SUKABUMIUPDATE.com - Kosmetik atau riasan wajah dipakai untuk menunjang penampilan, bahkan bisa meningkatkan rasa percaya diri seseorang.
Dengan memakai kosmetik, permasalahan pada kulit bisa tersamarkan. Sehingga bisa membuat wajah terlihat lebih segar, dan menciptakan tampilan wajah yang lebih menarik.
Sekarang ini pemilihan kosmetik lebih bervariatif, dari mulai jenis dan harganya. Produksi lokal pun kini tidak kalah bagus kualitasnya dengan merk luar.
Walau demikian, ternyata masih ada saja orang yang memilih kosmetik dengan beberapa kandungan yang justru dapat merusak kulit.
Apalagi jika produk tersebut hadir dengan klaim yang dapat mengatasi beribu permasalahan kulit, dan bisa didapatkan dengan harga murah. Beberapa orang cenderung tergiur dengan penawaran ini.
Tanpa memperhatikan dengan pasti, keabsahan dan komposisi yang terdapat dalam kosmetik tersebut.
Oleh sebab itu, penting untuk diketahui bahan apa saja dalam kosmetik yang bisa menjadi pemicu kerusakan kulit. Yuk ladies, simak penjelasannya sampai habis.
1. Paraben
Paraben umumnya digunakan dalam produk kosmetik sebagai bahan pengawet, agar ketahanan penyimpanannya bisa memiliki waktu lebih lama.
Penggunaannya dalam kosmetik masih menimbulkan pro dan kontra, karena bagi sebagian orang pemakaian produk berbahan paraben dalam intensitas tertentu dapat membuat kulit menjadi sangat kering, sampai iritasi.
2. Merkuri
Kalau bahan yang satu ini, penggunaannya jelas dilarang dalam produk kosmetik, dan hanya diperbolehkan pada dua tipe saja yaitu, kandungan tidak melebihi 0,007% serta hanya pada produk riasan mata saja.
Hal itu mengacu pada UU Peraturan Menteri Kesehatan No 175 tahun 2010 tentang izin pembuatan kosmetik. Dan peraturan BPOM No HK.03.1.23.08.11.07517 tahun 2011.
BPOM lebih gencar dalam menarik peredaran kosmetik berbahaya sejak tahun 2016 termasuk yang mengandung merkuri.
Merkuri ini dapat diserap oleh pembuluh darah, meskipun pemakaiannya hanya di permukaan kulit. Dan dapat menyebabkan kanker, bila digunakan dalam jangka waktu panjang.
3. Zat Pewarna Sintetis
Zat pewarna sintetis yang biasa digunakan dalam produk kosmetik biasanya berasal dari minyak tar atau batubara.
Melansir dari halodoc, pemakaian bahan tersebut diduga dapat meningkatkan resiko iritasi pada kulit, bahkan dapat memicu kanker kulit.
Karena itu di beberapa negara seperti Eropa penggunaan bahan tersebut sudah dilarang peredarannya dalam produk kosmetik.
4. Fragrance atau Parfum
Penggunaan bahan parfum dalam produk kosmetik umumnya banyak dipakai bertujuan untuk meningkatkan kenyamanan bagi pengguna produk tersebut.
Parfum juga berfungsi menyamarkan aroma tidak enak yang ditimbulkan dari beberapa bahan lain yang ada dalam suatu produk.
Namun bagi sebagian orang, zat parfum dalam kosmetik dapat meningkatkan resiko iritasi pada kulit. Terutama bagi orang yang memiliki kondisi kulit sensitif.
Kondisi tersebut akan diperparah jika memiliki alergi terhadap zat parfum ini. Oleh sebab itu sebelum membeli atau menggunakan sebuah produk kosmetik, sebaiknya kenali terlebih dahulu kondisi kulit kamu dengan baik, yah ladies.
5. Triclosan
Bahan ini biasanya digunakan dalam produk perawatan kulit atau kosmetik yang berfungsi sebagai zat anti bakteri.
Meskipun fungsinya baik dalam menjaga produk agar terhindar dari jamur dan bakteri, namun hal itu justru dapat menyebabkan mikroorganisme lebih resisten atau bertahan lebih lama.
Hal itulah yang dapat memicu permasalahan pada kulit seperti, merusak jaringan keseimbangan kulit.
Bahkan dalam pemakaian jangka panjang dapat menyebabkan gangguan hormonal, hingga fungsi otot yang terganggu. Karena zat tersebut dapat diserap pembuluh darah.
6. Timbal
Timbal merupakan salah satu bahan berupa zat logam yang biasa digunakan dalam produk kosmetik bibir.
Penggunaan kandungan ini dapat meningkatkan resiko seperti keracunan, hingga kerusakan ginjal.
Terutama bagi ibu hamil, bahan timbal berkadar tinggi dapat memicu resiko bayi terlahir prematur. Atau bahkan keguguran.
7. Hidroquinon
Hidroquinon dalam dalam kosmetik ataupun perawatan kulit kerap digunakan sebagai zat yang berfungsi untuk mengurangi melanosit, atau sel yang yang memproduksi melanin.
Penggunaan tersebut harus berdasarkan pengawasan ahli profesional, seperti dokter. Karena pemakaiannya tidak boleh melebihi dari 2%.
Serta tidak dianjurkan untuk pemakaian jangka panjang, karena dapat merusak keseimbangan fungsi melanin dalam menjaga pemerataan warna kulit.
Kerusakan kulit yang timbul akibat penggunaan hidroquinon berkepanjangan antara lain, timbulnya bercak hitam kebiruan pada kulit.
8. Formalin
Formalin ini ini umumnya digunakan sebagai pengawet untuk jenazah. Namun beberapa produsen yang tidak bertanggung jawab memakai bahan tersebut dalam produk kosmetik.
Bahan tersebut mengandung zat karsinogen atau zat yang dapat memicu terjadinya kanker. Apabila digunakan dalam waktu lama, tentunya akan menimbulkan kerusakan kulit hingga meningkatkan resiko terkena kanker kulit.
Itulah delapan kandungan dalam kosmetik yang dapat menyebabkan kerusakan kulit. Jadi, sebaiknya teliti kembali kandungan apa saja yang ada dalam kosmetik yang akan kamu gunakan.
Jangan sampai kamu tergiur dengan harga terjangkau dan klaim yang menjanjikan, atau jika kamu merasa ragu sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan para ahli.
Karena jika kulit sudah terlanjur rusak, tentunya kamu akan perlu mengeluarkan biaya lebih besar untuk memulihkannya. Jadi, lebih waspada lagi, ya ladies.
Writer: Fira Alfi Syahrin