SUKABUMIUPDATE.com - Menyusul penurunan sementara ke harga 35 ribu USD setelah Rusia menyerang Ukraina, Bitcoin (BTC) kembali menguat dan diperdagangkan di harga 45 ribu USD selama beberapa hari terakhir.
Dilansir dari blockchainmedia.id (jaringan suara.com), kini semakin banyak investor yang ingin memiliki aset kripto nomor wahid tersebut.
Jumlah alamat yang menyimpan BTC kian meningkat seiring harga yang menunjukkan pemulihan. Bahkan, menurut situs data IntoTheBlock, hal tersebut menandakan investor ritel kembali memiliki sentimen positif terhadap pasar aset kripto.
Platform analisis kripto itu mengatakan jumlah trader, yaitu alamat yang menyimpan BTC dengan durasi kurang dari 30 hari, mulai bertambah pesat. Angka ini terkorelasi dengan harga BTC yang menguat.
IntoTheBlock menambahkan, para trader ini mengikuti pergerakan harga dan mereka telah menambahkan saldo BTC ke alamat mereka sebesar 4,2 persen.
Selain itu, pakar perdagangan aset kripto Ali Martinez memiliki pandangan yang sama. Martinez menyatakan pergerakan harga terkorelasi dengan penambahan alamat baru ke jaringan Bitcoin. Menurutnya, hal ini adalah pertanda baik bagi Bitcoin.
“Aksi harga yang dialami BTC akhir-akhir ini didukung dengan lonjakan jumlah alamat baru yang bergabung ke jaringan Bitcoin. Pertumbuhan jaringan Bitcoin dapat berujung kepada penguatan harga BTC lebih lanjut,” jelas Martinez.
Selanjutnya, data terbaru menunjukkan alamat aktif harian Bitcoin mulai meningkat kembali. Alamat aktif seringkali dijadikan sinyal yang penting bagi pergerakan harga BTC.
Alamat aktif dapat menjadi indikator utama bagi aksi harga, jelas IntoTheBlock. Seiring BTC mengalami reli di atas harga US$43 ribu, jumlah alamat aktif kembali berada di atas satu juta.
Kanal berita Finbold melaporkan, harga BTC yang perlahan memanjat selama satu pekan terakhir dan sempat mencapai 45 ribu USD berakibat kepada akumulasi yang turut meningkat drastis.
Utamanya, data on-chain menunjukkan jumlah alamat dompet yang mengakumulasi BTC mencapai rekor tertinggi baru. Alamat ini adalah dompet Bitcoin yang baru-baru ini aktif melakukan pembelian tetapi belum membelanjakan sebagian kecil pun.
Menurut data yang dikutip dari situs analisa Glassnode, akumulasi BTC tersebut terjadi mulai akhir Februari.
Kendati demikian, Glassnode menjelaskan peningkatan ini dikarenakan adanya kustodian WBTC yang menciptakan alamat baru dan mendepositkan BTC ke dalamnya.
Sumber: suara.com | blockchainmedia.id