SUKABUMIUPDATE.com - Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Sukabumi memutuskan untuk menunda pelaksanaan reaktivasi trayek angkot 01 (Sukaraja-Kota Sukabumi) dan 08 (Cisaat-Kota Sukabumi).
Dalam peta jalur reaktivasi itu, trayek angkutan umum 08 dan 01 akan masuk melalui Jl. Stasiun Timur dan berbelok ke Jl. Pasar Timur, kemudian menuju Jl. Kapten Harun Kabir. Dari jalan tersebut, angkutan umum 01 diarahkan menuju ke Jalan Tipar Gede untuk kembali ke arah Sukaraja. Sedangkan angkutan umum 08 melintas ke Jl. Pajagalan, Jl. Pasundan, dan keluar ke Jl. Lettu Bakri untuk kembali ke arah Cisaat.
Reaktivasi ini dilakukan pasca normalisasi tujuh ruas jalan dari Pedagang Kaki Lima (PKL). Namun kebijakan reaktivasi trayek itu menuai protes dari para sopir angkot dengan aksi mogok narik selama dua hari berturut-turut.
Kepala Dishub Kota Sukabumi Abdul Rachman mengatakan, keputusan penundaan reaktivasi trayek tersebut bersifat sementara. Tetapi pihaknya memastikan reaktivasi itu harus dilakukan setelah infrastruktur lainnya dibenahi.
Baca Juga :
“Iya ditunda sampai nanti PKL Jalan Pasar Ciwangi bisa bersih dan dilewati angkot 08. Kita memberikan toleransi kembali untuk angkot 08 dan 01 naik ke atas [jalan semula] tapi sebelum naik harus terlebih dahulu masuk ke Pasar Pelita,” ujarnya.
Menurut dia, rencana reaktivasi trayek perjalanan angkot sesuai Perwal tahun 2003. “Selama ini kita diamkan karena trayek mereka yang benar itu terhalang oleh pedagang kaki lima. Setelah PKL kita tertibkan dengan beroperasinya Pasar Pelita, jalan tersebut sudah bisa dilalui dan kita memanfaatkan jalan yang sudah terbuka itu untuk mengaktifkan kembali rute lama,” tuturnya, Selasa (15/3/2022).
Abdul mengungkapkan memang masih ada ruas-ruas jalan yang masih tertutup PKL.
“Masih terbatas di ring I, ada di ring II di Jalan Ciwangi yang masih tertutup PKL dan itu yang dikeluhkan oleh sopir angkot. Kita kasih alternatif namun ternyata jalannya cukup jauh dan ada penumpukan angkutan yang menyebabkan kemacetan,” paparnya
Meski ada penundaan reaktivitas, para sopir angkot harus menaikkan dan menurunkan penumpang di Pasar Pelita. Sehingga perputaran angkot tidak lagi di sembarang tempat.
“Gunanya untuk Pasar Pelita bisa hidup kembali dengan adanya aksesibilitas transportasi masyarakat, titik akhirnya di Pasar Pelita. Kemudian mereka bisa berputar kembali ke rute yang sama, sampai nanti jalan yang mereka inginkan di Pasar Ciwangi sudah terbuka,” jelasnya.
“Kalau itu sudah terbuka, tidak ada toleransi lagi mereka harus sudah melakukan reaktivasi trayek yang sudah ditentukan,” pungkasnya.
Sebelumnya, perwakilan sopir angkot melakukan audiensi dengan pihak Dishub Kota Sukabumi.
Sementara itu, Anggota Organda Hildan Sidik mengatakan, untuk hasil audiensi yang pada prinsipnya pihak dishub menerima aspirasi dari perwakilan pengemudi yang intinya para pengemudi tidak bisa melaksanakan reaktivasi trayek perwal tahun 2003.
"Rute yang sebenernya dari dulu sudah ada cuman karena terkendala pasar dan pedagang kaki lima akhirnya mereka berputar arah sehingga tidak melakukan aktivasi dari trayek yang sudah diperwalkan," ujarnya.
Para sopir angkot keberatan dengan diaktifkan lagi trayek sesuai perwal tersebut. Namun yang selama ini terjadi trayek itu tertutup PKL.
"Mereka keberatan karena kondisi infrastruktur dari mulai PKL dan pasar yang tadinya tidak menggunakan ruas jalan. kami mohon kepada pemerintah agar bisa menertibkan pasar-pasar dan menetralisirkan kembali jalan-jalan yang dulunya digunakan trayek-trayek baik 01 dan 08, mungkin semua trayek termasuk 04, 05 dan 27," jelasnya.
Adapun hasil kesepakatan dari audiensi tersebut ada dua poin, pertama dari pihak pengemudi ingin ditangguhkan dulu reaktivasi trayek tersebut, kedua mereka ingin penertiban pedagang pasar dan kaki lima dinetralisir seperti semula.
"Untuk aksi mogok operasinya mungkin karena sudah diterimanya aspirasi kami, per hari ini. Per jam ini akan mengaktifkan kembali karena sudah diterima masukan kami," jelasnya.