SUKABUMIUPDATE.com - Mak Atikah (52 tahun) warga Cisadaria RT 05/02, Desa Cisarua, Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, kesal. Kisah ia bersama tiga cucunya yang sempat makan nasi garam kembali heboh dibahas warganet, padahal mereka sudah banyak menerima bantuan.
Tahun 2021 lalu, kisah Yuna (7 tahun) bersama dua adiknya Nuraini (4 tahun) dan Filani (3 tahun) menguras air mata warganet. Bersama sang nenek (Atika), kakak beradik ini berbulan-bulan hanya mampu makan nasi garam.
Saat itu jangankan sekolah, Yuna banyak mengalah demi perut adik-adiknya. Sepeninggal ibunda yang wafat tahun 2020 karena penyakit lambung, dan sang ayah yang kehilangan penghasilan karena pandemi covid-19, kehidupan mereka memprihatinkan.
"Memang betul sejak anak saya meninggal, ninggalin anak-anak yang masih kecil. Jadi kebutuhan buat pampers (popok bayi) dan lain-lain banyak, sementara bapaknya waktu itu lagi susah dapat kerja karena pandemi juga," ujarnya kepada sukabumiupdate.com, Rabu (30/3/2022).
Pasca viral bantuan berdatangan, mulai dari tetangga, warga sekitar, relawan, pemerintah setempat hingga Kementerian Sosial. Ia mengaku tidak bermaksud untuk minta dikasihani apalagi menyinggung pihak lain, karena mereka juga tidak tahu soal pemberitaan keluarganya yang hidup kesusahan.
"Alhamdulillah banyak bantuan dari mana-mana saat itu. Menantu juga udah kerja kuli di luar kota, sering ngirim uang tiap bulan anak-anaknya. Cucu mesen dimasakin apa alhamdulillah udah bisa dipenuhi sekarang," kata Atikah.
Yuna sendiri yang awalnya memutuskan bekerja untuk membantu makan adik dan neneknya, saat ini mulai kembali ke sekolah. Ia tercatat sebagai siswi kelas 1 SDN Nyamplung di Nagrak Kabupaten Sukabumi.
"Itu juga peralatan sekolah dapat dari bantuan," ujar Atikah.
Saat ditanya oleh reporter sukabumiupdate.com mengenai mimpi yang ingin dicapainya kelak, Yuna menjawab dengan malu-malu bahwa ia bercita-cita menjadi dokter saat dewasa.
"Jadi dokter," kata Yuna.
Dengan kondisi keluarga yang sudah banyak dibantu ini, Atikah mewanti-wanti agar jangan ada lagi yang masih mengobral kisah sedih keluarganya.
"Jangan dibuat viral makan sama garam lagi, takutnya banyak pihak yang udah membantu nyangka pemberiannya ga dimanfaatkan karena masih bilang begitu (makan dengan garam)," kata Ma Atikah.
Tidak lupa ia juga berterima kasih pada warga sekitar dan para dermawan yang telah membantu kehidupan keluarganya. "Terima kasih semoga kebaikannya dibalas sama Allah SWT," pungkas Atikah yang juga tercatat sebagai penerima program bantuan sosial dari pemerintah.
REPORTER: CRP 4