SUKABUMIUPDATE.com - Kelangkaan minyak goreng masih terjadi di sejumlah kecamatan di Pajampangan, Kabupaten Sukabumi. Seperti di Desa Tamanjaya, Kecamatan Ciemas, pada Senin, 21 Februari 2022, ini sejumlah warga rela mengantre di salah satu mini market demi memperoleh komoditas tersebut.
"Masih susah cari minyak goreng, sampai harus antre di salah satu mini market Tamanjaya," kata Eneng Lisnawati (31 tahun) kepada sukabumiupdate.com, Senin, 21 Februari 2022, warga sekitar yang menjalani usaha warung nasi di Desa Tamanjaya.
Kata Eneng, stok minyak goreng di mini market tempatnya membeli masih tersedia. Tetapi, pembeli dibatasi yakni satu orang hanya boleh membeli 2 liter minyak goreng kemasan seharga Rp 28 ribu (1 liter Rp 14 ribu). Dia pun antre di mini market itu sejak sekira pukul 10.30 WIB dan harus menunggu beberapa lama.
"Saat ini masih ada yang antre, tapi sebagian sudah pulang," ucapnya menjelaskan. "Sangat susah mendapatkan minyak goreng. Bukan hanya persoalan harga, tapi kelangkaannya. Ini sangat berpengaruh bagi pelaku usaha kecil seperti saya," kata Eneng.
Eneng yang menggantungkan usahanya terhadap ketersediaan minyak goreng, mau tidak mau membeli minyak goreng kemasan di pasar tradisional ketika tidak ada di mini market, meski harganya mencapai Rp 20 ribu per liter dan langka ditemukan. "Susah (berjualan), soalnya sehari-hari yang dipakainya minyak," katanya.
Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan pihaknya akan mendistribusikan 30 juta liter minyak goreng yang baru mereka terima dari pemerintah pusat ke seluruh kota dan kabupaten di Jawa Barat.
"Jabar sudah didrop 30 juta liter oleh pemerintah pusat, sedang kami atur pembagiannya," kata dia seusai operasi pasar murah minyak goreng di Desa Cintaratu, Parigi, Kabupaten Pangandaran, Ahad, 20 Februari 2022, dikutip dari Antara lewat suara.com.
Pusat distribusi 30 juta liter minyak goreng ini berada di satu daerah yang mewakili beberapa daerah. "Pusat distribusinya per wilayah. Untuk Pangandaran pusat distribusinya ada di Tasikmalaya. Jadi nanti kalau ada apa-apa bisa diselesaikan lewat manajemen di Tasikmalaya," ucap Emil.
Pihaknya pun segera mendistribusikan minyak goreng ke masyarakat melalui sejumlah operasi pasar. Emil mengatakan akan terus menyampaikan aspirasi masyarakat bila masih terdapat kelangkaan minyak goreng. "Kami selesaikan dengan cepat, kewenangan saya sampai operasi pasar saja," ujarnya.
Menurut dia, kelangkaan dan harga mahal minyak goreng tak hanya terjadi di Jawa Barat, namun juga di sebagian besar wilayah Indonesia. Emil berharap, permasalahan minyak goreng bisa tuntas sebelum memasuki bulan Ramadan. "Jadi ini adalah masalah secara nasional. Jangan sampai nanti menjelang Lebaran ada kelangkaan yang membuat masyarakat resah," katanya.