko) dari Sulawesi Tenggara, Prof dr M Sardjito dari DI Yogyakarta, KH Abdul Kahar Mudzakkir dari DI Yogyakarta, A A Maramis dari Sulawesi Utara dan KH Masjkur dari Jawa Timur.

BACA JUGA: HSN di Makam KH Ahmad Sanusi, Wali kota Sukabumi: Pesantren Laboratorium Perdamaian

Walaupun tidak mengungkapkan kekecewaan, keluarga besar dan ahli waris KH Ahmad Sanusi mengakui jika proses untuk mendapatkan gelar pahlawan nasional itu adalah keinginan besar warga, pemerintah daerah, akademisi, serta ulama Sukabumi. Prosesnya sendiri sangat panjang sudah mulai diajukan oleh pemerintah daerah Kota Sukabumi sejak tahun 2012 silam.

Ngobrol via chat, Heikal Lazuardi generasi keempat ahli waris KH Ahmad Sanusi mengakui semua keluarganya menerima apapun keputusan pemerintah soal gelar pahlawan nasional. “Kecewa mah nggak sih, semua keluarga juga biasa saja. Mungkin belum waktunya bagi KH Ahmad Sanusi mendapatkan gelar kehormatan itu dari negara,” jelas anak muda berusia 27 tahun ini, Sabtu (9/11/2019).

Bagi Heikal saat ini ikut mengajar dan menjadi staf tata usaha di lembaga pendidikan Syamsul Ulum yang didirikan oleh KH Ahmad Sanusi di Jalan Bhayangkara, Gunung Puyuh Kota Sukabumi. “Kita sih berharap tahun depan bisa dapat gelar pahlawan nasional, tapi lebih dari itu harapan lebih besar bagaimana sosok KH Ahmad Sanusi dikenal oleh generasi muda khususnya milineal minimal di Sukabumi,” sambungnya.

Heikal atas nama keluarga  besar KH Ahmad Sanusi cukup kaget dengan respon anak muda kalangan milenial Sukabumi terhadap sosok pejuang persiapan kemerdekaan Indonesia ini. “Ini serius, karena kebanyakan anak muda di Sukabumi sekarang kalo ditanya KH Ahmad Sanusi, tahunya hanya nama jalan saja,”

Heikal berharap forum literasi dan diskusi tentang siapa KH Ahmad Sanusi harus terus diterus dilakukan. “Kita akan mendukung untuk sesi bedah sosok Kh Ahmad Sanusi khususnya bagi generasi muda.”

Dikutip dari berbagai sumber, KH Ahmad Sanusi dilahirkan tanggal 18 September 1888 di Kampung Cantayan Desa Cantayan Kecematan Cantayan Kabupaten Sukabumi (daerah tersebut dulunya bernama Kampung Cantayan Desa Cantayan Onderdistrik Cikembar, Distrik Cibadak, Afdeeling Sukabumi). KH Ahmad Sanusi adalah anak ketiga dari delapan bersaudara pasangan KH. Abdurrohim (Ajengan Cantayan, Pimpinan Pondok PEsantren Cantayan) dengan Ibu Empok. 

Kiprah pria yang juga bergelar ajengan genteng ini dikancah perjuangan merebut kemerdekaan sudah dimulai tahun 1915. Sepulang dari menunaikan ibadah haji ditanah suci, Ahmad Sanusi kembali ke kampung halamannya di Sukabumi untuk membantu ayahnya mengajar di Pesantren Cantayan. 

 

Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi berziarah ke makam KH Ahmad Sanusi di Hari Santri Nasional | Sumber Foto:istimewa

Pada bulan Agustus 1927 dekat pesantren Cantayan terjadi insiden pengrusakan dua jaringan kawat telepon yang menghubungkan Sukabumi, Bandung dan Bogor. Peristiwa ini dijadikan bukti pemerintah Hindia Belanda untuk menangkap dan menahan Ahmad Sanusi. 

Dengan tuduhan itu, ia terpaksa mendekam di penjara Cianjur selama 9 bulan sampai bulan Mei 1928, terus dipindahkan ke penjara Kota Sukabumi sampai November 1928. Selanjutnya sejak bulan November 1928 Ahmad Sanusi diasingkan dan dibuang ke Tanah Tinggi Senen Batavia Centrum.  

Pada tanggal 3 Juli 1934, Gubernur Jenderal de Jonge mengeluarkan keputusan mengembalikan Ahmad Sanusi ke Kota Sukabumi dengan status tahanan kota. Kemudian di akhir tahun 1934, Ahmad Sanusi mendirikan Pondok Pesantren Gunung Puyuh yang lokasinya berada di belakang rumahnya, dalam perkembangan berikutnya Pondok Pesantren tersebut di beri nama Pergoeroean Syamsoel ‘Oeloem.

 Tahun 1942 Jepang menguasai Sukabumi dengan mengambil alih kekuasaan pemerintah Kolonial Belanda melalui mobilisasai militernya. Pada 1 Februari 1943, diadakan latihan Ulama yang diselenggarakan oleh pemerintah militer Jepang bertempat di Kantor Masjoemi Jalam Imamura no.1 Jakarta. Ahmad Sanusi menjadi instruktur dalam kegiatan tersebut bersama H. Agus Salim, Dr. Amrullah, dan lain-lain.

Pada bulan Oktober 1943, Ahmad Sanusi diangkat menjadi anggota Dewan Penasehat Daerah Bogor (Giin Bogor Shu Sangi Kai), dengan syarat salah satunya agar Al-Ittihadiyatul Islamiyyah (AII) dihidupkan kembali, karena sebelumnya organisasi yang lahir pada zaman pemerintah Kolonial Belanda dibubarkan Jepang. Akhirnya AII hidup kembali dengan merubah AD/ART dan nama itu menjadi Persatoean Oemmat Islam Indonesia (POII)

BACA JUGA: Bertemu Jokowi, Wali Kota Sukabumi Janji Usulkan KH Ahmad Sanusi Jadi Pahlawan Nasional

Pemikiran dan sumbangsihnya tentang bentuk Negara dan wilayah Negara, tergambar dalam keiutsertaannya dalam BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada tahun 1945. Disini KH Ahmad Sanusi disebut-sebut sebagai figur yang berhasil memecah kebuntuan rancangan konsep Indonesia sebagai negara.

Ketika sidang BPUPKI digelar pada tanggal 10 Juli 1945, Mr. Soesanto (mewakili kelompok aristokrasi) mengusulkan agar bentuk Indonesia adalah kerajaan. Usulan ini ditentang oleh Prof. Muhammad Yamin (Kelompok Nasionalis) menghendaki bentuk Negara Indonesia sebagai republik. 

Ia wafat pada umur 63 tahun di Pesantren Gunung Puyung Kota Sukabumi dan dimakamkan tak jauh dari lembaga pendidikan itu. Walaupun belum bergelar Pahlawan Nasional, beliau banyak mendapatkan penghargaan  pemerintah, berupa perintis kemerdekaan dari Pemerintah RI, Bintang Maha Putra Utama dari Presiden RI, Bintang Maha Putra Pradana dari Presiden RI dan namanya diabadikan oleh Pemerintah Kota Sukabumi menjadi salah satu nama jalan di Kota Sukabumi, yang menghubungkan antara jalan Cigunung  sampai dengan Degung, yaitu jalan KH. A. Sanusi. 

 

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Editor :
Berita Terkini
Sukabumi18 Januari 2025, 23:13 WIB

5 Tempat Jogging Nyaman Di Sekitar Kota Sukabumi untuk Menjaga Kesehatan

Bagi warga Sukabumi yang ingin menikmati manfaat olahraga ini, berikut adalah delapan tempat jogging yang nyaman dan cocok untuk meningkatkan kesehatan:
Rekomendasi tempat jogging yang ada di sekitar Kota Sukabumi | Foto : Istimewa
Nasional18 Januari 2025, 22:24 WIB

MUI Tolak Dana Zakat Dipakai untuk Makan Bergizi Gratis

Wakil Ketua MUI, Anwar Abbas menolak anggaran program MBG diambil dari dana zakat. Menurutnya menggunakan dana zakat untuk mendukung program unggulan Presiden Prabowo tersebut bakal berpotensi menimbulkan masalah dan perbedaan
Kegiatan Dapur Umum Makan Bergizi Gratis Badan Gizi Nasional. Foto: IG/@badangizinasional.ri
Sukabumi18 Januari 2025, 20:39 WIB

Mulai Tahun Ini, Dinsos Sukabumi Akan Labelisasi Rumah Milik Peserta PBI

ebanyak 5.000 rumah warga tidak mampu di Kabupaten Sukabumi yang terdaftar sebagai peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) penerima bantuan iuran (PBI) dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Dinas Sosial Kabupaten Sukabumi akan labelisasi rumah milik warga penerima PBI ABPB | Foto : shutterstock.com
Gadget18 Januari 2025, 20:00 WIB

Spesifikasi HP Oppo Reno 13 yang Dibekali CPU Mediatek Dimensity 8350 dengan RAM 12 GB

Oppo Reno 13 hadir sebagai salah satu seri Reno terbaru yang menawarkan desain elegan, performa tinggi, dan fitur-fitur menarik lainnya.
Oppo Reno 13 hadir sebagai salah satu seri Reno terbaru yang menawarkan desain elegan, performa tinggi, dan fitur-fitur menarik lainnya. (Sumber : oppo.com).
Keuangan18 Januari 2025, 19:54 WIB

Jelantah Bisa Jadi Rupiah, Begini Cara Jual Minyak Goreng Bekas Ke Pertamina Rp 6000 / Liter

Minyak jelantah yang biasanya dibuang, kini bisa menjadi rupiah, dengan cara dijual ke Pertamina. Untuk apa Pertamina mengumpulkan minyak jelantah dan bagaimana cara menjualnya ke Petamina?
Cara jual jelantah ke Pertamina | Foto : Dok. Pertamina
Sukabumi18 Januari 2025, 18:29 WIB

Dinkes Apresiasi Operasi Katarak Gratis Polres Sukabumi, Sasar 200 Pasien

Ratusan pasien mengidap katarak melaksanakan oprasi di Mako polres Sukabumi yang berada di raya Jajaway, Desa Citepus, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, pada Sabtu (18/1/2025).
Puluhan pasien sedang antri untuk melaksanakan oprasi katarak di Mako Polres Sukabumi, Minggu (18/1/2024)  |  Foto : Ilyas Supendi
Life18 Januari 2025, 18:00 WIB

Amalkan Doa Ini Insya Allah Rezeki datang dari Segala Penjuru!

Membaca doa rezeki adalah salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memohon rezeki yang halal dan berkah.
Ilustrasi berdoa - Membaca doa rezeki adalah salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memohon rezeki yang halal dan berkah.(Sumber : Foto: Pixabay.com)
Sukabumi18 Januari 2025, 17:55 WIB

Sidak Peternakan Sapi Tak Berizin Di Cicurug, Ini Arahan DPMPTSP Sukabumi

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Sukabumi melakukan inspeksi ke eks gedung garmen yang kini digunakan sebagai ternak sapi di Kampung Nangklak, RT 06/06, Desa Tenjoayu, Kecamatan Cicurug
DPMPTSP Kabupaten Sukabumi inspeksi ke eks gedung garmen yang kini digunakan sebagai kandang sapi di Desa Tenjoayu, Kecamatan Cicurug, Sabtu (18/1/2025) | Foto : Istimewa
Sukabumi18 Januari 2025, 17:34 WIB

Terdampak Gempa Magnitudo 4,3, Tembok Rumah Warga Ambruk Di Loji Sukabumi

Satu unit rumah warga di Kampung Babakan, RT 014/RW 010, Desa Loji, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, mengalami kerusakan akibat gempa bumi yang terjadi pada Sabtu (18/1/2025).
Tembok rumah warga ambruk di Loji Sukabumi, akibat diguncang gempa magnitudo 4,3  | Foto : Ilyas
Sukabumi18 Januari 2025, 17:07 WIB

Longsor Gerus Rumpun Bambu, Satu Rumah Warga Di Benda Sukabumi Terdampak

Longsor terjadi di Kampung Bangkongreang RT 1/4, Desa Benda, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, pada Sabtu (18/1/2025) sekitar pukul 05.00 WIB
Longsor timpa teras rumah warga di Benda Cicurug Sukabumi | Foto : P2BK Cicurug