SUKABUMIUPDATE.com - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) mengimbau warga negara Indonesia (WNI) yang ada di Ukraina untuk berkumpul di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kyiv.
Dikutip dari tempo.co, peringatan ini dilakukan karena meningkatnya eskalasi konflik Ukraina, menyusul pernyataan operasi militer oleh Presiden Rusia Vladimir Putin.
“Kami meminta WNI yang ada di Ukraina untuk berkumpul di KBRI Kyiv. Bagi WNI yang tidak memungkinkan untuk berkumpul di KBRI Kyiv, kami meminta mereka bertahan di tempat sambil kami mencari jalur yang aman untuk evakuasi warga yang tidak dapat berkumpul di KBRI Kyiv,” kata Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri RI, Judha Nugraha, Kamis, (24/2/2022).
Dari data yang dilaporkan KBR Kyiv, jumlah WNI di Ukraina adalah sebanyak 138 orang, yang sebagian besar berdomisili di Kyiv. Di perbatasan, ada satu WNI yang tinggal di Donetsk, dua orang di Luhansk dan lima orang di Kharkiv.
Kementerian Luar Negeri RI menyampaikan KBRI di Kyiv sudah membuat rencana darurat bagi WNI jika situasi di Ukraina memburuk. Kemlu telah menyusun rencana kontingensi sebagai antisipasi yang memuat tiga tahap, yakni, status darurat tiga, dua, dan satu.
Menurut Judha, sejuah ini prioritas Kemlu dan KBRI adalah memastikan jika WNI selamat dan berkumpul terlebih dahulu di Kyiv. Hingga kini belum ada rencana pemulangan WNI ke tanah air.
Judha mengkonfirmasi bahwa 138 WNI yang berada di Ukraina masih dalam kondisi baik dan sehat. Mereka juga saling terhubung dalam grup percakapan.
"Saat ini prioritas utama adalah keselamatan WNI. Jadi kami akan pastikan dahulu mereka dalam lokasi yang aman, dalam hal ini KBRI di Kiev," kata Judha.
Ketegangan di Ukraina semakin meningkat setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan dalam pidatonya pada Kamis, 24 Februari 2022, untuk melakukan operasi militer khusus di tanah tetangganya itu. Putin menyebut ingin demiliterisasi dan denazifikasi Ukraina, demi melindungi orang-orang yang telah menjadi sasaran genosida rezim Kyiv.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden langsung bereaksi keras dan menyebut pernyataan Putin tidak beralasan dan tidak dapat dibenarkan. AS dan sekutunya juga akan bersatu dan tegas menanggapi serangan Rusia terhadap Ukraina.
Sumber: tempo.co