SUKABUMIUPDATE.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif memberikan sinyal bahwa harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite dan Solar akan dinaikkan.
Hal tersebut diungkapkan Arifin Tasrif saat memaparkan rencana jangka menengah untuk menghadapi situasi lonjakan harga minyak dunia dalam Rapat Kerja bersama Komisi VII DPR RI, Rabu (13/4/2022).
Arifin menuturkan, pemerintah dalam jangka menengah akan melakukan penyesuaian harga Pertalite dan minyak Solar sebagai respons atas lonjakan harga minyak dunia.
"Strategi menghadapi dampak kenaikan harga minyak dunia, untuk jangka menengah akan dilakukan penyesuaian harga Pertalite, minyak Solar, dan mempercepat bahan bakar pengganti seperti Bahan Bakar Gas (BBG), bioethanol, bio CNG, dan lainnya," jelasnya seperti dikutip dari akurat.co.
Baca Juga :
Sebelumnya, Seperti diketahui, BBM non subsidi, Gasoline RON 92 (Pertamax) mulai tanggal 1 April 2022 mulai pukul 00:00 waktu setempat disesuaikan harganya menjadi Rp12.500 per liter (untuk daerah dengan besaran pajak bahan bakar kendaraan bermotor/PBBKB 5 persen), dari harga sebelumnya Rp9.000 per liter.
Pjs. Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting mengungkapkan dalam menekan beban keuangan Pertamina, selain melakukan efisiensi ketat di seluruh lini operasi, penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) tidak terelakkan untuk dilakukan namun dengan tetap mempertimbangkan kondisi sosial ekonomi masyarakat.
"Pertamina selalu mempertimbangkan daya beli masyarakat, harga Pertamax ini tetap lebih kompetitif di pasar atau dibandingkan harga BBM sejenis dari operator SPBU lainnya. Ini pun baru dilakukan dalam kurun waktu 3 tahun terakhir, sejak tahun 2019," jelas Irto Ginting, lewat keterangannya, Jumat (31/3/2022).
Karenanya, penyesuaian harga dilakukan secara selektif, hanya berlaku untuk BBM Non Subsidi yang dikonsumsi masyarakat sebesar 17 persen, dimana 14 persen merupakan jumlah konsumsi Pertamax dan 3 persen jumlah konsumsi Pertamax Turbo, Dexlite dan Pertamina Dex.
Sedangkan BBM Subsidi seperti Pertalite dan Solar Subsidi yang dikonsumsi oleh sebagian besar masyarakat Indonesia sebesar 83 persen, tidak mengalami perubahan harga atau ditetapkan stabil di harga Rp7.650 per liter. Hal ini merupakan kontribusi Pemerintah bersama Pertamina dalam menyediakan bahan bakar dengan harga terjangkau.
SUMBER: AKURAT.CO