SUKABUMIUPDATE.com - Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa resmikan jembatan gantung di Desa Sukamaju, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (1/4/2022).
Dikutip dari rilis resmi Dompet Dhuafa, sebelumnya di tahun 2021 lalu telah terjadi banjir bandang di Desa Sukamaju yang mengakibatkan 221 rumah, 900 KK terdampak dan satu jembatan utama rusak.
Banjir bandang tersebut menyisakan duka dan menyebabkan kesulitan bagi warga sekitaran Sukamaju.
Biasanya, jembatan ini dibangun secara swadaya oleh masyarakat. Namun sudah tiga kali jembatan tersebut hancur.
Karena jembatan yang dibangun memiliki jarak kurang lebih 1 sampai 2 meter, dimana jarak tersebut setara dengan ketinggian banjir bandang yang melanda wilayah tersebut.
Baca Juga :
"Terima kasih kepada LinkAja yang telah mendonasikan dan menjadi fasilitator serta mediator daripada menjadi donatur untuk pembangunan Jembatan Cigowong ini. Kami doakan keberkahan untuk kalian semua," kata Direktur Dakwah, Budaya dan Pelayanan Masyarakat Dompet Dhuafa, Ahmad Shonhaji seusai peresmian jembatan.
Melalui uluran tangan donatur LinkAja dan beberapa donatur lainnya, pembangunan jembatan ini telah rampung. Kurang lebih pembangunan jembatan ini berlangsung selama tiga minggu.
"(Jembatan) akses ini selain digunakan untuk urusan ekonomi. Juga digunakan oleh anak-anak untuk pergi ke sekolah. Ini merupakan jembatan utama permintaan di Kampung Cigowong," ucap Kepala Desa Sukamaju, Dahyudin.
Sementara itu, menurut Chief Executive DMC Dompet Dhuafa, Haryo Mojopahit, semua dibantu dengan upaya gotong-royong masyarakat setempat. Menurutnya, masyarakat senantiasa bahu-membahu untuk kesuksesan pembangunan jembatan yang menjadi sumber penghubung kehidupan sehari-hari.
"Jembatan ini merupakan program lanjutan recovery atau pemulihan pasca-bencana yang dilakukan DMC Dompet Dhuafa. Putusnya jembatan menghapuskan banyak akses kehidupan. Mulai dari pendidikan, kesehatan dan ekonomi," ujar Haryo.
"Oleh karena itu, donatur bersama DMC Dompet Dhuafa berupaya untuk membuka akses kembali dan memulihkan kehidupan masyarakat seperti sedia kala atau lebih baik lagi," sambung Haryo.
Baca Juga :
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut dalam dua tahun terakhir yakni 2020-2021 ada 947 jembatan rusak akibat bencana alam.
Sedangkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menyebut pada dua tahun terakhir 2019-2020 ada 5.193 jembatan rusak. Dengan rincian 4.528 rusak ringan, 481 rusak berat, dan 184 dalam keadaan putus atau hancur.
Dengan banyaknya jumlah jembatan yang rusak mengakibatkan aktivitas masyarakat menjadi terkendala dan sulit dilakukan. Hal ini mendorong berbagai pihak untuk saling membantu dan berkolaborasi dalam menghadirkan jembatan penghubung yang layak bagi masyarakat.
Saat tidak ada jembatan sebagian masyarakat terpaksa harus melewati sungai untuk bisa melakukan aktivitasnya, seperti pergi ke sekolah, belanja kebutuhan sehari-hari, jualan hasil panen, pergi mengaji dan masih banyak lagi.
Belum lagi jika masyarakat harus melakukan aktivitas di malam hari dengan kondisi jembatan yang tidak memadai atau tidak ada. Hal ini akan meningkatkan potensi bahaya yang dialami masyarakat.
“Saya di sini dari 1998, waktu itu jembatan gantung namun hanya terdiri bambu satuan, (untuk menyebrang) saya merangkak. (Kemudian suatu waktu) ada yang memanggil malam-malam jam 2,” ungkap salah satu bidan setempat, Suryanih.
“Dia itu keguguran, terus mengalami pendarahan. Kondisi saat itu gerimis. Akhirnya saya bismillah saja (berangkat),” lanjutnya.
“Saya maju terus (meski) saya harus merangkak (menyebrangi) ke sana. Untungnya saya tiga botol infusan sudah cukup (untuk mengobati pasien),” tambahnya.
Jembatan Cigowong ini menghubungkan tiga kampung yakni Kampung Mekar Jaya, Kampung Taman Sari, dan Kampung Cigowong.
Dengan ukuran panjang 85 meter dengan lebar 150 sentimeter. Adapun jarak ketinggian antara jembatan dengan sungai sebesar 3 setengah meter.
“Saya ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada donatur dan relawan-relawan DMC Dompet Dhuafa,” ujar salah seorang pengajar sekolah dasar setempat, Basri.
“Semoga ini menjadi motivasi bagi masyarakat untuk melakukan berbagai aktivitas-aktivitas lainnya. Baik di pendidikan, keagamaan dan bidang lainnya,” kata Basri.