Terobsesi Pola Makan Sehat, Awas Gangguan Mental Orthorexia

Minggu 01 Maret 2020, 01:01 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Salah satu cara untuk menjaga kesehatan adalah dengan mengadopsi pola makan sehat. Namun jika Anda menerapkan pola makan sehat yang berlebihn justru menimbulkan gangguan mental orthorexia.

Gangguan orthorexia diindikasikan dengan fokus berlebih terhadap pola diet sehat yang dapat berdampak pada aktivitas sehari-hari. Dikutip dari tempo.co, penderita orthorexia biasanya tidak terlalu mementingkan penurunan berat badan tetapi lebih ke jenis makanan yang dikonsumsi.

Orthorexia merupakan salah satu gangguan makan yang diindikasikan dengan obsesi berlebih terhadap pola makan sehat. Meskipun demikian, gangguan mental ini belum dimasukkan ke dalam Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5) yang merupakan panduan dari psikiater. 

Penderita gangguan orthorexia lebih fokus terhadap jenis makanan sehat yang dikonsumsi daripada jumlah makanan yang dikonsumsi ataupun seberapa banyak berat badan yang bisa diturunkan. Sekilas, gangguan ini sulit dibedakan dengan penerapan pola makan sehat biasanya. 

Berikut ini beberapa indikasi dari gangguan orthorexia

1. Terobsesi dengan kualitas makanan yang akan dikonsumsi

Penderita orthorexia pasti akan selalu memeriksa tabel nutrisi dan komposisi secara berlebihan. Penderita gangguan ini sangat khawatir jika harus mengonsumsi pengawet, gula, ataupun senyawa kimia lain yang ditambahkan dalam makanan. Bahkan, penderita orthorexia hanya akan mengonsumsi jenis makanan tertentu yang dibuat dari bahan-bahan spesifik, seperti hanya mengonsumsi daging sapi yang diberikan pangan organik.

2. Memiliki pola makan yang kaku

Menjaga pola makan tidak berarti Anda menjadi kaku dan benar-benar membatasi apa yang dikonsumsi. Penderita orthorexia akan merasa sangat cemas dan stres ketika dirinya tidak mengikuti aturan pola makan yang ditetapkan. Selain itu, penderita orthorexia dapat merasa malu, bersalah, depresi, dan bahkan menghukum dirinya sendiri ketika tidak mampu menjalani pola makan yang telah ditetapkan.

3. Menjauhi jenis makanan tertentu

Penderita orthorexia bisa merasa bahwa jenis makanan tertentu tidak sehat untuk dikonsumsi dan tidak boleh dimakan. Contohnya, makanan tinggi karbohidrat atau produk susu. Namun, akan sulit untuk melacak penderita orthorexia yang memang menjalani pola diet tertentu yang mengharuskan pengurangan konsumsi jenis makanan tertentu, seperti diet paleo atau diet keto.

4. Selalu memikirkan apa yang harus dikonsumsi

Mengatur makanan apa yang akan dikonsumsi besok atau selama minggu adalah hal yang normal. Namun, Anda kemungkinan mengalami orthorexia jika Anda selalu memikirkan apa yang harus dikonsumsi tiap jam setiap harinya.

5. Berdampak ke kehidupan sosial

‘Pola makan sehat’ yang Anda tetapkan berdampak negatif terhadap kehidupan sosial yang dimiliki. Penderita orthorexia dapat mengisolasi dirinya dari acara makan bersama keluarga dan teman karena takut tidak bisa mengatur jenis makanan yang akan dikonsumsi. Misalnya, Anda rela tidak ikut pesta pernikahan sahabat atau anggota keluarga Anda karena tidak ingin mengonsumsi makanan tidak sehat yang disajikan di acara pernikahan.

Gangguan makan orthorexia tidak hanya berakibat buruk secara sosial, tetapi juga dapat berdampak secara fisik dan psikologis. Gangguan ini dapat memicu malnutrisi, kekurangan mineral tertentu ataupun gangguan pada tubuh akibat penerapan pola makan yang terlalu ketat.

Secara psikologis, tentunya gangguan orthorexia dapat menimbulkan berbagai emosi negatif yang menimbulkan stres berlebih, serta membuat penderitanya menjadi terlalu terobsesi dengan ‘pola makan sehat’.

Sumber: Tempo.co

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Berita Terkini
Life28 Maret 2024, 17:04 WIB

6 Cara Ampuh Mencegah Ular Masuk Rumah, Yuk Terapkan Sekarang Juga!

Mencegah ular masuk ke dalam rumah keharusan yang harus dilakukan untuk antisipasi lebih awal. Maka penting diketahui setiap pemilik rumah.
Ilustrasi. Cara mencegah ular masuk ke dalam rumah. (Sumber foto : Pexels/Pixabay)
Musik28 Maret 2024, 17:00 WIB

Lirik Lagu Dygta feat Kamasean Tapi Tahukah Kamu, Betapa Ku Mencintai Dirimu?

Viral di TikTok jadi Lagu Galau, Inilah Lirik Lagu Dygta feat Kamasean: Tapi Tahukah Kamu, Betapa Ku Mencintai Dirimu?
Video Klip Lagu Dygta feat Kamasean Tapi Tahukah Kamu, Betapa Ku Mencintai Dirimu? (Sumber : YouTube/HaloEntertainmentIndonesia (HEI))
Nasional28 Maret 2024, 16:42 WIB

UU DKJ Disahkan: Pilgub Jakarta Dipilih Langsug, Bagaimana Wacana Sukabumi Masuk Aglomerasi?

Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia atau DPR RI resmi mengesahkan Rancangan Undang-Undang tentang Provinsi Daerah Khusus Jakarta (RUU DKJ) menjadi undang-undang.
Monas, salah satu ikon DKI Jakarta | Foto : Ist
Sehat28 Maret 2024, 16:30 WIB

Mencegah Asam Lambung Naik: 7 Kebiasaan Ini Harus Anda Lakukan Jika Ingin Sembuh

Ada beberapa kebiasaan yang bisa dilakukan untuk mengobati asam lambung naik.
Ilustrasi - Ada beberapa kebiasaan yang bisa dilakukan untuk mengobati asam lambung naik. (Sumber : Freepik.com/jcomp)
Life28 Maret 2024, 16:12 WIB

6 Cara Melatih Diri Agar Lebih Dewasa Secara Emosional, Terapkan Kebiasaan Ini!

Untuk menjadi lebih dewasa seseorang harus melakukan kebiasaan sehari-hari yang membantu proses tersebut. Yuk simak sederet cara agar lebih dewasa secara emosional berikut ini!
Ilustrasi. Orang dewasa emosional yang sukses. Sumber foto : Pexels/Ketut Subiyanto
Life28 Maret 2024, 16:00 WIB

Sikapnya Beda Bund! Kenali 10 Ciri Anak Mengalami Anxiety Disorder

Jika Ayah Bunda menduga bahwa anak mungkin mengalami Anxiety Disorder, penting untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan mental untuk evaluasi dan perawatan yang tepat.
Ilustrasi. Ciri Anak Mengalami Anxiety Disorder, Sikapnya Beda. (Sumber : Freepik/@freepik)
Sukabumi28 Maret 2024, 15:55 WIB

Apresiasi Pengesahan UU Desa, Apdesi Sukabumi Siap Kawal Pembentukan Regulasi Turunannya

Ketua Dewan Pimpinan Cabang Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (DPC Apdesi) Kabupaten Sukabumi Deden Deni Wahyudin menyampaikan ucapan terima kasih kepada DPR dan Pemerintah.
Deden Deni Wahyudin, Ketua APDESI Kabupaten Sukabumi | Foto : dok.Sukabumi Update
Sehat28 Maret 2024, 15:39 WIB

Air Rebusan vs Air Galon untuk Minum Lebih Sehat Mana? Simak Penjelasannya!

Updaters harus mengetahui plus minus meminum air rebusan dan air galon agar tidak salah memilih untuk konsumsi rumah tangga.
Ilustrasi. Air minum. Perbedaan air rebusan dan air galon. Sumber foto : Pixabay/Pexels
Sehat28 Maret 2024, 15:30 WIB

5 Infused Water Untuk Mengatasi Asam Urat yang Mudah Dibuat di Rumah

Berikut ini berbagai infused water yang bisa membantu mengatasi serangan asam urat
Ilustrasi - 5 Infused Water Untuk Mengatasi Asam Urat yang Mudah Dibuat di Rumah (Sumber : Freepik/picoftasty)
Keuangan28 Maret 2024, 15:15 WIB

Ramai Pajak THR 2024, Benarkah Tunjangan Hari Raya yang Diterima Pekerja jadi Lebih Kecil?

Warganet ramai membahas pajak penghasilan (PPh) pasal 21 dengan skema terbaru khususnya yang diterapkan pada bulan diterimanya THR 2024
Ilustrasi - Ramai Pajak THR 2024, Benarkah Tunjangan Hari Raya yang Diterima Pekerja jadi Lebih Kecil? (Sumber : Freepik)