SUKABUMIUPDATE.com - Robot yang memiliki kecerdasan emosional buatan membuat nyaman lansia berdasarkan sebuah penelitian terbaru yang dilakukan oleh tim peneliti dari University of Denver, DreamFace Technologies dan University of Colorado.
Tim peneliti pada menggunakan SARS (Socially Assistive Robots), robot bantu sosial yang dirancang khusus untuk membantu aktivitas harian lansia.
Robot tersebut ditanamkan sebuah program kecerdasan emosional buatan. Dengan begitu, robot diharapkan bisa melakukan interaksi sosial dengan baik, mengidentifikasi emosi manusia dan melakukan respon dengan tepat.
Baca Juga :
Melansir techxplore.com, tim peneliti melakukan percobaan robot tersebut pada 10 orang lansia. Para lansia kemudian melakukan aktivitas harian bersama SARS bernama Ryan buatan DreamFace Technology.
“Sikap empati pada Ryan menggunakan algoritma pengenalan emosi multimodel dan sistem ekspresi emosi multimodel,” kata Hojjat Abdollahi dan tim penelitinya.
"Menggunakan modalitas input yang berbeda untuk emosi, ekspresi wajah dan sentimen ucapan. Ryan yang empatik mendeteksi keadaan emosional pengguna dan menggunakan manajer dialog afektif untuk menghasilkan respons,” tambah Abdollahi.
Selama percobaan, 10 lansia diminta untuk berinteraksi dengan Ryan dua kali seminggu dan selama 15 menit, selama tiga minggu berturut-turut.
Para lansia diminta untuk menilai suasana hati mereka pada skala 0 hingga 10 baik sebelum dan sesudah mereka berinteraksi dengan Ryan. Selain itu, para peneliti mewawancarai peserta individu dan meminta mereka untuk menyelesaikan survei setelah menyelesaikan studi.
Ketika mereka menganalisis data yang mereka kumpulkan, Abdollahi dan rekan-rekannya menemukan bahwa pengguna telah mendapat manfaat dari interaksi dengan robot sosial empatik (SARS).
Di masa depan, temuan yang dikumpulkan oleh tim peneliti ini dapat membuka jalan bagi studi baru dengan sampel peserta yang lebih besar, menilai lebih lanjut efek kecerdasan emosional buatan pada bagaimana pengguna memandang robot sosial.
Selain itu, pekerjaan mereka dapat menginspirasi lebih banyak ahli robotika untuk mengembangkan teknik yang meningkatkan kemampuan robot bantu sosial untuk mengukur emosi manusia dan menyesuaikan ekspresi wajah atau gaya interaksi mereka.