SUKABUMIUPDATE.com - Awan cumulonimbus adalah salah satu hal yang paling dihindari di dalam dunia penerbangan dan dianggap cukup membahayakan saat pesawat terbang. Awan jenis ini merupakan awan rendah namun membahayakan.
Melansir dari tempo.co, awan cumulonimbus adalah jenis awan kumulus yang bercampur dengan badai guntur dan hujan lebat. Awan ini merupakan variasi dari nimbus, atau awan yang mengandung presipitasi atau kondensasi uap air di atmosfer.
Awan ini mendominasi wilayah Indonesia yang termasuk wilayah dengan banyak uap air. Bila musim hujan, uap air ini akan bertambah lebih banyak lagi.
Dikutip dari situs Universe Today, awan cumulonimbus terbentuk di bawah 20.000 kaki dan relatif dekat dengan tanah. Karena itulah awan ini memiliki begitu banyak kelembapan. Awan ini juga dikenal sebagai petir dengan bentuk unik yang menyerupai jamur.
Awan cumulonimbus dianggap berbahaya karena mengandung arus listrik disertai golakan udara sangat dahsyat. Cumulonimbus ini juga dikenal sering menghasilkan kilat.
Hal ini disebabkan oleh tetesan terionisasi di awan yang saling bergesekan, sehingga muatan statis yang terbentuk menghasilkan kilat.
Dalam beberapa kasus, Thunderhead atau petir dengan energi yang cukup dapat berkembang menjadi supercell yang dapat menghasilkan angin kencang, banjir bandang serta banyak petir, bahkan beberapa dapat terjadi tornado.
Bahaya Awan Cumulonimbus
Hal itulah yang membuat awan cumulonimbus cukup berbahaya bagi penerbangan. Dirangkum dari situs SKYbrary, berikut ini adalah dampak berbahaya awan cumulonimbus bagi penerbangan bisa sebabkan:
- Turbulensi
- Gangguan listrik
Pesawat yang terbang di sekitar awan cumulonimbus mungkin mengalami gangguan listrik yang dapat mempengaruhi sistem komunikasi dan navigasi.
Fenomena listrik ini dikenal sebagai St Elmo's Fire, meski bukan ancaman terhadap penerbangan, fenomena ini merupakan indikasi aktivitas cumulonimbus di dekat pesawat. Jika demikian, pesawat berisiko terkena Petir.
1. Curah hujan
Hujan es dapat menyebabkan kerusakan struktural yang signifikan pada pesawat terbang. Curah hujan lainnya, seperti salju, hujan es, atau hujan, dapat mencemari permukaan lapangan terbang dan landasan pacu yang menimbulkan bahaya bagi pesawat yang mencoba lepas landas atau mendarat.
2. Cuaca ekstrem
Downdrafts parah, microbursts dan awan corong seperti Tornado, juga merupakan fitur yang ditimbulkan oleh awan cumulonimbus. Tentunya, hal ini sangat berbahaya bagi keselamatan penerbangan.
souce: tempo.co