SUKABUMIUPDATE.com - Penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak pertama kali ditemukan di Gresik, Jawa Timur pada tanggal 28 April Lalu dan terus meluas ke beberapa daerah.
Bahkan Kementerian Pertanian per 5 Mei melaporkan, sudah ada sebanyak 1.296 ekor sapi terjangkit PMK di Kabupaten Sidoarjo, Lamongan, Mojokerto, serta Gresik.
Diberitakan Koran Tempo edisi 10 Mei 2022, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyatakan ada indikasi virus penyakit tersebut berasal dari aktivitas impor daging ilegal.
“Ada kemungkinan dari impor ilegal kambing atau domba dari negara yang belum bebas PMK,” ungkapnya.
Lantas, Apa Itu Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)?
PMK atau juga dikenal dengan Food and Mouth Disease (FMD) merupakan penyakit hewan menular akut yang berdampak signifikan terhadap ekonomi peternak.
Jenis hewan yang rentan terjangkit, umumnya hewan ternak seperti sapi, kerbau, kambing, domba, dan ruminansia lainnya.
Syed M. Jamal dalam penelitiannya berjudul “Foot-and-Mouth Disease: Past, Present dan Future (2013)” menyatakan bahwa penyakit tersebut pertama kali muncul tahun 1514.
Saat itu, beberapa ekor sapi milik seorang biarawan Italia, Hieronymus Fracastorius, menunjukkan gejala berupa luka kemerahan di rongga mulut dan kuku.
Lebih lanjut pada 1897, penyakit mulut dan kuku ini teridentifikasi mewabah secara global lewat penyebaran virus.
Menurut Organisasi Dunia untuk Kesehatan Hewan (OIE), organisme yang menjadi penyebab PMK adalah Aphthovirus dari keluarga Picornaviridae.
Ada tujuh strain yang endemik di berbagai negara seluruh dunia, yakni A, O, C, SAT1, SAT2, SAT3, dan Asia1.
PMK ditemukan di semua ekskresi dan sekresi dari hewan yang terinfeksi. Khususnya pada hewan-hewan yang menghirup sejumlah besar virus aerosol, yang dapat menginfeksi hewan lain melalui rute pernapasan atau oral.
Virus ini mungkin ada dalam susu dan air mani hingga empat hari, sebelum hewan menunjukkan tanda-tanda klinis penyakit.
Penyebaran PMK di Seluruh Dunia
PMK terjadi di banyak bagian dunia, terutama di negara-negara berkembang di Afrika dan Asia. Lebih dari 100 negara dilaporkan masih terpengaruh oleh PMK di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Dampak daripada PMK terkadang bisa mempengaruhi perkembangan atau kondisi ekonomi di suatu negara yang terdampak.
Sementara di beberapa negara maju, seperti Amerika Utara, Australia, Selandia Baru, dan negara-negara Eropa telah memberantas penyebaran penyakit tersebut. Saat ini, negara-negara tersebut telah dinyatakan sebagai daerah bebas PMK.
Namun, tidak menutup kemungkinan wabah PMK menjangkit kembali karena dapat terjadi secara sporadis.
Apakah Bisa Menular ke Manusia?
Meski penyakit mulut dan kuku adalah penyakit menular, namun tidak akan menular pada manusia. Hal tersebut dikatakan langsung oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.
“Penyakit ini tidak menular ke manusia, dan diperkuat oleh Menkes (Menteri Kesehatan) saat ratas (rapat terbatas) bersama Presiden (Joko Widodo) tadi. Ini menjadi hal yang sangat penting,” jelasnya seperti dikutip dari Tempo.co.
SOURCE: TEMPO.CO | HARIS SETYAWAN